DISIPLIN DAN PENDIDIKAN YANG BENAR (Buruknya Kemalasan)

akhir zaman

       [AkhirZaman.org] Kepada saya telah ditunjukkan banyak dosa diakibatkan oleh kemalasan. Tangan dan pikiran yang sibuk tidak ada waktu untuk memperhatikan setiap cobaan yang disodorkan oleh musuh, tetapi tangan dan otak yang malas selamanya sedia dikendalikan Setan. Bila tidak diisi dengan baik, pikiran itu merenungkan perkara-perkara yang tidak senonoh. Orang tua harus mengajarkan kepada anak-anak bahwa kemalasan itu dosa adanya.16

Tidak ada sesuatu yang lebih pasti menuntun kepada kejahatan daripada mengangkut segala beban dari anak-anak, membiarkan mereka hidup malas dan tidak bertujuan, tidak berbuat apa-apa, atau melakukan sesuatu sekehendak hatinya saja. Pikiran anak-anak sangat aktif, dan kalau tidak diisi dengan sesuatu yang baik dan berguna, maka tak dapat tidak mereka akan berpaling pada sesuatu yang jahat. Meskipun baik dan perlu bagi mereka mengadakan rekreasi, mereka harus diajar bekerja, ada jam tetap untuk bekerja dan juga untuk membaca dan belajar. Usahakanlah menyediakan pekerjaan yang cocok dengan umur mereka serta buku-buku yang berguna dan menarik.17

        Anak-anak sering sekali memulai suatu pekerjaan dengan penuh semangat; tetapi, setelah dibingungkan atau diletihkan olehnya, mereka ingin mengganti pekerjaan itu dan melakukan sesuatu yang baru. Dengan demikian mungkin mereka melakukan beberapa jenis pekerjaan, menemui sedikit kekecewaan, dan meninggalkannya; demikianlah mereka berpindah dari satu pekerjaan kepada pekerjaan yang lain, tanpa menyelesaikan sesuatu. Jangan hendaknya orang tua memperkenalkan sifat suka berubah-ubah itu mengendalikan anak-anak mereka. Jangan hendaknya orang tua itu terlalu sibuk dengan perkara-perkara lain sehingga mereka tidak ada waktu mendisiplin pikiran anak-anak yang sedang berkembang itu dengan sabar. Beberapa perkataan dorongan, atau pertolongan sedikit pada saat yang tepat mungkin dapat menolong anak-anak itu mengatasi kesulitan dan kekecewaan; dan kepuasan yang akan mereka peroleh dari melihat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik akan mendorong mereka kepada usaha yang lebih besar.18

        Anak-anak yang selamanya dibelai dan dilayani selalu mengharapkannya; dan kalau harapan mereka tidak dipenuhi, mereka kecewa dan putus asa. Pembawaan serupa ini akan kelihatan sepanjang kehidupan mereka; mereka akan tidak berdaya, bersandar pada orang lain untuk mendapat pertolongan, mengharapkan orang lain menyokong mereka dan menyerah kepada mereka. Dan kalau mereka ditentang, malah sesudah mereka menjadi pria dan wanita yang sudah dewasa, mereka merasa diperlakukan dengan tidak baik; dan dengan demikian mereka mengkhawatirkan kehidupan mereka di dunia ini, hampir tidak dapat menanggung beban mereka sendiri, sering bersungut dan merasa sakit hati karena segala sesuatu tidak sesuai dengan kehendak mereka.19

        Seorang wanita berbuat suatu kesalahan yang serius terhadap dirinya sendiri dan terhadap keluarganya bila ia melakukan pekerjaannya dan merangkap pekerjaan mereka juga-bila ia mengambil kayu api dan menimba air, malah mengambil kapak untuk membelah kayu sementara suami dan anak-anaknya laki-laki duduk berdiam di sekeliling api seenaknya saja. Tuhan tidak pernah merencanakan istri dan ibu menjadi hamba bagi keluarganya. Banyak ibu menanggung beban berlebih-lebihan, sedangkan anak-anaknya tidak dididik mengambil bagian dari beban di rumah tangga. Sebagai akibatnya, ia kelihatan lekas tua dan meninggal terlalu lekas, meninggalkan anak-anaknya justru pada waktu seorang ibu paling diperlukan untuk membimbing anak-anak yang belum berpengalaman. Siapakah yang harus dipersalahkan?

        Para suami harus berusaha sedapat-dapatnya untuk meringankan tanggungan istri dan menjadikannya tetap gembira. Jangan sekali-kali kemalasan dipelihara atau diperkenankan pada anak-anak, karena lambat-laun hal itu menjadi suatu kebiasaan.20

Hai Orang Tua, Pimpinlah Anak-anak Kamu Kepada Kristus

 

        Anak-anak mungkin ingin berbuat yang benar, mereka mungkin berniat dengar-dengaran dan manis budi terhadap orang tua atau wali mereka; tetapi mereka memerlukan pertolongan dan dorongan dari orang tua atau wali mereka. Mereka mungkin mengambil keputusan yang baik; tetapi kecuali prinsip-prinsip mereka dikuatkan oleh agama dan kehidupan mereka dipengaruhi oleh anugerah Tuhan yang memperbarui, mereka akan gagal mencapai tujuan itu.

        Orang tua harus melipat gandakan usaha mereka untuk keselamatan anak-anak mereka. Mereka harus memberi petunjuk kepada anak-anak itu dengan setia, bukannya membiarkan anak-anak itu mendapat pendidikan mereka sebaik-baiknya. Orang-orang muda jangan hendaknya dibiarkan belajar yang baik dan yang jahat sembarangan saja, dengan anggapan bahwa pada suatu masa yang akan datang yang baik akan lebih kuat pengaruhnya dan yang jahat akan hilang pengaruhnya. Yang jahat akan bertambah lebih cepat daripada yang baik.

        Hai orang tua kamu harus mulai mendisiplin pikiran anak-anak kamu sementara mereka masih muda sekali, dengan tujuan agar mereka menjadi orang Kristen. Biarlah segala usaha diadakan untuk keselamatan mereka. Bertindaklah seolah-olah mereka diserahkan pada pemeliharaanmu guna disesuaikan sebagai permata yang berharga untuk bercahaya dalam kerajaan Tuhan. Berhati-hatilah jangan sampai menidurkan mereka di tepi jurang kebinasaan dengan anggapan yang salah bahwa mereka belum cukup umur untuk bertanggung jawab, belum cukup umur untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan mengakui Kristus.

        Orang tua harus menjelaskan dan menyederhanakan ikhtiar keselamatan kepada anak-anak agar pikiran mereka yang masih muda dapat memahaminya. Anak-anak yang berumur delapan, sepuluh, atau dua belas tahun sudah cukup umur untuk diberi pelajaran agama. Jangan ajar anak-anakmu nanti pada suatu masa mendatang bila mereka sudah cukup umur untuk bertobat dan percaya akan kebenaran. Kalau diajar dengan betul, anak-anak yang masih muda sekali bisa mendapat pandangan yang betul tentang keadaan mereka sebagai orang berdosa serta jalan keselamatan melalui Kristus. Para pendeta biasanya terlalu bersikap acuh tak acuh terhadap keselamatan anak-anak dan tidak berusaha sendiri sebagaimana mestinya. Kesempatan yang luar biasa untuk memberi kesan pada pikiran anak-anak sering sekali lewat tanpa dipergunakan sebaik-baiknya.21

        Bapa-bapa dan ibu-ibu, apakah kamu menyadari pentingnya tanggung jawab yang tertanggung atas kamu? Apakah kamu menyadari perlunya melindungi anak-anak kamu dari kebiasaan-kebiasaan yang sembrono dan menurunkan akhlak? Perkenankanlah anak-anak kamu bergaul hanya dengan orang-orang yang akan memberi pengaruh yang benar pada tabiat mereka. Jangan perkenankan mereka keluar rumah pada malam hari kecuali kamu mengetahui ke mana mereka pergi dan apa yang mereka perbuat. Ajarkanlah kepada mereka prinsip-prinsip kesucian akhlak. Kalau kamu telah melalaikan tugas mengajar mereka hukum demi hukum, syarat demi syarat, sedikit di sini sedikit di sana, mulailah dengan segera melakukan kewajibanmu. Pikullah tanggung jawabmu dan bekerjalah untuk masa kini dan untuk masa kekekalan. Jangan biarkan hari lain lewat tanpa mengakui kelalaianmu terhadap anak-anakmu. Katakanlah kepada mereka bahwa sekarang kamu bersungguh-sungguh hendak melakukan pekerjaan yang ditentukan Tuhan bagimu. Mintalah mereka mengambil bagian dengan dikau dalam pekerjaan reformasi. Berusahalah seberapa dapat menebus waktu yang lampau. Jangan lagi tinggal dalam keadaan sidang Laodikia. Dalam nama Tuhan saya memanggil setiap keluarga untuk menunjukkan pendirian yang sebenarnya. Perbaruilah sidang di rumah tanggamu sendiri.22

Jangan Lalaikan Keperluan Pikiran

 

        Kepada saya telah ditunjukkan bahwa sementara orang tua yang takut akan Tuhan mengekang anak-anak mereka, seharusnya mereka mempelajari pembawaan dan perangai anak-anak itu, dan berusaha memenuhi keperluan mereka. Ada orang tua yang melayani baik-baik keperluan jasmani anak-anak mereka; mereka merawat anak-anak itu dengan manis budi dan setia pada waktu sakit, dan menganggap bahwa kewajiban mereka sudah dipenuhi. Dalam hal ini mereka sudah keliru. Pekerjaan mereka baru saja mulai. Keperluan pikiran harus diperhatikan. Kecakapan diperlukan untuk menggunakan penawar yang betul guna menyembuhkan pikiran yang dilukai.

        Anak-anak menghadapi ujian yang sama beratnya dan sama menyedihkan sifatnya seperti yang dihadapi oleh orang-orang yang lebih tua. Orang tua sendiri tidak sama perasaannya pada setiap saat. Pikiran mereka sering bingung. Mereka bekerja dengan perasaan dan perasaan yang keliru. Setan menyerang mereka, dan mereka menyerah pada penggodaannya. Mereka berbicara dengan sifat lekas marah, dan dalam cara yang membangkitkan kemarahan pada anak-anak mereka, dan kadang-kadang terlalu banyak tuntutan dan tidak puas. Anak-anak yang malang itu mencontoh perangai seperti itu, dan orang tua tidak bersedia menolong mereka, karena justru orang tua sendirilah yang menyebabkan kesulitan itu. Kadang-kadang segala perkara tampaknya sudah salah. Sifat mudah marah meliputi seluruh keluarga dan semuanya mengalami sesuatu yang sangat menyedihkan dan tidak menyenangkan. Orang tua mempersalahkan anak-anak mereka yang malang itu dan berpendapat bahwa anak-anak itu tidak suka menurut dan sukar sekali diperintah, anak-anak yang paling bandel di dunia ini, pada hal penyebab gangguan itu ialah mereka sendiri.

        Ada orang tua yang menimbulkan banyak kerusuhan karena kurang pengendalian diri. Gantinya menyuruh anak-anak melakukan ini atau itu dengan ramah tamah, mereka memerintahkan anak-anak itu dengan nada marah, dan pada saat yang sama kritik atau celaan selalu ada pada bibir mereka, yang sebenarnya tidak patut diberikan kepada anak-anak itu. Hai orang tua, cara bertindak seperti ini terhadap anak-anakmu merusakkan kegirangan dan cita-cita mereka. Mereka melakukan perintahmu, bukan karena cinta, melainkan karena mereka tidak berani berbuat selain dari itu. Hati mereka tidak ada di dalam pekerjaan yang diperintahkan kepada mereka. Pekerjaan itu menjemukan, gantinya menyenangkan, dan hal ini sering menyebabkan mereka lupa mengikuti segala petunjukmu, menjadikan engkau lebih marah, dan keadaan bertambah buruk lagi bagi anak-anakmu. Sifat mencari kesalahan diulangi, kelakuan mereka yang buruk ditunjukkan di hadapan mereka.

        Jangan hendaknya anak-anakmu melihat engkau dalam keadaan muka masam. Kalau mereka menyerah pada pencobaan, dan kemudian sadar dan bertobat dari kekeliruan itu, ampunilah mereka dengan limpahnya sama seperti engkau berharap diampuni oleh Bapamu yang di surga. Nasihatilah mereka dengan ramah tamah, dan pereratlah hubunganmu dengan mereka. Itulah suatu saat yang genting bagi anak-anak. Pengaruh-pengaruh akan mengelilingi mereka hendak menjauhkan mereka daripadamu, dan engkau harus mengatasinya. Ajarlah mereka menjadikan dikau orang kepercayaan mereka. Biarlah mereka membisikkan ujian dan kegirangan mereka ke telingamu. Dengan memberikan dorongan sedemikian, engkau akan menyelamatkan mereka dari banyak jerat yang telah disediakan Setan bagi anak-anak yang belum berpengalaman. Jangan perlakukan anak-anakmu hanya dengan kekerasan, dengan melupakan masa kanak-kanakmu sendiri, dan melupakan bahwa mereka hanya anak-anak. Jangan mengharapkan mereka menjadi sempurna atau berusaha dengan lekas menjadikan mereka pria dan wanita yang sudah dewasa dalam tindakan mereka. Dengan berbuat demikian, engkau akan menutup pintu yang sebenarnya dapat engkau buka bagi mereka, dan akan menghalau mereka untuk membuka pintu bagi pengaruh-pengaruh yang merugikan, dan orang-orang lain meracuni pikiran mereka yang masih muda sebelum engkau menyadari bahaya mereka.23

Jangan Sekali-kali Memperbaiki Seorang Anak Bila Engkau Marah

 

        Kalau anak-anakmu tidak mau menurut, mereka harus diperbaiki. Sebelum memperbaiki mereka, asingkanlah dirimu, dan mintalah Tuhan melembutkan dan menaklukkan hati anak-anakmu dan memberikan akal budi kepadamu dalam perlakuan terhadap mereka. Setahu saya, belum pernah cara ini gagal. Engkau tidak dapat memberikan pengertian kepada seorang anak tentang perkara-perkara rohani bila hatimu dipenuhi kemarahan.

        Engkau harus memperbaiki anak-anakmu dengan cinta. Jangan biarkan mereka berbuat sekehendak hati sampai engkau menjadi marah, dan kemudian menghukum mereka. Perbaikan seperti itu hanya memperburuk keadaan, gantinya mengobatinya.

        Menunjukkan amarah terhadap seorang anak yang bersalah berarti memperbesar keburukan itu. Hal itu membangkitkan amarah anak dan membawa dia kepada perasaan bahwa engkau tidak mempedulikan dia. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa engkau tidak dapat memperlakukan dia sedemikian kalau sekiranya engkau mempedulikannya.

        Dan apakah engkau beranggapan bahwa Tuhan tidak mengetahui caramu memperbaiki anak-anak ini? Ia mengetahuinya, dan ia mengetahui juga hasil-hasil yang sangat menyenangkan apa dapat diperoleh kalau pekerjaan perbaikan itu dilakukan dalam cara yang menyenangkan gantinya menimbulkan kebencian.24

Pentingnya Kejujuran Terhadap Anak-anak

 

        Orang tua harus menjadi teladan bagi perkara-perkara yang benar, sebab inilah pelajaran sehari-hari yang harus diterapkan pada hati anak-anak. Prinsip yang tidak menyimpang harus mengendalikan orang tua dalam segala urusan kehidupan, terutama dalam pendidikan anak-anak mereka. “Jika budak sekalipun, maka suka ia berpura-pura dalam perbuatannya, seolah-olah semuanya betul dan benar barang yang diperbuatnya itu.

        Seorang ibu yang kurang bijaksana, dan yang tidak mengikuti bimbingan Tuhan, mungkin mendidik anak-anaknya menjadi penipu dan orang pura-pura. Sifat-sifat tabiat yang dipelihara sedemikian mungkin berurat-berakar dalam hatinya sehingga berdusta dilakukan dengan sendirinya sama seperti bernapas. Kepura-puraan akan dianggap sebagai kesungguh-sungguhan dan kenyataan.

        Hai orang tua, jangan sekali-kali memutar-balikkan; jangan sekali-kali menceritakan sesuatu yang tidak benar baik dalam ajaran maupun dalam teladan. Kalau engkau menghendaki anakmu suka akan kebenaran, engkau sendiri harus suka akan kebenaran. Berlakulah jujur dan tidak menyimpang. Pemutar balikkan sedikit pun sekali-kali jangan diperkenankan. Sebab kaum ibu biasa memutar-balikkan dan tidak suka akan kebenaran, anak mengikuti teladannya.

        Perlu sekali kejujuran dipraktekkan dalam segala hal ihwal kehidupan ibu, dan penting sekali dalam pendidikan anak-anak mengajar anak-anak perempuan dan laki-laki agar mereka sekali-kali jangan memutar balikkan atau menipu sedikit pun.25 (berlanjut ke bagian 3)

Oleh: Ellen White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *