Cara Makan dan Kerohanian (Bagian 2)

akhir zaman

Akibatnya Terhadap Pengaruh dan Kegunaan

[AkhirZaman.org] Kasihan kalau perut itu dijejali dengan makanan yang tidak menyehatkan sedangkan kita harus menyangkal diri. Makanan yang dijejalkan demikian membusuk di dalam perut. Penderitaan perut itu mempengaruhi otak. Pemakan yang gelojoh tidak menyadari bahwa dia sedang merusak dirinya sehingga tidak sanggup mem­berikan nasihat yang bijaksana, dan menurunkan kualitasnya dalam meletakkan rencana bagi kemajuan pekerjaan Tuhan. Memang demikianlah halnya. Dia tidak dapat mengenal perkara‑perkara rohani. Di dalam rapat, dia mengatakan tidak yang seharusnya Amin atau Ya. Dia membuat rencana yang terlalu muluk‑muluk. Makanan yang telah ia makan melumpuhkan otak‑nya.

Pemanjaan diri menghalangi manusia untuk menyaksikan ke­benaran. Rasa syukur yang kita persembahkan kepada Tuhan karena berkat‑Nya sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimasukkan ke dalam perut. Pemanjaan selera adalah kutuk pertengkaran, pe­mogokan, perselisihan paham dan banyak lagi kejahatan. Kata‑kata, kasar diucapkan, perbuatan tak senonoh dilakukan, praktek ke­tidakjujuran diikuti dan hawa nafsu dinyatakan, dan banyak lagi karena saraf otak sudah dirusak oleh penjejalan perut.

Beberapa orang tak dapat diyakinkan tentang pentingnya makanan dan minuman demi kemuliaan Tuhan. Pemanjaan hawa nafsu mempengaruhinya dalam semua hubungan kehidupan. Hal ini nampak dalam lingkungan keluarga, gereja, kumpulan permin­taan doa, dan di dalam tabiat anak‑anak mereka. Itulah yang menjadi kutuk dalam kehidupan mereka. Engkau tidak dapat me­yakinkan mereka akan kebenaran masa kini. Tuhan telah menye­diakan dengan limpahnya kelangsungan hidup dan kebahagiaan semua makhluk ciptaan‑Nya. Jikalau hukum‑Nya tak dilanggar, dan semua orang berlaku sesuai dengan kemauan Ilahi, maka kese­hatan, damai dan kebahagiaan akan dialami gantinya kesengsaraan dan kejahatan yang berkesinambungan.

Penebus dunia ini mengetahui bahwa pemanjaan selera akan membawa kelesuan fisik, organ yang bersangkutan begitu dimati­kan sehingga perkara‑perkara suci nan abadi tak dapat dibedakan. Kristus mengetahui bahwa dunia telah diserahkan untuk kege­lojohan dan bahwa pemanjaan ini akan merusak kuasa moral. Pemanjaan selera ini begitu kuat mempengaruhi umat manusia sehingga untuk mematahkan kuasa ini, Anak Tuhan perlu berpuasa hampir enam minggu demi manusia itu sendiri. Seorang Kristen mempunyai tugas besar agar dia dapat mengalahkan penggodaan seperti Kristus telah menang. Kekuatan pencobaan untuk meman­jakan selera yang salah itu dapat diukur hanya dengan penderitaan Kristus yang tak terperikan selama berpuasa di padang gurun itu.

Kristus mengetahui bahwa agar rencana keselamatan dapat dilaksanakan dengan sukses, Dia harus memulai pekerjaan pene­busan manusia di mana kerusakan mulai terjadi. Adam jatuh karena pemanjaan selera. Untuk meyakinkan manusia. akan kewajibannya terhadap hukum Tuhan, Kristus mulai pekerjaan penebusan dengan mereformasi kebiasaan‑kebiasaan manusia. Penurunan kebajikan dan kemerosotan bangsa khususnya berkaitan dengan pemanjaan selera yang sudah diselewengkan.

Kewajiban Istimewa dan Pencobaan Khusus Bagi Gembala

Ada satu kewajiban mulia untuk semua orang, khususnya bagi para gembala yang mengajarkan kebenaran, yaitu mengalahkan selera. Kegunaan mereka akan jauh lebih besar jika mereka me­nguasai selera dan hawa nafsu. Kekuasaan mental dan moral me­reka akan lebih kuat jika mereka menggabungkan pekerjaan fisik dengan mental. Dengan kebiasaan yang sangat ketat, dan dengan gabungan pekerjaan fisik dan mental, mereka dapat melakukan lebih banyak pekerjaan dan mempertahankan pikiran yang cerdas. Jikalau mereka mengejar tujuan seperti itu, maka pikiran dan kata‑kata mereka akan lebih lancar, kegiatan agama akan lebih bersemangat, dan kesan kepada para pendengar akan lebih nyata.  Makan dengan tidak bertarak, walaupun makanannya berkua­litas tinggi, akan membawa pengaruh buruk kepada organ tubuh, dan akan menumpulkan emosi yang tajam. dan yang suci sekalipun.

Banyak orang membawa ke tempat perkemahan makanan yang sama sekali tidak cocok untuk kumpulan seperti itu, kue‑kue mewah dan sejumlah jenis makanan yang akan merusak pencernaan seorang pekerja yang sehat. Tentu saja yang terbaikpun tidak selamanya baik untuk pendeta. Anggota mengirim makanan ini ke meja makannya atau mengundangnya ke meja makan mereka. Dalam hal ini para pendeta tergoda untuk makan terlalu banyak, yaitu makanan yang berbahaya. Bukan hanya kecakapan mereka yang berkurang di perkemahan itu; mereka akan menderita ke­tidakberesan pencernaan.

Pendeta harus mengurangi keramahan ini, walaupun nampaknya. dia jadi kurang sopan. Biarlah  anggota mengurangi kebaikan hati seperti itu demi pendetanya. Mereka bersalah jikalau mereka menggoda pendeta untuk makan makanan yang tidak menyehat kan. Dengan demikian, banyaklah keterampilan berharga hilang dalam pekerjaan Tuhan. Banyak lagi  yang walaupun mereka masih hidup tetapi sudah kehilangan separuh dari tenaga pikiran mereka. Di atas segalanya para pendeta harus mengirit tenaga otak dan saraf. Mereka harus menghindarkan segala. jenis makanan dan minuman yang cenderung mengganggu atau merangsang saraf. Gangguan saraf yang diikuti oleh depresi dan pemanjaan yang berlebihan akan mengelabui otak sehingga pikiran jadi buntu, lalu timbullah kebingungan. Tidak ada orang yang dapat menjadi peker­ja yang sukses dalam perkara rohani kecuali dia mengikuti per­tarakan ketat dalam hal kebiasaan menu makanan. Tuhan tidak akan menurunkan Roh Kudus‑Nya kepada mereka yang mengetahui bagaimana mereka harus makan untuk kesehatan tetapi masih mengikuti cara yang akan melemahkan tubuh dan Pikiran.

“Lakukanlah itu Demi Kemuliaan Tuhan”

Dengan ilham Roh Tuhan, Rasul Paulus menulis: ‘apapun yang kita lakukan,”walaupun perihal makan dan minum seharusnya dilakukan “demi kemuliaan Tuhan” bukan memuaskan satu selera yang salah tetapi dalam rasa tanggungjawab. Setiap bagian tubuh manusia harus dilindungi. Kita harus waspada agar apa yang di­masukkan ke dalam perut janganlah melemahkan pikiran suci dan murni. Tidak dapatkah aku melakukan apa yang menyenangkan hatiku? Itulah yang ditanyakan oleh beberapa orang seakan‑akan kami menahankan hal‑hal yang baik dari mereka, padahal kami hanya menganjurkan cara makan yang bijaksana, agar mereka menyesuaikan kebiasaannya dengan hukum Tuhan yang sudah di­tetapkan.

Setiap orang mempunyai hak asasi. Kita masing‑masing mem­punyai pribadi dan identitas kita sendiri. Tidak ada orang yang mau membenamkan identitasnya di dalam diri orang lain. Semua orang bertindak sesuai dengan kata hati mereka sendiri. Mengenai tang­gungjawab dan pengaruh kita yang diberkati Tuhan sebagaimana hidup kita, bermula dari pada‑Nya. Ini tidak kita peroleh dari manusia, tetapi hanya dari Tuhan. Kita adalah milik‑Nya ber­dasarkan penciptaan dan penebusan. Tubuh bukanlah milik kita sendiri yang akan kita perlakukan sekehendak kita, untuk merusaknya dengan kebiasaan yang merosot sehingga tidak mungkin bagi kita untuk memberikan pelayanan yang sempurna kepada Tuhan. Hidup dan pikiran kita adalah milik‑Nya. Dia melin­dungi kita setiap saat. Dia menjaga mesin itu tetap hidup. Jikalau kita dibiarkan menjalankannya sedetikpun, kita akan mati. Kita sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Kita mendapat satu pela­jaran penting apabila kita memahami hubungan kita dengan Tuhan, dan hubungan‑Nya dengan kita. Kata‑kata yang:berbunyi: “Kamu bukanlah milikmu sendiri”, kamu sudah dibeli dengan harga tunai,” seharusnya tersimpan di dalam ingatan supaya kita dapat senantiasa mengakui hak‑hak Tuhan atas talenta kita, harta benda kita, pe­ngaruh kita dan pribadi kita. Kita perlu mempelajari bagaimana sebaiknya memperlakukan anugerah Tuhan dalam pikiran, tubuh dan jiwa agar kita dapat memberikan pelayanan yang baik dan sehat kepada‑Nya karena kita adalah milik‑Nya.

Terang bersinar di jalanmu yang menuju reformasi kese­hatan. Begitu juga tugas melakukan pertarakan dalam segala hal itu diserahkan pada umat Tuhan, pada zaman akhir ini. Saya melihat engkau di antara sejumlah orang yang mundur, melihat sinar dan membaiki cara makan, cara minum dan cara bekerja. Sementara sinar kebenaran diterima dan dituruti, sinar itu akan melakukan reformasi dengan seksama dalam kehidupan dan tabiat mereka yang disucikan olehnya.

Hubungan Dengan Hidup yang Menang

Makan, minum dan berpakaian, semua membawa pengaruh langsung kepada kemajuan kerohanian kita. Banyak jenis makanan yang dimakan bebas oleh orang kafir menjadi larangan bagi orang Israel. Ini bukan hanya perbedaan tertentu. Perkara‑perkara yang dilarang itu adalah makanan yang tidak sehat. Pengumuman tentang makanan haram itu memberikan satu pelajaran bahwa penggunaan makanan yang merusak ke­sehatan adalah mencemarkan tubuh. Yang merusak tubuh cen­derung merusak juga jiwa. Itu tidak melayakkan dia berkomunikasi dengan Tuhan, tidak layak juga untuk pelayanan yang kudus dan agung.

Roh Tuhan tidak dapat menolong kita, dan membantu kita dalam penyempurnaan tabiat kekristenan, sementara kita memanjakan selera sampai merusak kesehatan, dan sementara kesombongan menguasai diri.  Semua yang mewarisi keadaan Ilahi akan lepas dari kebusukan nafsu di dunia ini. Tak mungkin bagi orang yang memanjakan selera untuk memperoleh kesempurnaan Kristen.

Inilah penyucian yang benar. Itu bukan hanya satu teori, satu emosi, atau bentuk kata‑kata, tetapi prinsip yang hidup dan aktif memasuki hidup kita sehari‑hari. Itu menuntut agar kebiasaan kita waktu makan, minum, dan berpakaian semua menunjang kesehatan fisik, mental dan moral agar kita dapat mempersembahkan tubuh kepada Tuhan bukan persembahan kebiasaan yang salah, tetapi “satu persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan.”

Kebiasaan kita akan hal makan dan minum menunjukkan apakah kita orang dunia atau tergolong orang‑orang yang diasingkan Tuhan dari dunia dengan kebenaran‑Nya yang perkasa itu.  Adalah tidak bertarak dalam hal makan yang menyebabkan ketidakberdayaan sehingga kemuliaan Tuhan dirampas. Oleh karena kegagalan menyangkal diri, banyak di antara umat Tuhan tak dapat mencapai standar kerohanian yang tinggi yang telah ditetapkan bagi mereka meskipun mereka menyesal dan bertobat, seluruh kekekalan akan menyaksikan sesuatu yang hilang dari mereka oleh karena mementingkan diri.

Betapa banyak orang kehilangan berkat Tuhan yang disimpan bagi mereka dan diberikan dalam keadaan sehat rohani dan jasmani. Ada banyak jiwa yang bergumul untuk memperoleh kemenangan dan berkat khusus sehingga mereka melakukan sesuatu perkara yang besar. Dalam hal ini mereka tetap merasa harus bergumul di dalam doa dan linangan air mata. Apabila orang‑orang seperti ini mencari Tuhan dengan doa. untuk mengetahui kemauan Tuhan, kemudian melakukan kehendak‑Nya dengan segenap hati tanpa pamrih dan pemanjaan diri, mereka akan merasa tenang.

Semua penderitaan, semua pergumulan dan air mata, tidak akan membawa berkat yang didambakan. Diri harus seluruhnya diserahkan. Mereka harus melakukan pekerjaan yang pasti sambil mengharapkan kelimpahan kasih karunia Tuhan yang telah dijanjikan bagi semua orang yang memintanya di dalam iman.

“Setiap orang yang mau mengikut Aku,” kata Yesus kepada mereka, “ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Marilah kita mengikuti Juruselamat dalam. kesederhanaan‑Nya dan penyangkalan diri‑Nya. Marilah kita meninggikan Manusia Golgota dengan kata‑kata dan kehidupan kita yang kudus. Juruselamat mendekati mereka yang menyucikan diri bagi Tuhan. Apabila ada suatu waktu di mana kita memerlukan pekerjaan Roh Tuhan di dalam hati dan kehidupan kita, sekaranglah waktunya. Marilah kita memegang teguh kuasa Ilahi untuk menghidupkan satu kehidupan yang kudus disertai penyerahan diri.

Nenek moyang kita kehilangan Eden karena pemanjaan selera, dan satu‑satunya harapan kita memperoleh Eden kembali ialah melalui penyangkalan selera dan nafsu secara teguh. Pertarakan dalam hal cara makan dan penguasaan nafsu akan melindungi intelek dan kekuatan mental dan moral akan menyanggupkan manusia menguasai semua sifat‑sifatnya dan membedakan yang benar dari yang salah, yang suci dari yang biasa. Semua orang yang benar‑benar merasakan pengorbanan Kristus pada waktu meninggalkan istana‑Nya di surga dan datang ke dunia untuk melawan penggodaan, akan bersenang hati menyangkal diri dan memilih menderita bersama Kristus. Kristus menunjukkan dalam hidup‑Nya bagaimana cara manusia mengalahkan pencobaan.

Takut akan Tuhan adalah permulaan segala hikmat. Mereka yang telah menang sebagaimana Kristus telah menang akan senan­tiasa menjaga diri untuk melawan penggodaan setan. Selera dan nafsu harus dibatas sesuai dengan kata hati nurani, supaya intelek tidak menyimpang, kuasa  pemikiran jelas, sehingga pekerjaan setan dan jeratnya tidak disalahpahami sebagai sesuatu yang datangnya dari Tuhan. Banyak orang menginginkan kemenangan dan upah terakhir yang akan diberikan kepada pemenang tetapi tidak sudi bekerja keras menyangkal diri, seperti Penebus. Hanya melalui penurutan dan usaha yang berkesinambungan kita akan menang sebagaimana Kristus telah menang.

Dengan mengendalikan kuasa, selera ribuan manusia tidak akan rusak, karena jikalau mereka menang dalam hal ini, mereka akan mempunyai kuasa moral mengalahkan setiap pencobaan setan. Tetapi mereka yang menjadi hamba selera akan gagal dalam menyempurnakan tabiat Kristen. Pelanggaran manusia yang terus-menerus selama 6000 tahun telah membawa penyakit, rasa sakit, kematian dan segala akibatnya. Sementara kita mendekati akhir sejarah, penggodaan setan untuk memanjakan selera akan lebih berkuasa dan lebih sukar untuk dikalahkan.

Dia yang mengingini terang Tuhan tentang reformasi kesehatan mempunyai satu pertolongan saat menyucikan diri melalui kebenaran. Dia layak mendapat kekekalan.

Diambil dari buku: Counsels on Diet and Foods, bab II

Oleh: Ellen  White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *