Fenomena Gerhana Bulan Total Patahkan Dongeng Bumi Datar

[AkhirZaman.org] Berdasarkan perhitungan astronomis, Rabu (31/1/2018), seluruh wilayah Indonesia dapat menikmati fenomena gerhana bulan total (GBT). Proses gerhana bulan total tersebut dimulai pukul 17.51-23.08 WIB.

Sehubungan dengan fenomena alam itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, belum lama ini membuat sebuah postingan berbau “kritik”. Melalui blog pribadinya yang diunggah pada 28 Januari 2018, Djamaluddin menuliskan bila gerhana bulan total merupakan bukti bahwa bumi itu bulat.

“Gerhana bulan, seperti yang terjadi pada 31 Januari 2018, membuktikan bahwa bumi bulat. Bayangan gelap yang jatuh pada purnama adalah bayangan bumi,” ungkapnya dalam blog.

Lebih jauh dikatakan, bayangan gelap pada proses gerhana berbentuk melengkung yang mengindikasikan bulatnya bumi. Skematik astronomis menjelaskan kejadian gerhana bulan terjadi akibat bulan memasuki bayangan bumi. Bayangan bumi terjadi karena cahaya matahari terhalang oleh bumi.

Masih dalam blog-nya, dia menuturkan, kejadian gerhana juga bisa diprakirakan dengan baik waktu dan prosesnya. Hal itu didasarkan pada model saintifik sistem bumi-bulan-matahari.

Bulan mengitari bumi. Bumi bersama bulan mengitari matahari. Cahaya purnama disebabkan oleh pantulan cahaya matahari. Namun pada saat tertentu, bulan memasuki bayangan bumi ketika matahari-bumi-bulan dalam posisi segaris. “Saat itulah terjadinya gerhana yang bisa kita amati,” jelasnya.

Djamaluddin pun menegaskan, para penggemar dongeng bumi datar tidak bisa menjelaskan fenomena gerhana bulan secara logis. Waktu kejadian gerhana dan prosesnya tidak bisa mereka jelaskan lantaran dongeng bumi datar tidak menggunakan sains.

Walau mereka mengklaim melakukan kegiatan yang mereka sebut “penelitian”. “Kejadian gerhana bulan adalah pukulan telak yang membantah dongeng bumi datar,” pungkasnya.

https://goo.gl/RwKotT

Apapun pendapat manusia dari diri mereka sendiri mengenai bumi serta berasumsi bahwa bumi ini datar bagaikan sebuah piring makan yang bisa saja telah membohongi sebahagian penduduk bumi ini, namun alam menyatakan kemuliaan Penciptanya yang tidak dapat bersaksi dusta.

Sebagaimana bulan dan matahari terlihat bulat berputar pada porosnya, demikianlah bumi ini berbentuk yang sama.

“Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman; Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?”

Yesaya 40:22 ; 66:1

(Ezr.th)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *