Menjadi orangtua–MENJAGA WIBAWA

Spiritual-parents Copy

[AkhirZaman.org] Tanggung jawab yang paling besar dan yang paling suci yang dapat dimiliki seseorang adalah kesempatan menjadi orang tua. Berapa banyak orang tua yang menghargai hal ini? Sebagian menghargainya, dan keluarga mereka menunjukkan hasilnya.

Sejak dari kecil anak-anak adalah pengamat yang paling tekun terhadap orang tua mereka. Seorang anak muda meniru dan menyimpan segala sesuatu yang didengarnya dan itu mempengaruhi seluruh hidupnya. Betapa pentingnya orang tua memberikan contoh yang benar.

Jika orang tua bersungut-sunggut dan mengeluh serta mengeritik orang lain, membicarakan kesalahan mereka, anak-anak mereka sendiri akan menderita akibat-akibatnya bersama-sama dengan mereka. Bagaimana seseorang dapat mengembangkan sebuah tabiat untuk memasuki surga sementara membicarakan kesalahan orang lain? Kita mengalihkan mata kita kepada kekilafan dan kesalahan orang lain hanya untuk membahayakan keselamatan jiwa kita dan jiwa anak kita.

Betapa berterimakasihnya saya kepada seorang ibu yang mengajarkan nilai-nilai hidup sejati kepada saya. Kami, anak-anak tidak pernah mendengar kritikan, persungutan, atau keluhan dari bibirnya. Dia mencari-cari yang terbaik dari orang-orang lain, dan menjadi suatu berkat di dalam masyarakat. Dia mengembangkan penghormatan terhadap mereka yang memegang kuasa atau wibawa atau seni bergaul baik dengan orang-orang lain. Dia disebut jurudamai.

Perbedaan-perbedaan yang mungkin timbul tidak akan tahan lama jika ibu ada. Selalu dia menasihati kami bahwa permulaan kesusahan ialah kedengkian dan kecemburuan. Kami harus berhati-hati terhadap hal-hal ini. Ibu percaya bahwa orang yang dalam pengadilan Roh Tuhan tidak akan membicarakan kesalahan orang lain. Hal yang harus dilakukan ialah saling mendoakan, dan jika kita melakukan kewajiban ini kita tidak mungkin mempunyai perasaan bersalah dalam hati kita.

Ayah sama dengan ibu dalam hal ini, tetapi ayah biasanya lebih sering jauh dari rumah. Ibu benar-benar melaksanakan pendidikan dalam keluarga. Anak-anak saya yang kini sudah dewasa, dengan keluarga mereka sendiri, seringkali telah mengejutkan saya dengan menghubungkan kejadian-kejadian yang mereka saksikan dalam rumah. Mereka lebih banyak melihat dan mendengar daripada yang telah saya tunjukkan sendiri. Orang tua adalah sebuah buku yang terbuka bagi anak-anak mereka, walaupun anak-anak tidak membacanya dengan keras-keras. Adalah merupakan keanehan apabila pada hari yang mulia itu akan ditanyakan, “Di manakah kawanan domba yang diberikan kepadamu, kambing domba yang menjadi kemuliaanmu?”

Peristiwa-peristiwa akhir zaman akan segera terjadi disekitar kita, dan kita selaku orang tua tidak sempat membuang-buang waktu dalam mengatur rumah tangga kita. Jika kita telah bersalah tidak menaruh respek terhadap kepemimpinan , bersungguh-sungguh, mengeluh, dan mencari-cari kesalahan, marilah kita membuang hal-hal ini dari kehidupan kita untuk selama-lamanya dan sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan. Kita tidak mempunyai waktu untuk memberikan tempat berpijak kepada roh Setan.

Jika anggota jemaat datang kepada kita sambil mengeluh, jangan kita dengarkan. Kita terlalu sibuk membangun tembok-tembok tabiat ke tingkat yang rendah. Sebaliknya marilah kita katakan kepada saudara-saudara kita bahwa kita tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kesalahan mereka, karena kita tengah mempersiapkan tabiat kita sendiri untuk surga. Tetapi kita dapat saling mendoakan dan memastikan bahwa Tuhan tinggal dalam hati kita.

Setan lebih mengetahui kelemahan-kelamahan kita daripada kita sendiri. Jika kita telah dibesarkan dalam rumah tangga di mana kita mendengarkan kritikan dan kebiasaan mencari-cari kesalahan , mungkin kita akan memiliki kelemahan yang sama. Tetapi bersama Tuhan tidak ada yang mustahil, dan jika kita mempunyai keinginnan mencegah roh Setan, Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita untuk berbuat demikian. Pada waktu yang sama kita harus selalu berhati-hati dan mengenal suara setan apabila kita mendengarnya, walaupun dari seorang teman yang kita kasihi. Teman yang kita kasihi itu memerlukan bantuan kita, dan kita harus siap memberikannya.

Oh, alangkah baiknya jika setiap orang tua yang masih muda dapat mengambil hikmat dari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat orang-orang tua dahulu lalu mengerjakan kepada kepada anak-anak mereka penghormatan yang harus mereka miliki untuk para hamba Tuhan! Ajakan kepada mereka bagaimana Tuhan memperlakukan persunggutan dan keluhan pada zaman Musa, dan bagaimana Miryam, saudara Musa menderita akibatnya. Ajarkan kepada mereka bahwa adalah tugas dan hak istimewah yang diberikan Tuhan kepada mereka untuk menopang tangan pemimpin kita dalam doa dan jangan sekali-kali bersalah karena mengganggap enteng dengan mendengar orang-orang lain yang meremehkan mereka.

Saya sangat sedih ketika mendengar seorang anggota jemaat berkata, “Bagaimana anda bisa menyukai pemimpin baru dari jemaat kita itu?” Jawab saya adalah, “Dia adalah pesuruh Tuhan, dan saya memperlakukannya dengan baik.” Anak-anak kecil di sekitar kita mulai dini wajib dididik untuk tahu menghormati orang. Jika pendidikan ini diberikan dalam tahun-tahun awal, dan diteruskan selama hidupnya, maka orang muda kita akan mencapai kedewasaan dan mampu untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup dengan cara yang mulia dan disukai Tuhan.

Semoga dalam hari yang agung itu kita mampu berkata “Inilah kawanan-kawanan domba yang indah yang telah Engkau berikan kepadaku. (Review and Herald/BS)

Oleh: Ellen White

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *