Kusta Rohani. Bag. 1

AkhirZaman.org: Kusta Rohani. Apa itu Kusta?  Kusta adalah penyakit menular yang menyebabkan luka parah pada kulit dan kerusakan saraf di lengan, kaki, serta area kulit di sekitar tubuh. Jika tidak diobati, kusta dapat menyebabkan cacat parah bagi pengidapnya. Kusta menjadi salah satu penyakit tertua yang tercatat dalam sejarah.
Dari semua penyakit yang dikenal di timur, penyakit kusta adalah yang paling menakutkan. Sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan menular dan dampak yang mengerikan bagi penderita, dapat menyerang seseorang pemberani sekalipun dengan ketakutan. Kusta dapat dilihat sebagai simbol dari dosa. [HLv 169.1]
Seperti seorang yang sudah mati, seorang kusta akan disingkirkan dari tempat kediaman manusia. Apapun yang dia sentuh adalah najis (unclean). Udara dipolusikan oleh nafasnya. Seorang yang disangka menderita kusta harus menunjukkan diri mereka kepada Imam-imam. Dia akan ditinggalkan kepada asosiasi dengan mereka yang memiliki penderitaan yang sama. Hukum ini tidak dapat diubah. Bahkan Raja-raja dan pemimpin-pemimpin tidak terkecuali. [HLv 169.2]
"Begitu pula dengan kusta yang merupakan dosamematikan, mustahil untuk dibersihkan oleh kuasa manusia.”...  Siapa saja yang mau jatuh di bawah kaki-Nya, dan berkata dalam iman, “Tuhan jika Engkau mau, Engkau akan mentahirkan aku,” akan mendapat jawaban, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” [HLv 172.3]
Kusta itu melambangkan dosa, yang mempunyai ciri-ciri :
1. Tidak dapat disembuhkan
2. Menular.
3. Dampak yang mengerikan bagi penderita yaitu kematian.
Begitupula dengan dosa, memiliki ciri-ciri yang sama : Tidak dapat disembuhkan, menular, dan "upah dosa adalah maut." (Roma 6:23)
Kenapa ada Penyakit Kusta?
Raja Uzia: 
Selama beberapa tahun raja Uzia telah memimpin secara bijaksana daerah Yudea dan Benyamin. Dia membangun kembali dan membentengi kota, dan kekayaan dari negeri itu mengalir sampai ke Yerusalem. Kemakmuran Uzia “...termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh. Karena ia ditolong dengan ajaib sehingga ia menjadi kuat.” II Tawarikh 26:15. [RR 112.1]
Walaupun memiliki kemakmuran di bagian luar, namun kuasa spiritual tidak menyertai kemakmuran itu. Pekerjaan di kaabah dilanjutkan, dan Orang-orang banyak berkumpul untuk menyembah Allah yang hidup, tetapi kesombongan dan formalitas mengambil tempat dari kerendahan hati dan kesungguh-sungguhan. 
Mengenai Uzia alkitab mengatakan, “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati, ia melakukan hal yang merusak, karena dia telah melanggar kepada Tuhan Allahnya..." Ayat 16. Dalam melanggar perintah yang jelas, raja itu memasuki kaabah “untuk membakar dupa di altar.” Azarya imam besar dan yang lainnya menegurnya: “Kamu telah berdosa!” mereka berkata kepadanya. “Kamu tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini.”[RR112.2]
Kusta Rohani
Raja Uzia hanya memiliki kemakmuran secara badani, tetapi miskin akan kerohanian, Akibat dari pelanggarannya akan perintah Tuhan dia terkena Kusta sampai mati.
Uzia dipenuhi dengan kemarahan karena ditegur. Tetapi dia tidak diizinkan untuk mencemari kaabah melawan mereka yang bersatu dalam tanggung jawab. Sementara berdiri disana melakukan perlawanan, dia terkena kusta. Sampai hari kematiannya dia tetap menderita kusta, ini adalah contoh dari Alkitab betapa bodoh serta cerobohnya seseorang yang meninggalkan suatu perintah yang jelas “Inilah Firman Tuhan.” [RR 112.3]
Raja Uzia hanya memiliki kemakmuran secara badani, tetapi miskin akan kerohanian. Sehingga dalam peribadatan pun hanya untuk kebanggaan diri dan fomalitas, roh kerendahan hati dan kesungguh-sungguhan telah hilang daripadanya. Karena inilah dia melanggar akan perintah Tuhan yang sangat jelas. Akibat dari pelanggarannya akan perintah Tuhan dia terkena Kusta sampai mati.
Begitupula dengan dosa, banyak yang kaya secara badani, seperti Uzia tidak menyadari kemiskinan akan kerohanian sehingga karena kesombongan keberhasilan dalam duniawi, membuat perintah-perintah Tuhan yang jelas sesuai dengan pikiran dan hikmatnya sendiri. Orang-orang yang mempunyai pelanggaran atau dosa maupun melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan akan menerima upah dosa yaitu kematian kekal (Wahyu 20:14)
Siapakah Naaman? Sekarang, Naaman panglima pemimpin dari raja Siria, adalah seorang yang hebat bagi rajanya, dan sangat terhormat, karena melalui Naaman Tuhan telah membawa kebebasan kepada Siria: dia juga seorang yang gagah berani, tetapi dia adalah seorang kusta [PK 244.1]
Naaman adalah seorang yang terkenal di Siria, tetapi dia menderita kusta. Kesimpulan dari dua cerita penderita kusta, kusta banyak diderita oleh Orang-orang yang tinggi kedudukannya serta tinggi hatinya.
Apa sifat dari Naaman Penderita Kusta?
Naaman orang Siria menghina nabi Tuhan sebagaimana seperti dia bisa disembuhkan dari penyakit kustanya. Dia tidak mau untuk pergi dan mandi di Yordan sebanyak tujuh kali (tidak mau menurut kepada perintah Tuhan melalui Nabi [II Raja-raja 5:11,12]) 
Mengapa Naaman tidak secara langsung mengikuti perintah dari Elisa, nabi Tuhan? Mengapa dia menolak melakukan seperti apa yang diperintahkan Elisa? Dia pergi kepada hamba-hambanya, bersunggut-sunggut. 
Dengan sakit hati dan kecewa dipenuhi dengan geram, dan amarah menolak untuk mengikuti perintah sederhana yang dikeluarkan oleh nabi Tuhan. “Saya pikir.” Katanya, “dia akan keluar kepada saya, dan berdiri, dan dalam nama Tuhan, Allahnya dan mengadahkan tangannya di tempat tersebut, dan menyembuhkan kustaku.” Bukankah Abana dan Pharpar, sungai dari Damascus, lebih baik dari sungai-sungai di Israel? Dapatkah saya mandi disana, dan sembuh? Lalu dia pergi dalam kemarahan.”
Hambanya berkata kepada nabi Elisa: “Tuanku, jika nabi telah menyuruh engkau untuk melakukan hal yang besar, bukankah engkau akan melakukannya? bagaimana bila dia menyuruh engkau, mandi, dan menjadi bersih?  Betul, orang besar ini (Naaman) menyadari bahwa untuk mandi ke sungai Yordan akan merendahkan martabatnya. Sungai-sungai di wilayahnya yang telah dia sebutkan dan dikelilingi oleh pohon-pohon dan semak belukar yang indah, dan berhala-hala ditempatkan di semak belukar ini. 
Banyak orang yang datang ke Sungai-sungai ini untuk menyembah berhala ilah mereka; oleh karena itu tidak akan membuat dia untuk merendahkan diri. Tetapi dengan mengikuti petunjuk spesifik dari nabi akan merendahkan kesombongan hatinya dan roh keangkuhan. Bersedia untuk menurut akan membawa kepada hasil yang memuaskan. Naaman mandi, dan dia menjadi sembuh. [2T 309.2]
Sifat dari penderita kusta (dosa):
1. Tidak mau menurut perintah Nabi Tuhan secara langsung. (menolaknya)
2. Bersunggut-sunggut
3. Sakit hati, kecewa, geram, penuh dengan amarah mendengar pekabaran Tuhan.
4. Ingin menggunakan cara sendiri untuk sembuh (selamat)
5. Menggangap perintah Tuhan susah
6. Dipenuhi dengan rasa sombong dan keanggkuhan diri
Berlanjut...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *