[RH] AKAL BUDI UNTUK MENCARI HARTA ABADI

806302 75429389 Copy

 “Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah” (Mazmur 53:3).

[AkhirZaman.org] Jika sang ayah berkenalan dengan hukum kesehatan, ia akan mengerti dengan lebih baik akan kewajibannya, dan tanggung jawabnya. la akan melihat bahwa ia telah bersalah karena hampir membunuh anak-anaknya, oleh menanggungkan sedemikian banyak beban terhadap sang ibu, dengan memaksa dia untuk bekerja di luar kekuatannya sebelum kelahiran anak-anak itu, untuk mendapatkan kekayaan untuk diwariskan kepada mereka. Mereka merawat anak-anak mereka melalui kehidupan penderitaan mereka, dan seringkali menaruh mereka lebih cepat ke dalam kubur, dengan sedikit kesadaran terhadap tindakan mereka yang salah yang sudah membawa hasil yang nyata.

Adalah lebih baik untuk melindungi sang ibu dari melakukan pekerjaan yang melelahkan, dan kekhawatiran, dan membiarkan anak-anak mewarisi struktur-struktur yang baik, dan memberikan kepada mereka suatu peluang untuk tidak bergantung kepada kekayaan ayah mereka, tetapi pada kekuatan energi mereka sendiri. Pengalaman yang didapatkan dengan cara demikian akan Iebih berharga bagi mereka daripada rumah dan tanah, yang dibeli karena mengorbankan kesehatan ibu dan anak-anak itu.

Kelihatannya adalah alami bagi beberapa pria memiliki sikap suram, mementingkan diri, keras, dan bersikap menguasai. Mereka belum belajar pelajaran pengendalian diri, dan tidak akan membatasi perasaan-perasaan mereka yang tidak menentu, membiarkan konsekuensinya seperti apa adanya. Orang-orang seperti itu akan menerima upah mereka, oleh melihat rekan-rekan mereka yang menjadi sakit, dan kehilangan semangat, dan anak-anak mereka yang menanggung keanehan-keanehan ciri-ciri tabiat mereka sendiri yang tidak bisa disetujui.

Adalah tugas dari setiap pasangan yang sudah menikah untuk menghindari saling mencederai perasaan satu dengan yang Iain. Mereka akan mengendalikan setiap pandangan, dan ungkapan kekhawatiran, sena hawa nafsu. Mereka akan mempelajari kebahagiaan masing-masing, dalam setiap perkara yang kecil, dan yang besar, dengan menunjukkan pikiran yang lembut, dalam mengakui tindakan yang baik, dan penghormatan satu sama lain. Perkara-perkara kecil ini seharusnyajangan dilalaikan, karena itu penting bagi kebahagiaan suami dan istri, seperti makanan yang diperlukan untuk menunjang kekuatan fisik. Sang ayah harusnya mendorong istrinya untuk bersandar pada pengaruh kasihnya yang besar. Kata-kata yang baik, yang menimbulkan ceria, dan yang memberikan semangat darinya, dengan siapa ia sudah mempercayakan kebahagiaan hidupnya, akan lebih bermanfaat baginya daripada tiap obat; dan sinar-sinar terang keceriaan, seperti perkataan-perkataan yang simpatik akan dibawakan ke dalam hati sang istri dan ibu itu, yang akan memantulkan kembali sinar-sinar kegembiraan mereka ke atas hati sang ayah. 

( 2 SM 429, 430 )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *