[RH] BIARKANLAH ALLAH BERTINDAK (1)

stacks Copy

“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” (Mazmur 37:5).

[AkhirZaman.org] Selanjutnya kepada saya ditunjukkan kasus yang lain. Kali ini tentang seorang wanita, kelihatannya ia menderita sakit parah. Seorang dokter berdiri di sampingnya, dan sementara memberikan obat, yang diambil dari suatu wadah, yang padanya tertulis: Opium. Pertama-lama keiihatannya obat ini mempengaruhi pemikiran, Ia berbicara dengan aneh, tetapi pada akhirnya diam dan tertidur. Perhatian saya diarahkan kepada kasus yang pertama, tentang seorang ayah yang teiah kehilangan istri dan dua anaknya. Sang dokter sedang berada di ruangan si putri yang sakit itu, dan berdiri di sebeiahnya. Kembali ia meninggaikan ruangan itu tanpa memberikan obat apa pun.

Sang ayah, ketika dokter itu ada keiihatannya sangat tergerak, dan ia pun dengan tidak sabar bertanya, “Apakah kamu tidak mau melakukan apa pun’? Apakah kamu bermaksud membiarkan putri saya meninggal? Sang dokter berkata,— “Saya sudah mendengar kisah menyedihkan perihal kematian istrimu yang dikasihi, dan kedua anakmu, dan sudah belajar langsung dari bibirmu bahwa ketiganya meninggal selagi dalam perawatan dokter, yang menerapkan obat-obat yang langsung diberikan oleh tangan mereka. Obat itu tidak bisa menyelamatkan orang-orang yang kamu kasihi, dan sebagai seorang dokter dengan khidmat percaya bahwa tidak satu pun dari mereka perlu, atau harus mati. Mereka bisa saja sembuh kalau saja mereka tidak diberikan obat yang membuat tubuh menjadi lemah oleh kesalahan, dan pada akhirnya hancur.” Dengan suatu keputusan ia berkata untuk menghasut sang ayah, “Saya tidak bisa memberikan obat kepada putrimu. Saya hanya akan mencari upaya untuk membantu tubuhnya dalam membuat upaya, oleh memindahkan setiap penghalang, dan selanjutnya membiarkan tubuhnya untuk bekerja sendiri untuk memulihkan energi-energi yang aus dari tubuhnya.” la memberikan kepada si ayah beberapa petunjuk yang ia harapkan supaya sang ayah lakukan dengan erat.

“Jauhilah si pasien dari rangsangan, dan setiap pengaruh yang menimbulkan tekanan. Kondisi-kondisinya seharusnya dibuat ceria dan berpengharapan. Ia seharusnya memakan makanan yang sederhana, dan biarlah ia diberikan banyak minum air yang murni. Mandikan dia dalam air yang lembut dan murni dan gosok dia perlahan-lahan. Biarlah sinar, dan udara, diizinkan dengan bebas masuk ke dalam ruangannya. la harus mendapatkan istirahat yang tenang, dan tanpa diganggu.” Sang ayah dengan perlahan-lahan membaca resep tersebut, dan ingin tahu beberapa petunjuk sederhana itu dalam hal isinya, dan kelihatannya meragukan setiap hasil baik yang mungkin muncul dari metode itu.

(2 SM 445, 446)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *