RUU larangan ‘terapi penyembuhan gay’ disetujui Parlemen Israel

parlement

[AkhirZaman.org] Anggota parlemen Israel mengambil langkah untuk melarang praktik terapi ‘konversi gay’ yang biasanya dilakukan oleh psikolog.

Rancangan undang-undang ini diloloskan di tingkat pertama di parlemen, sesudah dua partai koalisi pemerintahan bersatu dengan pihak oposisi mendukung RUU tersebut.

Tahun lalu, menteri pendidikan Israel ketika itu mendukung terapi tersebut, yang memicu kontroversi.

RUU ini berpotensi mendatangkan krisis politik, terutama karena partai-partai agama di Israel tak menyukainya.

Sesudah pemungutan suara, ultra-Orthodox United Torah Judaism (UTJ), yang merupakan bagian dari pemerintahan nasional, mengancam akan mengusulkan RUU lain yang tak disukai oleh sesama anggota koalisi.

RUU ini harus melalui dua tahapan sidang sebelum disahkan menjadi undang-undang.

Istilah ‘terapi konversi’ atau penyembuhan mengacu pada segala bentuk perlakuan atau psikoterapi yang bertujuan mengubah orientasi seksual seseorang atau menekan identitas gendernya.

Parade gay tetap digelar di Israel pada Juni lalu walaupun skalanya kecil karena pandemi Covid-19.

Praktik ini ditentang luas karena dianggap tidak memiliki landasan logika, etika maupun moral.

Sebelumnya, pada minggu ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk metode itu ‘sangat mengerikan’ dan berencana untuk melarangnya di seluruh Inggris Raya.

‘Salah sejak semula’
Pemimpin Partai Meretz, partai oposisi, Nitzan Horowitz, yang ikut merancang undang-undang itu mengatakan ini menandai ‘perubahan historis’ di Israel.

Pemimpin koalisi Biru Putih dan Perdana Menteri Bayangan Benny Gantz menyambut baik hasil ini.

“Terapi konversi salah sejak semula dan tempatnya ada di luar hukum dan norma publik,” cuitnya di Twitter.

“Kami akan memastikan semua orang dengan segala macam latar belakang dan orientasi seksual di Israel punya kebebasan dan keamanan terhadap identitas mereka,” katanya lagi.

Israel tercatat yang paling progresif sikapnya terhadap LGBTQ di kawasan Timur Tengah.

Tahun lalu, menteri pendidikan saat itu Rafi Peretz memicu kontroversi ketika ia secara terbuka mendukung terapi penyembuhan gay.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut pernyataan itu “tak bisa diterima”.

Israel merupakan negara yang paling progresif sikapnya terhadap LGBTQ di kawasan Timur Tengah sekalipun adanya oposisi yang kuat dari kelompok konservatif di masyarakat negara itu.

LGBTQ dilindungi oleh undang-undang antidiskriminasi serta memiliki hak adopsi serta pewarisan, juga dibolehkan masuk ketentaraan sejak tahun 1993.

Israel memiliki rekor dalam jumlah anggota parlemen yang secara terbuka menyatakan diri homoseksual, dan tahun lalu mengangkat menteri homoseksual pertama.

Sumber:https://bbc.in/2BBDjPC

Satu gambaran nyata yang mengerikan tentang dunia ini telah ditunjukkan. Kebejatan moral merajalela di mana-mana dan belum pernah kejahatan itu mengangkat kepalanya dengan keberanian yang sama seperti sekarang ini. 

Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal  sebagai peringatan kepada semua orang. (Yudas 1:7)

Oleh karena itu sesuatu yang salah haruslah tetap dinyatakan salah, bukan untuk dikompromikan supaya bisa diterima oleh manusia namun tidak di hadapan Tuhan.

“Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (1 Korintus 6:9,10).

“Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan. (Amsal 4:26,27).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *