Ketika Sebuah Negara Mengalami Resesi

rupiah

[AkhirZaman.org] Pasar keuangan Indonesia berakhir merah pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, sampai harga obligasi pemerintah semuanya melemah.

Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi 0,47%. Laju IHSG lumayan labil, keluar-masuk zona merah dan hijau.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,43% di perdagangan pasar spot. Sempat dibuka stagnan, rupiah tidak mampu bertahan sehingga melemah sepanjang hari.

Sedangkan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun naik 3,4 basis poin (bps). Kenaikan yield menandakan harga instrumen ini sedang melemah karena tekanan jual.

Ya, investor memang sedang ogah bermain di sekitar aset-aset berisiko. Penyebabnya adalah kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali meluas.

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 21 Juni adalah 8.708.008 orang. Bertambah 183.020 (2,15%) orang dibandingkan hari sebelumnya.

Tambahan 183.020 dalam sehari kasus menjadi rekor tertinggi sejak WHO mendokumentasikan kasus corona pada 21 Januari. Sementara pertumbuhan 2,15% menjadi laju paling cepat sejak 18 Juni.

Padahal dunia masih merasakan euforia setelah pemerintahan di berbagai negara melonggarkan pembatasan sosial (social distancing). Masyarakat yang selama berbulan-bulan #dirumahaja kini mulai bisa kembali beraktivitas meski harus mematuhi protokol kesehatan.

Namun kehidupan normal yang baru (new normal) ternyata membawa konsekuensi peningkatan penularan virus corona. Maklum, virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini akan semakin mudah menular ketika terjadi peningkatan interaksi dan kontak antar-manusia.

Oleh karena itu, muncul kekhawatiran bahwa jikalau kasus corona terus bertambah dalam jumlah yang signifikan, maka social distancing akan kembali diketatkan. Masyarakat kudu kembali ke rumah. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Aktivitas publik menjadi sangat terbatas, bahkan boleh dibilang hampir mati suri.

Ketika aktivitas sangat terbatas, maka sama saja menghentikan laju roda perekonomian. Harapan new normal akan membawa pemulihan ekonomi mulai paruh kedua 2020 menjadi buram. Ketidakpastian masih sangat tinggi, karena ada risiko social distancing kembali digalakkan.

Semakin lama orang-orang berdiam di rumah, maka resesi hampir pasti berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Hampir mustahil ekonomi dunia melesat pada 2021 kalau social distancing diketatkan lagi.

Persepsi semacam ini yang kemudian menbuat pelaku pasar bakal bersikap wait and see. Lebih baik menunggu terlebih dulu sampai ada kejelasan lebih lanjut, jangan melakukan apa-apa sampai ada kepastian.

https://bit.ly/37WF85x

Ketika sebuah daerah atau negara mengalami krisis ekonomi atau ekonomi yang tidak stabil, hal ini dapat memicu kekacauan, pemutusan kontrak kerja yang begitu besar, sehingga hal ini dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan, kekhawatiran bahkan dapat meningkatkan kriminalitas. Lalu apa nasehat firman Tuhan bagi umat-umatNya? “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.” 1 Petrus 5:7.

Tuhan menjanjikan sebuah perlindungan kepada semua umat manusia ataukah ada sesuatu yang Tuhan mau sampaikan kepada kita? “Carilah Tuhan, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukumNya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan.” Zefanya 2:3.

Bilamana pada waktu-waktu yang lalu kita telah meninggalkan Tuhan Allah atau melupakan Dia untuk sesaat, maka biarlah dalam hal ini kita diingatkan untuk kembali mencariNya dan menjalankan apa yang menjadi perintahNya. Perlindungan dan kekuatan umat manusia hanyalah dapat diperoleh melalui Dia saja sebagaimana tertulis dalam firmanNya. “Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Aku.” Mazmur 50:15. “Akulah Tuhan, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia.” Yehezkiel 20:19. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.” Matius 24:35.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *