Kesempurnaan

Kesempurnaan

AkhirZaman.org: Tuhan tidak pernah mempercayakan penyampaian undangan terakhir bagi dunia kepada orang-orang yang memiliki cacat dan kekurangan dalam tabiat. Banyak pendengarnya akan berbalik dari pekabaran itu, bukan karena mereka tidak percaya kepada pekabarannya, melainkan karena ketidakkonsistenan di dalam kehidupan para jurukabarnya.

Sesungguhnya, kedatangan Yesus kembali adalah bergantung kepada kesempurnaan umatNya. Kita telah terlalu sering berkonsentrasi kepada masalah-masalah yang salah. Kita dengan penuh semangat merancang program-program untuk mendorong anggota-anggota jemaat untuk bersaksi tentang iman mereka, namun dengan kenyamanan Laodikea yang tragis, sangat sedikit yang tertarik membagikan keselamatan yang indah yang telah disediakan oleh Tuhan bagi kita. Sebaliknya, usaha-usaha kita perlu diarahkan kepada reformasi, pertobatan, dan penyerahan penuh kepada kehendak Kristus. Ketika ini dicapai di dalam hati umat Tuhan, mereka akan menyatakan kebenaranNya kepada dunia. Tidak ada program yang telah dirancang yang akan diperlukan untuk mendorong mereka kepada kewajiban mereka. Berdiamnya Roh Kudus akan menjadi penggerak utama dan memberi kuasa yang diperlukan bagi pekerjaan yang ajaib memberitakan Injil kekal ke segala bangsa, bahasa dan kaum. Kualitas-kualitas tabiat seperti ini dituntut dalam surat-surat Yohanes:

“Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa” (1 Yohanes 3:5).

 “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:6).

 “Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya” (1 Yohanes 3:8-10).

Dan demikian juga hamba Tuhan melihat persiapan umat Tuhan adalah mutlak perlu bagi kedatangan Yesus kembali:

 

Ketika tabiat Kristus dihasilkan kembali secara sempurna di dalam umat-Nya, maka barulah Ia akan datang untuk mengakui mereka sebagai milik-Nya. (Christ’s Object Lessons, hlm. 69).

Tidak satupun dari kita akan pernah menerima meterai Tuhan sementara tabiat-tabiat kita memiliki satu noda atau cacat padanya. Terserah kepada kita untuk menyembuhkan kekurangan-kekurangan dalam tabiat-tabiat kita, membersihkan bait suci jiwa dari setiap kenajisan. Maka hujan akhir akan turun ke atas kita sebagaimana hujan awal telah turun ke atas para murid pada Hari Pentakosta (5 Testimonies, hlm. 214).

Apakah yang Bukan Kesempurnaan

KESEMPURNAAN BUKANLAH TUBUH KUDUS. Kodrat kita yang berdosa dan telah jatuh tidak akan berubah HINGGA tubuh yang fana ini mengenakan kekekalan, dan tubuh yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa pada saat kedatangan Yesus Kristus (1 Korintus 15:42; 51-53). Perubahan ini disebut dengan pemuliaan. Namun anak-anak Tuhan akan memperoleh kemenangan melawan setiap pencobaan Setan, bukan melalui kuasa manusia, melainkan melalui kuasa Kristus.

Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu ter-sandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya (Yudas 24).

KESEMPURNAAN BUKANLAH PERFEKSIONISME. Seringkali kesempurnaan (perfection) dan perfeksionisme dikacaukan. Berulang-ulang kali Saudari White menggunakan kata “sempurna.” Ia secara konsisten memegangnya sebagai karunia pemberian Tuhan kepada setiap orang Kristen yang berserah. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa Tuhan bukan saja memiliki kesempurnaan melainkan Ia juga mengaruniakannya.

[Kebenaran Kristus] menyatakan pembenaran melalui Iman dalam Kepastian; kebenaran ini mengundang orang-orang untuk menerima kebenaran Kristus, yang dijadikan nyata dalam penurutan kepada seluruh perintah Tuhan… Seluruh kuasa diserahkan ke dalam tanganNya, sehingga Ia memberikan karunia-karunia yang berlimpah kepada manusia, memberikan karunia kebenaranNya sendiri yang tak ternilai kepada alat manusia yang tidak berdaya (Testimonies to Ministers, hlm. 91-92).

Istilah “perfeksionisme” oleh Saudari White adalah:

Allah tidak akan mempercayakan pemeliharaan kawanan dom-baNya yang indah kepada orang-orang yang pikiran dan pertimbangannya telah dilemahkan oleh kesalahan yang pernah mereka gemari, sama seperti apa yang dinamakan perfeksionisme (pengajaran tentang kesempurnaan diperoleh dari dunia ini) dan Spiritisme, dan yang oleh tingkah laku mereka ketika berada di dalam kesalahan-kesalahan ini, telah mendatangkan noda ke atas diri mereka sendiri dan memburuk-burukkan pekerjaan kebenaran itu (Early Writing, hlm. 101).

Dalam edisi-edisi Early Writing yang lebih belakangan dicatat pemahaman Ilahi yang dimaksudkan oleh Saudari White. Sebagaian umat Tuhan, kehilangan pegangan mereka pada Tuhan dan terseret ke dalam fanatisme. Ellen White menghadapi golongan ini dengan “Demikianlah firman Tuhan.” Ia menegur orang-orang yang mengajarkan bahwa mereka memiliki tubuh kudus dan oleh karenanya tidak dapat berdosa. Tentang perihal ini saudari White menulis:

“Mereka berpegang bahwa barangsiapa yang disucikan tidak dapat berdosa. Dan ini dengan sendirinya membawa kepada kepercayaan bahwa kecintaan dan keinginan orang-orang yang sudah disucikan selalu benar, dan tidak pernah berada dalam bahaya yang membawa mereka ke dalam dosa. Sejalan dengan aliran kepercayaan ini, merekalah yang mempraktekkan dosa-dosa yang paling keji di bawah genggaman penyucian, dan melalui pengaruh penipuan dan ilmu sihir, mereka mencapai suatu kuasa aneh atas beberapa rekan mereka, yang tidak melihat kejahatan teori-teori yang tampaknya indah tetapi menggoda ini…”

“Dengan jelas penipuan guru-guru palsu ini dibeberkan secara terang-terangan di muka saya, dan saya melihat pemandangan menakutkan ini yang berdiri terhadap mereka di dalam buku catatan, dan kesalahan mengerikan yang tertinggal di atas mereka karena mengaku kesucian yang lengkap sedangkan perbuatan mereka sehari-hari merupakan serangan dalam pemandangan Allah” (Early Writings, hlm. 301).

Gerakan yang digambarkan di tahun 1950-an yang disebutkan oleh Saudari White adalah amat serupa dengan gerakan tubuh kudus di tahun 1900, di mana pengikutnya mengakui kesempurnaan tubuh sementara melakukan kekejian-kekejian besar.

KESEMPURNAAN TIDAK MENJAMIN KEKEBALAN DARI DOSA DI KEMUDIAN HARI. Kemenangan hari ini bukanlah garansi bagi kemenangan esok hari. Kita hendaklah bertobat setiap hari sehingga kita memiliki kuasa Kristus yang tinggal. Adalah mungkin untuk jatuh, sebagaimana kita semua dengan sedih dapat memberikan kesaksian. Namun betapa indahnya mengetahui bahwa jikalau kita berbuat dosa, “kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil (1 Yohanes 2:1). Namun teks yang sama menyerukan agar kita berhenti berbuat dosa.

Kesempurnaan dan Kedewasaan

Sejumlah kata dalam bahasa Yunani diterjemahkan menjadi “kesempurnaan” dalam Alkitab Authorized Version. Setiap kata Yunani memiliki nuansa makna masing-masing, terkadang menyatakan kedewasaan atau perkembangan yang penuh. Sebagian orang telah mengaku bahwa gagasan “kesempurnaan tanpa dosa” adalah suatu mitos Alkitab. Namun, secara kontekstual, seringkali penafsiran kedewasaan tidaklah tepat. Sebagai contoh:

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48).

Jikalau kita hendak menggantikan kata “sempurna” dengan “dewasa” maka ayat ini akan menghadapi masalah.

Ketika Adam dan Hawa diciptakan, mereka adalah sempurna. Namun segala kemampuan mereka mampu berkembang. Maka mereka adalah sempurna namun belum dewasa. Demikianlah juga ketika kita menerima Kristus. Kita adalah sempurna namun hampir pasti bahwa kita adalah sangat kurang dewasa. Kesempurnaan Tuhan ditetapkan pada pengetahuan yang tidak terbatas. Kita tidak akan pernah mencapai kedewasaan dari kesempurnaan Tuhan meskipun dalam kekekalan. Bahkan malaikat-malaikat tidak memiliki kesempurnaan yang demikian. Namun Tuhan kita telah menjanjikan kita kuasa-Nya untuk memberikan kita kemenangan melawan pencobaan. Bagian kita adalah sebuah kesempurnaan yang bergantung, bergantung kepada kuasa Kristus setiap saat agar menang dari pencobaan.

 

Sikap Kristiani

John Wesley sebagai pilar Protestan menghadapi banyak perlawanan dalam hal mengembalikan standar kekristenan.   Wesley menulis:

Hampir tidak ada pernyataan di dalam Kitab Suci yang lebih melanggar daripada ini. Banyak orang tidak tahan mendengar kata ‘sempurna.’ Bunyinya adalah suatu kekejian bagi mereka, dan siapa-pun yang mengkhotbahkan kesempurnaan…bahwa keadaan ini dapat dicapai di dalam kehidupan ini, menghadapi bahaya besar diperhitungkan oleh mereka, lebih buruk daripada seorang kafir ataupun pemungut cukai (The Works of Wesley, Vol. 6, hlm. 1).

Penentangnya berkata:

”Ini adalah kesalahan terbesar. Saya membencinya dari lubuk hati saya. Saya mengejar di seluruh dunia dengan api dan pedang gagasan bahwa engkau dapat mengalahkan dosa” (Ibid.).

Sebagai tanggapan, Wesley berkata:

Saya katakan, mengapa begitu keras? Mengapa orang-orang yang menentang keselamatan dari dosa, kecuali beberapa orang saja, begitu bersemangat? Di dalam nama Tuhan, mengapa engkau begitu menyenangi dosa? Apakah yang telah dilakukannya kepadamu? Apakah kebaikan yang tampaknya pernah dilakukannya bagimu di dunia ini, atau di dunia kelak? Dan mengapa engkau begitu kejam terhadap orang-orang yang mengharapkan pembebasan daripadanya? (Ibid.).

 

Sekarang ini, jika kita harus segera menghadap pengadilan Allah, seperti apa seharusnya kita?  Setiap orang menentukan nasibnya sendiri. Tuhan menghendaki agar setiap orang selamat.

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Petrus 3:9).

 

Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran… Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup (Roma 5:16, 18).

 
Injil keselamatan menjangkau melalui rahmat Allah kepada setiap manusia yang mencari, namun orang-orang yang akan selamat akan menjadi orang-orang yang sempurna.

Tabiat yang dibentuk menurut keserupaan ilahi adalah satu-satunya harta yang dapat kita bawa dari dunia ini kepada dunia berikutnya (Christ’s Object Lessons, hlm. 332).

Syarat bagi kehidupan kekal sekarang ini adalah sama dengan sebelumnya—sama seperti di dalam Taman Eden sebelum kejatuhan orangtua pertama kita—penurutan yang sempurna kepada hukum Tuhan, kebenaran yang sempurna (Steps to Christ, hlm. 62).

Tuhan sedang memulihkan alam semesta. Penghakiman itu adalah pemisahan antara yang benar dan yang jahat.

Berkatalah aku dalam hati: “Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.” (Pengkhotbah 3:17).

Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat (2 Korintus 5:10).

Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 22:11).

Keselarasan dan kesatuan harus ditetapkan kembali di Alam Semesta, semua dosa dan orang-orang berdosa harus dimusnahkan. Alkitab mencatat penghapusan dosa untuk terakhir kalinya.

Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar (Yudas 6).

Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman (2 Petrus 2:4, 9).

Tindakan penghakiman oleh Tuhan adalah pemulihan kesempurnaan di Alam Semesta.

Apakah maksudmu menentang TUHAN? Ia akan menghabisi sama sekali; kesengsaraan tidak akan timbul dua kali! (Nahum 1:9).

Disadur  dari buku: PERFECTION (KESEMPURNAAN),  Hartland Publications, 2005

Oleh:  Colin D. Standish

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *