Pencipta Berkata Ingatlah: Para Pakar Bersaksi (3)

baptisanbayi Copy

Kesaksian Penganut Metodis
[AkhirZaman.org] “Adalah benar, bahwa tidak ada perintah pasti untuk baptisan bayi….atau perintah untuk menyucikan hari pertama dari minggu.” (Dr. Benney, M. E. Theological Compendium, hlm. 103).

 

Kesaksian Penganut Gereja Persekutuan
“Cukup jelas bahwa bagaimana teguh atau taat pun kita memelihara hari Minggu, kita bukan memelihara hari Sabat…… Hari Sabat telah diadakan atau dilembagakan atas perintah Allah yang khusus dan tertentu. Kita tidak bisa menggunakan perintah sedemikian itu untuk memelihara hari Minggu….. Tidak ada satu pun ayat Alkitab Perjanjian Baru yang menganjurkan agar kita menjatuhkan hukuman bila ada yang melanggar hari Minggu yang kita anggap suci.” (The Ten Commandments, R. W. Dale, D. D.)

Penganut Gereja Presbyterian
“Sabat orang Kristen (hari Minggu) tidak terdapat dalam Alkitab, dan juga oleh gereja zaman dulu pun tidak disebut Sabat.” (Dwight’s Theology, jld 4, hlm. 401).

“Allah melembagakan hari Sabat pada waktu menciptakan manusia, memisahkan hari ketujuh untuk maksud tersebut, dan mengharuskan menyucikannya, sebagai kewajiban moral bangsa manusia yang harus dipelihara seluruh umat manusia secara terus menerus.” (Dr. Achhilagd Hodges, dalam traktat No. 175 dari selebaran dewan gereja Presbyterian).

Kesaksian Gereja Inggris
“Hari ketujuh dari minggu (pekan) itu telah dihentikan dari haknya sebagai hari yang wajib disucikan dan hak istimewanya telah dipindahkan kepada hari pertama, tanpa ada perintah atau aturan langsung dari Alkitab” (William E. Gladstone dalam Later Gleanings, hlm. 342).

“Tidak ada kata, petunjuk atau isyarat, dalam Alkitab Perjanjian Baru supaya berhenti bekerja pada hari Minggu….. Untuk perhentian pada hari Minggu tidak termasuk dalam hukum Allah…. Penyucian hari Rabu Abu untuk berpuasa sebagai hari pertama puasa Paskah mempunyai dasar yang sama dengan Penyucian Hari Minggu.” (Canon Eyton dalam Ten Commandments, hlm. 62, 63, 65).

Kesaksian Penganut Gereja Kristen
“Saya tidak percaya pada hari Tuhan berasal dari hari Sabat orang Yahudi, atau hari Sabat diubah dari hari ketujuh menjadi hari pertama dari minggu…. Sekarang pun tidak ada kesaksian dalam semua benda di surga bahwa Sabat diubah atau bahwa hari Tuhan mengambil tempat hari Sabat…. Tidak ada kesaksian Ilahi bahwa hari Sabat sudah diubah.” (Alexander Campbell, Pendiri gereja Kristen Washington Reporter, 8 Oktober 1821).

Kesimpulan
ppcy CopyAnda telah membaca bukti-buktinya. Ahli sejarah pada sepanjang zaman, demikian juga dengan penulis-penulis Katolik dan Protestan sudah menyaksikan fakta bahwa gereja Katoliklah yang mengubah hari suci perbaktian Allah dalam abad permulaan. Hal itu tidak perlu diragukan lagi. Tetapi persoalan yang pokok, seperti sudah kita ketahui bukanlah fakta bahwa gereja Katolik sudah mengubah hari perbaktian Allah. Persoalan pokok adalah lebih dari persoalan hari. Tapi persoalan siapakah Tuhan atau pemimpin yang benar..

Dahulu kala, seorang malaikat berontak, lalu dibuang dari surga sesudah terjadi peperangan besar, karena menyatakan bahwa penurutan kepada hukum Allah adalah tidak perlu. Dia menyatakan bahwa hukum Allah tidak adil. “Apakah gunanya,” katanya, “melarang Adam dan Hawa mendekati pohon yang paling indah di dalam taman itu?”

Bagaimanapun, sebuah pohon adalah pohon, dan buah adalah buah. Sebenarnya tidak ada persoalan! Karena mendengar kepada suaranya, nenek moyang kita yang pertama telah menjerumuskan dunia ini ke dalam pemberontakan melawan Allah. Walaupun pada mulanya kelihatannya bahwa persoalan pokok yang dipertaruhkan di Taman Eden adalah persoalan pohon atau buah, tapi sebenarnya lebih dari itu. Pokok persoalan termasuk hubungan kasih dengan Sang Pencipta. Pertalian kasih ini telah menuntun Adam dan Hawa kepada penurutan akan hukum tanpa rasa ragu. Adalah karena memutuskan hubungan kasih ini dengan Tuhannya, sehingga leluhur kita yang pertama dituntun kepada pelanggaran kepada Hukum Allah.

Demikian juga sekarang ini, persoalan pokok sekarang ini lebih dari persoalan hari. Persoalan itu adalah persoalan penurutan. Juga persoalan hubungan kita dengan Allah.

Sementara kita mempelajari lebih banyak tentang Allah, kasihnya memaksa kita, untuk mengutamakan Dia dalam hidup kita! Kadang-kadang seperti Martin Luther, yang terutama diutamakan, misalnya terutama dari teman, dari keluarga, yang terutama dari gereja yang kita anut sekarang. Hanya Anda yang tahu apa yang diminta Roh Kudus Allah untuk Anda putuskan. Biarlah keputusan Anda merupakan keputusan bukan hanya dari hal hidup di dunia sekarang ini, tetapi juga akan hidup yang kekal nanti.

Petrus menjawab, kami sudah meninggalkan semuanya demi mengikut Engkau! Apakah yang akan jadi warisan kami? Yesus berkata kepada mereka, ‘Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu, di dalam dunia yang baru, ketika Anak Manusia duduk di atas takhta yang mulia, kamu yang sudah mengikut Aku, akan duduk juga di atas duabelas takhta, menghakimi keduabelas suku Israel. Dan setiap orang yang sudah meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan atau ayahnya atau ibunya atau anak-anaknya atau ladangnya oleh karena Aku akan menerima seratus kali ganda dan akan mewarisi hidup kekal’ (Mat 19:27-29).

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *