[RH] ISTRI YANG BIJAK TERLEPAS DARI BENCANA

tulip Copy

“Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi istri yang berakal budi adalah karunia TUHAN” (Amsal 19:14).

[AkhirZaman.org] Jika sekiranya ibu-ibu ini telah melahirkan hanya sedikit anak, dan jika sekiranya mereka telah berhati-hati hidup dengan makanan yang akan, memelihara kesehatan jasmani, dan kekuatan mental, sehingga dengan demikian moral dan kecerdasan dapat berkuasa atas binatang, maka mereka dapat begitu rupa mendidik anak-anak mereka sehingga berguna, menjadi perhiasan yang cemerlang bagi masyarakat.

Jika sekiranya para orangtua pada generasi-generasi yang lampau, dengan keteguhan maksud, telah memelihara tubuh menjadi pelayan untuk pikiran, dan tidak mengizinkan kecerdasan diperbudak oleh hawa nafsu binatang, maka dalam zaman ini akan terjadi suatu ketertiban manusia yang berbeda di atas bumi. Dan jika sekiranya si ibu, sebelum melahirkan keturunannya, selalu memilikl pengendalian diri, sambil menyadari bahwa ia sedang memberikan cap tabiat kepada generasi yang akan datang, maka tabiat masyarakat tidak akan begitu merosot sebagaimana pada masa kini.

Setiap wanita, yang akan menjadi ibu, harus tetap mengupayakan tindak tanduk yang senang, gembira, merasa puas, sambil mengetahui bahwa untuk semua usahanya akan mendapat imbalan sepuluh kali lipal dalam hal iasmani, sebagaimana dengan tabiat moral keturunannya. Bukan ini saja. la dapat membiasakan dirinya berplkir gembira, dan melontarkan suatu pantulan kebahagiaannya sendiri dengan roh yang menggembirakan kepada keluarganya, dan orang dengan siapa ia bergaul. Dan dalam taraf yang besar kesehatan jasmaninya akan meningkat. Suatu kekuatan diberikan kepada pancaran kehidupan, darah tidak akan bergerak dengan lamban, sebagaimana jika ia pasrah pada kemurungan. Kesehatan mental dan moral disegarkan oleh semangatnya. Kuasa kemauan dapat menolak kesan pikiran, dan terbukti akan sangat menenangkan saraf. Anak-anak yang telah dirampok vitalitasnya yang mereka warisi dari orangtua harus mendapatkan asuhan yang tertinggi. Dengan perhatian ketat terhadap hukum kesehatan, suatu kondisi makhluk yang jauh lebih baik dapat ditegakkan.

Masa di mana bayi menerima asuhan dari ibu, adalah kritis. Banyak ibu, sementara merawat bayinya, dibiarkan bekerja terlampau keras, dan memanaskan darahnya ketika memasak, dan perawatan telah terpengaruh, bukan hanya dengan pemberian makan dari dada ibu yang demam, tetapi juga darahnya telah diracuni oleh makanan ibu yang tidak sehat, yang membual demam seluruh sistem tubuhnya sehingga mempengaruhi makanan si bayi. Bayinya juga akan dipengaruhi oleh kondisi pikiran ibu. Jika ia tidak senang, lekas marah, memberi celah kepada ledakan nafsu, pemberian makan kepada bayi yang diterima dari ibunya, akan menjadi radang, sering menghasilkan mulas, kejang-kejang, dan, dalam beberapa hal, menyebabkan sawan dan gangguan saraf.

( 2 SM 451, 452)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *