[RH] IBU SEBAGAI PEMBENTUK TABIAT ANAK

Beautifull Nature Wallpaper HD-22 Copy

“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-
tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup
juga di dalam dirimu” (2 Timotlus 1:5).

[AkhirZaman.org] Waktu sang ibu merupakan milik istimewa bagi anak-anak mereka. Mereka memiliki hak terhadap waktu sang ibu yang orang lain tidak miliki.

Ada banyak kasus di mana para ibu sudah melalaikan disiplin terhadap anak-anak mereka, karena hal tersebut membutuhkan terlalu banyak waktu mereka, waktu yang mereka pikir mereka harus luangkan dalam ruangan masak, atau dalam menyiapkan pakaian mereka sendiri, dan anak-anak mereka, menurut gaya, untuk menumbuhkan kebanggaan dalam hati yang masih muda itu. Dalam upaya membuat anak-anak itu supaya tidak gelisah, mereka sudah memberi anak-anak itu kue paslri, atau permen, hampir setiap jam sehari, dan perut mereka dipenuhi dengan makanan yang menyakitkan pada waktu yang tidak teratur.

Organ-organ pencernaan secara konstan dibebani, dan tidak diizinkan untuk beristirahat. Liver menjadi tidak aktif, darah menjadi tidak murni, dan anak-anak menjadi sakit, dan mengalami iritasi, karena mereka adalah para penderita yang nyata akibat tidak adanya pertarakan, dan adalah tidak mungkin bagi mereka untuk melakukan kesabaran. Para orangtua heran bahwa anak-anak itu lebih sulit dikendalikan daripada biasanya, ketika pada kebanyakan kasus pengaturan mereka yang jahat sudah menjadikannmereka demikian. Kualitas makanan yang mereka bawa ke meja, dan dorongan kepada anak-anak supaya mereka makan, secara tetap merangsang hawa nafsu hewan mereka, dan melemahkan kesanggupan-kesanggupan moral dan kecerdasan. Banyak anak yang menderita gangguan pencernaan yang parah pada masa muda mereka oleh karena arah yang salah yang orang tua mereka berikan kepada mereka pada masa kanak-kanak mereka. Para orangtua bertanggung jawab terhadap Allah karena melakukan hal yang seperti itu kepada anak-anak mereka.

Banyak orangtua yang tidak memberikan pelajaran pengendalian diri kepada anak-anak mereka. Mereka memanjakan selera membentuk kebiasaan anak-anak untuk makan dan minum, menurut kehendak mereka. . . . Kehendak mereka belum dibatasi dan mereka bertumbuh menjadi lebih dewasa, mereka bukan hanya memanjakan kebiasaan tidak bertarak yang umum, tetapi lebih jauh dalam kegemaran lainnya. Mereka memilih persekutuan mereka sendiri meskipun rusak. Mereka tidak bisa menghidupkan lebih lama batasan yang diberikan orangtua. Mereka memilih untuk kehilangan pengendalian terhadap hawa nafsu yang rusak itu, dan mereka memiliki sedikit perhatian terhadap kebaikan. lni alasan mengapa ada sedikit kemurnian dan nilai moral di antara orang-orang muda zaman sekarang, dan adalah alasan yang besar mengapa kaum pria dan wanita merasa berada di bawah tanggung jawab yang kecil untuk menyerahkan ketaatan kepada hukum Allah.

( 2 SM 454, 455 )

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *