[RH] MAKNA KELAHIRAN KRISTUS

lakeworth Copy

“Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yohanes 6:63).

[AkhirZaman.org] Di sini Kristus tidak menunjuk kepada ajaran-Nya, tetapi kepada pribadi-Nya, KeIlahian tabiat-Nya. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya,” kata-Nya kembali, “saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan la telah memberi kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena la adalah Anak Manusia” (Yohanes 5:25-27).

Sejak mulanya Allah dan Kristus mengetahui kemurtadan Setan dan kejatuhan Adam melalui kuasa kemurtadan yang menipu. Rencana keselamatan dirancang untuk menebus bangsa yang jatuh, untuk memberi mereka ujian lain. Kristus ditetapkan untuk tugas pengantara sejak penciptaan, ditetapkan sejak zaman yang kekal untuk menjadi pengganti dan jaminan kita. Sebelum dunia dijadikan, telah diatur bahwa Ke-Ilahian Kristus harus diselubungi dengan kemanusiaan. “….Engkau telah menyediakan,” kala Kristus, “tubuh bagiku” (lbrani 10:5). Tetapi la tidak datang dalam bentuk manusia sebelum kegenapan waktu itu selesai. Barulah la datang ke dunia kita, seorang bayi di Betlehem.

Tidak ada orang dilahirkan ke dalam dunia, bahkan yang paling bertalenta dari antara anak-anak Allah, yang pernah disertai dengan pertunjukan sukacita sedemikian rupa sebagaimana penyambutan terhadap bayi yang lahir di Betlehem itu. Malaikat-malaikat Allah menyanyikan pujian pada-Nya di atas bukit dan padang di Betlehem. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi,” kata mereka menyanyi, “dan damai sejahtera di bumi di antara manusia (Lukas 2:14). Oh, sekiranya sekarang keluarga manusia dapat mengetahui nyanyian ini! Pernyataan yang dibuat, catatan yang digoreskan, nada yang dimulai, akan membesar dan meluas sampai akhir zaman, dan berbunyi kembali sampai ke ujung bumi. Kemuliaan bagi Allah, damai sejahtera di bumi, kebaikan bagi manusia. Bilamana matahari kebenaran terbit dengan sayap-sayapNya yang menyembuhkan, maka nyanyian yang mulai dinyanyikan di bukit-bukit Betlehem akan didengungkan kembali oleh suara rombongan besar orang banyak, sama seperti suara air yang banyak, mengatakan, Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja” (Wahyu 19:6).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *