[RH] MENGABDI KEPADA DUA TUAN

flowers of app Copy

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan; karena jika demikian ia akan membenci yang seorang, dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon”(Matlus 6:24).

[AkhirZaman.org] Antara orang duniawi dan orang yang setia melayani Allah, terbentang suatu jurang pemisah besar. Pada pokok-pokok yang paling penting—Allah dan kebenaran dan keabadian—pikiran dan simpati serta perasaan mereka tidak selaras. Suatu kelompok sudah masak seperti gandum bagi penuai Allah, yang lainnya adalah jelai-jelai yang siap untuk dibakar sampai musnah. Bagaimana bisa ada persatuan maksud atau tindakan di antara mereka?

“Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia ini adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini ia menjadikan dirinya musuh Allah” (Yakobus 4:4). “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan; karena jika demikian ia akan membenci yang seorang, dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24). Tetapi kita akan berhati-hati terhadap pemanjaan suatu roh prasangka dan tidak bertoleransi. Kita tidak akan bertahan untuk berpisah dari orang-orang lain dalam suatu roh yang kelihatannya berkata, “Jangan datang dekat kepadaku; aku lebih kudus daripadamu.” Janganlah tutup dirimu dari rekanmu sesama manusia, tetapi berusahalah untuk memberikan kepada mereka kebenaran yang berharga yang sudah memberkati hatimu. Biarlah hal ltu merupakan manifestasi bahwa yang merupakan milikmu adalah agama kasih.

 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Matius 5:16). Tetapi jika kita adalah orang-orang Kristen, dengan memiliki Roh-Nya yang telah mati untuk menyelamatkan banyak orang dari dosa-dosa mereka, kita akan mengasihi jiwa-jiwa sesama kita manusia dengan terlalu baik untuk menyetujui hura-hura berdosa mereka melalui kehadiran kita atau pengaruh kita. Kita tidak boleh menyetujui jalan mereka oleh bersekutu dengan mereka, dengan mengambil bagian dalam pesta pora dan konsili-konsili mereka, di mana Allah tidak hadir. Arah yang seperti itu, yang adalah jauh dari menguntungkan mereka, hanya akan menyebabkan mereka meragukan kenyataan agama kita. Kita akan menjadi terang yang palsu, oleh teladan kita membawa jiwa-jiwa kepada kehancuran.

 

(SM 127,128)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *