[AkhirZaman.org] Hari itu menunjukkan waktu setelah jam makan siang. Kemudian tampak terlihat cahaya dari lampu ambulans dan terdengar suara dari mobil itu yang memasuki suatu rumah sakit di Bali. Dan turunlah dari sana seorang wanita muda yang berusia 19 tahun dengan perut yang tampak membesar. Enam jam kemudian, setelah lewat operasi caesar wanita itu akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat.
Peristiwa ini tampaknya biasa saja karena suatu hal yang wajar ketika seorang wanita melahirkan, entah lewat kelahiran biasa atau pun lewat operasi caesar. Namun yang membuat berita menjadi tidak biasa dan menjadi perhatian adalah ketika nama wanita yang melahirkan itu adalah Heather Mack.
Siapakah dia? Wanita berkebangsaan Amerika ini bersama dengan pacarnya Tommy yang berusia 21 tahun, menjadi tersanga dari suatu kasus pembunuhan terhadap ibunya yang bernama Sheila. Peristiwa ini terjadi 7 bulan lalu dan terbongkar saat jenazah Sheila ditemukan di dalam sebuah bagasi taksi di sebuah hotel di Bali.
Menurut Sudjonggo, kepala penjara Kerobokan-Bali, aturan penjara memungkinkan Mack untuk bersama bayinya di penjara sampai ia berusia dua tahun. Mack mengatakan ia ingin bayinya tetap berada di Bali agar tetap bisa mengunjunginya di penjara.
Dan peristiwa kelahiran ini berdampak pada sidang untuk peradilan yang terpisah bagi keduanya yang terpaksa harus dijadwalkan ulang hingga menunggu Mack pulih. Dan di saat bersamaan ini memberikan waktu yang lebih panjang bagi para jaksa untuk memasukkan tuntutan hukuman mereka.
Apa yang sesunggunya terjadi sehingga peristiwa kejam ini terjadi? Dalam persidangan sebelumnya Tommy bersaksi dalam bahwa ia marah pada Sheila karena telah melakukan ejekan rasialis dan mengancam akan membunuh bayi yang belum lahir itu. Tommy juga mengatakan bahwa Sheila sempat mencekiknya sehingga hal ini membuat Tommy memukul ibu sang pacar dengan pegangan mangkuk buah.
Menurut gugatan, Tommy memukul Sheila menyusul pertengkaran soal pembayaran hotel dan Mack membantu memasukkan jenazah ibunya ke dalam koper dengan mendudukinya agar koper dapat ditutup Schaefer.
Dan yang begitu mengejutkan adalah ketika jaksa mengatakan bahwa Mack pernah menyarankan pada Tommy saat di Amerika untuk menyewa seseorang dengan bayaran US$50.000 untuk membunuh Sheila.
http://www.voaindonesia.com/content/tersangka-pembunuh-turis-as-di-bali-lahirkan-bayi/2684943.html
Peristiwa semacam ini begitu sering terjadi, namun begitu mengherankan adalah mengapa seorang anak bisa dengan tega membunuh ibunya sendiri? Kita bertanya-tanya mengapa kejadian mengerikan seperti ini bisa terjadi. Sesungguhnya kita sekarang ini berada di zaman yang seperti apa sehingga berita semacam ini dan tindak kriminal lainnya setiap hari mengisi kolom-kolom berita?
Paulus di dalam 2 Tim. 3:2 mengatakan bahwa “manusia akan mencintai dirinya sendiri.” Dan masih di ayat yang sama Paulus juga menuliskan bahwa “mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih.” Dan di akhir ayat itu dia juga menuliskan “tidak mempedulikan agama.”
Apa yang coba dimaksudkan Paulus dalam ayat ini? Yang menjadi penyebab begitu banyaknya orang semakin cinta diri dan berani melawan orangtuanya serta tidak menunjukkan rasa terima kasih kepada orang yang telah merawat dan membesarkan mereka adalah karena mereka mempunyai kehidupan yang “tidak mempedulikan agama.”
Apa pentingya beragama? Apakah itu suatu kehidupan yang mana di KTP kita tercantum bahwa kita memiliki identitas agama? Apakah itu berarti kehidupan yang rutin masuk ke tempat ibadah sehingga kita dapat dikatakan beragama?
Dalam Alkitab Terjemahan Lama Bahasa Indonesia, kalimat yang berbunyi “tidak mempedulikan agama” dituliskan hanya dengan satu kata, yaitu “fasik.” Dan di dalam terjemahan KJV dituliskan “unholy” yang berarti “tidak kudus.”
Apa maksud dari semua ini bila kita hubungkan? Suatu kehidupan beragama yang hanya sekadar rutinitas dan tidak menginjinkan perkara-perkara yang suci masuk ke dalam pikiran maka kehidupan kita tidak ada bedanya dengan orang-orang fasik yang suka dengan kejahatan dan kekerasan. Dan ini adalah kondisi yang terjadi pada “hari-hari terakhir” seperti yang Paulus katakan di 2 Tim. 3:1.
Jika kita memiliki kehidupan beragama yang rutinitas saja maka seperti yang Paulus katakan dalam ayat 9, lambat laun kita akan serupa dengan orang-orang fasik yang mana “kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang.”
Bagaimanapun juga kita prihatin dengan Mack dan Tommy karena di usia yang begitu muda sudah akrab dengan seks bebas sehingga memiliki anak tanpa pernikahan, dan terancam hukuman berat karena pembunuhan kepada ibunya. Namun apa yang terjadi dengan Mack dan Tommy adalah bukti nyata mengenai yang Paulus tuliskan tadi.
Seandainya setiap orang mengerti dengan benar apa artinya kehidupan beragama maka kasus semacam itu tidak akan terjadi. Dan ini juga berlaku kepada kita semua. Belumlah jaminan kita masuk gereja dengan rutin, atau hadir ke perkumpulan ibadah dengan rajin akan melindungi kita untuk terhindar dari melakukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan orang-orang fasik.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius memberikan pujian kepadanya di ayat 10 oleh karena “telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.”
Apakah ajaran rasul Paulus? Di ayat 16 dia mengatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Yang menjadi dasar pengajaran Paulus adalah firman Allah. Dia tidak akan belajar dan mengajar di luar dari firman Allah. Namun baginya “Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri.” (2 Pet. 1:20), karena “oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (ayat 21).
Sehingga dia sungguh mengerti betapa perlunya Roh Kudus dalam membuka setiap lembaran Kitab Suci karena Yesus berkata di dalam Yohanes 16:26 bahwa “Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Dengan cara yang seperti inilah maka “tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Tim. 3:17).
Saudara, inilah yang menjadi kebutuhan utama untuk di hari-hari terakhir sebelum Yesus datang kembali. Karena akan tiba dan telah tiba masanya dimana “makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” (Mat. 24:12).
Meskipun “orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini.” (2 Tim. 3:13,14). Dan hanyalah oleh “mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat” yang akan menghindarkan kita dari perbuatan kefasikan, melainkan akan “menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” (ayat 15).
Sehingga dengan demikian kita akan memiliki cara hidup dan pendirian yang benar di tengah-tengah kuatnya arus penggodaan dan kejahatan. Dan kita akan memiliki iman yang terus bertumbuh dan memiliki kesabaran di tengah-tengah tekanan. Meskipun kasih dunia semakin dingin namun tidak demikian dengan kasih kita, dan itu semua akan menolong kita untuk terus bertekun di dalam kesukaran sekalipun (2 Tim. 3:10, 11).