[RH] DOSAKAH MENGUMPULKAN HARTA?

commtrs Copy

“Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:20, 21).

[AkhirZaman.org] Adalah tugas kaum pria dan wanita untuk bertindak dengan logika dalam pekerjaan mereka. Mereka seharusnya jangan menyia-nyiakan energi mereka secara tidak perlu, karena oleh melakukan hal ini, mereka tidak hanya membawa penderitaan bagi diri mereka sendiri tetapi, membawakan kekhawatiran, keletihan, dan penderitaan bagi orang yang mereka kasihi. Tidak bertarak dalam hal makan dan minum, dan keinginan untuk mendapatkan kekayaan sudah memimpin kepada keadaan tidak bertarak dalam bekerja. Jika selera dikendalikan, dan bahwa hanya makanan yang menyehatkan yang dimakan, akan ada penghematan biaya yang besar, sehingga para pria dan wanita tidak akan dipaksa untuk bekerja di luar kekuatan mereka, yang melanggar hukum-hukum kesehalan.

Keinginan para pria dan wanita untuk mengumpulkan kekayaan bukan dosa jika dalam upaya untuk mendapatkannya, mereka tidak melupakan Allah, dan melanggar enam hukum terakhir dari Yahwe itu, yang menyatakan tugas manusia kepada sesamanya. Jika dalam keinginan mereka untuk menjadi kaya, mereka melemahkan energi mereka, dan melanggar hukum-hukum kehidupan mereka, maka mereka menempatkan diri mereka sendiri pada suatu kondisi di mana mereka tidak bisa menyerahkan suatu ibadah yang sempurna kepada Allah, dan sedang mengejar suatu arah dosa. Kekayaan yang didapatkan dengan cara demikian adalah suatu pengorbanan yang besar.

Bekerja keras, perhatian yang penuh kekhawatiran, seringkali membuat sang ayah menjadi gugup, tidak sabar dan rewel. la tidak memperhatikan wajah lelah dari istrinya, yang sudah bekerja dengan kekuatannya yang terlemah, dan bekerja sekeras yang ia sudah lakukan, dengan energi-energinya yang lebih kuat. la menyiksa dirinya untuk bergegas dengan pekerjaannya, dan melalui kekhawatirannya untuk menjadi kaya, la kehilangan sejumlah besar pengertian perihal kewajibannya terhadap keluarganya dan tidak mengukur dengan benar kekuatan istrinya dalam bertahan. la seringkali memperluas ladangnya, dan hal ini membutuhkan tambahan bantuan sewaan, yang diperlukan untuk meningkatkan pekerjaan rumah itu. Setiap hari sang istri menyadari bahwa ia sementara melakukan terlalu banyak pekerjaan dengan kekuatannya, kendati demikian ia bekerja dan memikirkan pekerjaan yang harus dilakukan. Secara terus menerus ia berusaha untuk menjangkau masa depan, yang menghabiskan sumber kekuatan masa depannya, sementara ia hidup dari modal pinjaman, dan pada waktu ia membutuhkan kekuatan, itu tidak ada padanya; dan jika ia tidak kehilangan jiwanya, strukturnya adalah pemulihan masa lalu yang rusak.

( 2 SM 429 )

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *