[RH] Sekolah Gereja Versus Kepemimpinan Lemah dalam Keluarga

-Beautiful-Green- Copy

“Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana!” (Mazmur 144: 12).

[AkhirZaman.org] lni adalah suatu sanatorium, dan sanatorium harus menunjukkan suatu pengaruh yang setinggi mungkin baik di dalam dan maupun ke luar. Selanjutnya, jika mereka melihat anak-anak yang datang ke sana—dengan pandangan yang dalam, penglihatan yang tajam, sekadar menggeluyur tetapi tidak berbuat apa-apa, salah tuntun masuk ke dalam, dan semua hal yang lainnya—bagi pengertian banyak orang yang hendak memelihara reputasi sekolah maka hal itu adalah menyakitkan. ltulah sebabnya, saya, oleh terang yang Allah sudah berikan kepada saya, [mengatakan bahwa] jika ada suatu keluarga yang tidak memiliki kesanggupan untuk mendidik, atau mendisiplin dan memerintah anak-anak mereka agar taat, maka hal terbaik adalah menolong mereka bagaimana membuat anak-anak itu supaya memiliki ketaatan.

Tempatkan anak-anak pada posisi di mana pun mereka diwajibkan untuk taat, karena ketaatan adalah lebih baik daripada pengorbanan. Perilaku yang baik harus dilaksanakan di setiap keluarga. Kita sedang mendidik anak-anak kecil milik Allah di rumah-rumah kita. Sekarang jenis pendidikan apa yang sedang kita berlkan kepada mereka? Bila itu di luar Firman, bukankah mereka akan hilang dan menjadi gegabah serta malas? Apakah ada suatu petunjuk yang berlebihan? Apakah terdapat hardikan dan kekhawatiran akibat para orangtua tidak memiliki kuasa untuk mengatur? Tuhan mau supaya kita menerapkan segala perkara oleh penuh pertimbangan. Setiap orangtua memiliki tanggung jawab untuk membuktikan: Bagaimana anak-anak saya? Di mana mereka? Apakah mereka sementara datang kepada Allah atau kepada yang jahat? Semua perkara ini akan dipertimbangkan. Firman itu berisi banyak perkara untuk disampaikan sehubungan dengan prinsip-prinsip utama yang akan dilaksanakan dalam melatih anak-anak, sejak masa bayi dalam buaian. Musuh ltu akan bertindak melalui anak-anak itu, terkecuali mereka didisiplin. Beberapa orang mendisiplin mereka. Jika sang ibu atau sang ayah tidak melakukannya, Setan yang melakukannya. Demikianlah bagalmana hal itu. la memiliki kendali. . . .

Saya tidak akan mengatakan sedemikian banyak sekarang, karena saya mau untuk mengerti apa yang akan saya bicarakan. Saya mau keberatan-keberatan ltu dimunculkan, mengapa anak-anak tidak boleh memiliki suatu pendidikan.

(3SM 217)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *