“Maka sekarang aku mengirim seorang ahli, yang penuh pengertian, yakni Huram Abi, anak seorang perempuan dari bani Dan, sedang ayahnya orang Tirus”(2 Tawarikh 2:13, 14).
[AkhirZaman.org] Keturunan-keturunan dari orang-orang ini pada suatu tingkat yang besar mewarisi keterampilan yang telah diberikan kepada para leluhur mereka. Di suku Yehuda dan suku Dan ada orang-orang yang dianggap sebagai “pandai” dalam seni-seni.
Untuk suatu waktu orang-orang ini tetap rendah hati dan tidak mementingkan diri; tetapi secara bertahap, dengan cara yang paling misterius, mereka kehilangan pegangan mereka kepada Allah dan kebenaran-Nya. Mereka mulai meminta upah yang lebih tinggi karena keterampilan mereka yang tinggi. Pada beberapa peristiwa permintaan mereka diberikan, tetapi lebih sering mereka yang meminta upah yang lebih tinggi itu didapati bekerja bagi bangsa-bangsa sekeliling. Sebagai ganti roh pengorbanan diri yang agung yang telah mengisi hati dari para leluhur mereka yang termasyhur itu, mereka mencintai suatu roh ketamakan, untuk mendapatkan lebih banyak dan lebih banyak lagi. Mereka melayani raja-raja kafir dengan keterampilan mereka yang diberikan Allah itu, dan tidak menghormati Pencipta mereka.
Terhadap kemurtadan yang seperti inilah Salomo mencari kepala tukang untuk mengawasi pembangunan bait suci di gunung Moria. Spesifikasi-spesifikasi notulen, dalam tulisan, perihal bagian dari struktur yang kudus, telah dipercayakan kepada raja, dan ia seharusnya sudah melihat Allah dalam iman bagi para penolong yang diurapi, yang sudah dianugerahkan keterampilan lstimewa untuk melakukan yang tepat yang pekerjaan itu wajibkan. Tetapi Salomo kehilangan pandangan peluang ini untuk melaksanakan iman dalam Allah. la mengirim utusan kepada raja Tirus untuk mendapatkan “seorang yang mengerjakan emas, perak, tembaga, besi, kain ungu muda, kain kermizi, kain ungu tua, dan yang juga pandai membuat ukiran, untuk membantu para ahli yang ada padaku di Yehuda dan di Yerusalem . . .” (2 Tawarikh 2:7). Raja Funisia menyambut dengan mengutus Huram, “seorang ahli yang penuh pengertian, . . . anak seorang perempuan dari bani Dan, sedang ayahnya orang Tirus” (2 Tawarikh 2:13, 14). Huram, tukang yang ahli ini, adalah seorang keturunan Israel, di pihak ibunya, dari Aholiab, yang kepadanya beratus-ratus tahun sebelumnya, Allah telah memberikan kepintaran khusus untuk pembangunan tempat kudus. Dengan demikian di kepala rombongan tukang-tukang Salomo ditempatkan orang yang tidak disucikan, yang menuntut gaji besar oleh sebab keahliannya yang luar biasa.
( 2 SM 174, 175 )