[RH] MENGALAHKAN SIFAT MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

mementingkan diri

Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. I Korintus 10:33.

[AkhirZaman.org] Di dalam hati banyak orang terdapat satu unsur yang mementingkan diri sendiri yang melekat pada diri mereka sama seperti penyakit kusta. Mereka terlalu mengikutkan keinginan mereka, kesenangan dan kenikmatan mereka sendiri, sehingga mereka tidak merasa bahwa orang lain mempunyai tuntutan pada mereka. Pikiran mereka, rencana dan usaha mereka adalah untuk diri mereka sendiri. Mereka hidup untuk diri sendiri, dan tidak memupuk rasa kesediaan berbuat baik dengan tulus hati, yang jika diperkembang akan bertambah-tambah kuat hingga hal itu kelak menjadi kesukaan mereka untuk hidup demi kebaikan orang lain. Sifat mementingkan diri ini haruslah diteliti dan ditaklukkan, karena sifat itu adalah satu dosa yang mendukakan dalam pemandangan Allah. Mereka perlu mengembangkan perhatian yang lebih utama terhadap manusia;dan di dalam berbuat demikian, mereka membawa jiwa mereka ke dalam hubungan yang lebih erat dengan Kristus, dan akan dipenuhi dengan Roh Kudus, sehingga mereka dapat setia kepadaNya dengan ketekunan yang begitu kuat yang tidak dapat menceraikan mereka dari kasihNya.

Pengalaman orang yang seharusnya tidak patut ditiru adalah pengalaman yang memendamkan rasa belas kasihannya di dalam hatinya sendiri. Mereka yang menghasilkan hidup yang paling baik, yang merasa kepuasan yang amat menyenangkan adalah mereka yang menerima untuk memberi. Mereka yang hidup untuk diri sendiri senantiasa kekurangan karena mereka tidak pernah merasa puas. Tidak ada kekristenan yang menutupkan rasa simpati di dalam hati yang mementingkan diri sendiri. Kita harus membawa tabiat yang cerah dan berkat ke dalam hidup orang lain. Tuhan telah memilih kita sebagai saluran-saluran untuk memberikan berkat-berkatNya.

Waktunya akan datang bilamana bumi akan diguncang ke sana ke mari dan goyang seperti gubuk yang ditiup angin. Akan tetapi pikiran, maksud, tindak-tanduk pekerja-pekerja Allah, meskipun sekarang tidak tampak, akan tampak pada hari besar yang terakhir dalam pembalasan. Hal-hal sekarang yang dilupakan kemudian akan tampak sebagai kesaksian, apakah akan mengukuhkan ataukah menghukumkan. Kasih, kesopanan, pengorbanan diri sendiri-semuanya ini tak pernah  akan hilang. Bilamana umat pilihan Allah diubahkan dari peri yang akan binasa menjadi tidak akan binasa, perkataan dan perbuatan mereka yang baik itu akan dinyatakan dengan jelas, dan akan terpelihara sepanjang zaman yang kekal. Tidak ada perbuatan pelayanan yang tidak mementingkan diri sendiri, meskipun hal itu kecil atau sederhana, yang akan hilang. Melalui jasa kebenaran Kristus yang dihisabkan, perkataan dan perbuatan harus semerbak yang demikian itu dipelihara sampai selama-lamanya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *