[RH] ADAKAH ALLAH DIHORMATI

boats at wntr Copy

“Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Matius 22:37-39).

[AkhirZaman.org] Saya bertanya kepada kamu yang menikmati kesenangan dalam persekutuan-persekutuan ini, yang suka berkumpul untuk percakapan yang menggelitik telinga dan kepelesiran serta pesta pora, Adakah kamu menghormati Yesus di tempat itu? 

Apakah kamu berupaya untuk menyelamatkan jiwa teman-temanmu? ltukah tujuan persekutuanmu dengan mereka? Apakah mereka melihat dan merasa bahwa di dalammu ada suatu persekutuan yang hidup akan Roh Kristus? Apakah ltu menyatakan bahwa kamu adalah suatu kesaksian bagi Kristus, bahwa kamu milik suatu umat yang lstimewa, yang bersemangat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang baik’? Apakah ini menunjukkan bahwa kehidupanmu diperintah oleh peraturan-peraturan Ilahi, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37), dan, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 19:19)? Untuk berbicara kepada banyak hati dan banyak hati nurani dari orang-orang yang siap untuk binasa, adalah di luar kemampuan orang yang tidak menyerahkan dirinya sendiri sepenuhnya bagi Kristus. Tetapi apakah kefasihan dan kehangatan pembicaraanmu menunjukkan bahwa perhatianmu terpusat? 

Dalam perhimpunan-perhimpunan ini apa pokok-pokok pembicaraan yang menyenangkan? Apa tema-tema yang menggairahkan minat dan memberikan kesenangan? Bukankah itu kepuasan perasaan—makan dan minum dan mencari kesenangan? Kristus tidak hadir dalam perkumpulan-perkumpulan ini. Tidak ada hubungan yang dibuat terhadap Dia. Persahabatan-Nya tidak diinginkan. Di manakah dan kapankah Allah dihormati oleh persekutuan-persekutuan yang sepertl itu? Di manakah di dalamnya jiwa ltu mendapatkan keuntungan sedikit? Jika kamu tidak mempengaruhi teman-temanmu bagi kebaikan, bukankah mereka sedang mempengaruhi kamu bagi yang jahat’? Apakah itu akan mengesampingkan lampu kehidupan, firman Allah itu, dan bergabung dengan bebas bersama anggota persekutuan-persekutuan ini, dan menjadi sama dengan mereka? Apakah kamu mengira kamu bisa mendapatkan suatu hal untuk memuaskan jiwa yang lapar terpisah dari kebenaran dan kebaikan Allah‘? Akankah mereka yang mengaku percaya kebenaran masa kini merasa betah dalam suasana seperti itu, ketika Allah tidak berada di dalam pikiran-pikiran mereka?

(2 SM 125, 126)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *