PASTIKAN UNTUK SIAP BERTEMU ALLAH

siap bertemu allah

[AkhirZaman.Org] Kristus menggambarkan bahwa ketika Ia datang kembali, sebagian dari umatNya yang sedang menunggu akan sibuk dengan transaksi-transaksi bisnis. Sebagian orang sedang manabur di ladang, yang lain sedang sibuk mengumpulkan hasil panennya, dan ada yang sedang menggiling padi. Memang bukanlah kehendak Allah agar umat pilihanNya meninggalkan tugas dan tanggungjawab hidupnya, lalu termangu-manggu merenung dan hidup dalam impian rohani [1]. Sikap fanatik dalam menantikan kedatangan Tuhan dimana seseorang tidak mau lagi berbuat apa-apa bukanlah sikap yang  Allah harapkan.  Sebaliknya, sikap acuh tak acuh, Lengah, ceroboh, pandang enteng juga adalah suatu bahaya besar yang Tuhan tidak ingin terdapat diantara umatNya.

 

..:: GENERASI TERAKHIR

Sekarang kita sudah berada di waktu itu, waktu dimana Yesus bisa datang “tiba-tiba”, yaitu akhir zaman.  Akhir zaman adalah suatu masa yang beda dengan yang lain.  Suatu masa penentuan akhir sehingga setiap orang seharusnya menaruh perhatiannya yang paling penuh.  Kita harus mengerti hal ini dengan jelas, sebagaimana  Alkitab sendiri membedakan antara kehidupan diakhir zaman dengan kehidupan di zaman lainnya.  

Perhatikan bagaimana Alkitab menyatakan perjalanan iman umat-umat Tuhan dalam Ibrani 11:32-40.

“Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.  Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.  Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.  Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.  Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.  Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Ada suatu standar kebenaran Allah yang lengkap yang akan dipenuhi oleh umat-umat Tuhan yang hidup diakhir zaman.  Manusia yang hidup diakhir zaman akan jadi penyempurna terang dan pengalaman iman setiap umat disegala zaman. Merekalah yang akan menutup segala cerita dosa dan beralih kepada kehidupan kekal yang dipulikan.

Yesus  menunjukan suatu perhatian yang khusus terhadap masa ini.  Begitu dasyatnya zaman ini sehingga dibutuhkan daya tahan yang tinggi untuk melaluinya.  Ada suatu tantangan bahaya besar yang akan datang menimpa umat-umat-Nya diakhir zaman sehingga Yesus sebelum kembali ke sorga menyempatkan diri untuk mengamarkan hal ini terlebih dahulu agar supaya umat-Nya dapat mengadakan persiapan untuk menghadapinya.  

Allah dalam kemurahannya yang besar memberikan suatu Pekabaran Nubuatan tentang akhir zaman, suatu petunjuk bagi umat-umat Tuhan.  Segala sesuatu yang umat Tuhan perluhkan untuk mengahadapi akhir zaman dinyatakan dalam Firman-Nya , sehingga setiap orang tidak perluh takut apabila memperhatikan setiap petunjuk-petunjukNya.

Dari beberapa amaran yang Yesus sampaikan, perumpamaan tentang sepuluh anak dara  dalam Matius 25:1-11, adalah amaran yang mengandung makna yang sangat dalam, suatu pesan yang begitu serius dan memiluhkan hati.  Perumpamaan ini di ambil berdasarkan  keadaan dari kebiasaan pernikahan dikalangan orang yahudi waktu itu, yang menjelaskan perjalan rohani sidang Allah diakhir zaman yang  tragis.

 

..:: AWAL YANG MENENTUKAN

Cerita dimulai dengan kesungguh-sungguhan suatu kelompok umat Tuhan yang menantikan kedatangan Tuhan.

“Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.”

Umat Tuhan diumpamakan dengan Sepuluh gadis.  “Gadis” dalam bahasa yunani  parthenos, diterjemahkan kedalam bahasa inggris “virgins” memiliki arti murni atau suci.  Kesepuluh gadis ini semuanya murni.  Hal ini menjelaskan bahwa semua pada awalnya memiliki status yang sama sebagai umat Tuhan, anggota jemaat yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan dan menantikan kedatangan-Nya [2]. “Semua mempunyai pelita yang menyala, berarti  semua mempunyai pengetahuan mengenai Kitab Suci.  Mereka menghormati kebenaran, bahkan pembela kebenaran.   Pada awalnya  tidak tampak perbedaan di antara mereka itu.  Semua telah mendengar pekabaran mengenai kedatangan Kristus yang sudah dekat, dan dengan yakin mengharapkan kedatangan-Nya [3].

Kita bisa membayangkan bagaimana orang-orang ini dengan semangatnya bersiap menyongsong mempelai.  Orang-orang  ini tentulah bukan orang-orang munafik yang berkedok yang menyusup kedalam geraja.  Lalu siapa mereka?  Saya dan anda, kita semua!  Apa artinya? Apa yang Yesus sedang berusaha untuk jelaskan dari perumpamaan ini?  Ada sebuah kepedihan yang Yesus rasakan dimana dari antara umat-umat-Nya ada yang pada akhirnya akan gugur.  Akan ada bintang-bintang yang dahulu bersinar cemerlang akan jatuh dan hal ini yang Yesus berusaha cegah untuk tidak terjadi.

Dari kesepuluh gadis itu, Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.  Sebuah pembagian yang sama banyak antara yang bijaksana dengan yang bodoh.  menunjukan suatu peluang yang sama yang mungkin saja menimpa  setiap anggota jemaat Tuhan.  Ini kedengarannya menakut-nakuti, namun hal inilah yang menjadi inti keprihatinan Tuhan.  Yesus tidak sedang mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang akan masuk sorga, namun sedang memberi amaran yang sangat serius pada umat-umat-Nya untuk membuat suatu persiapan yang penuh dan teliti, serta jauh dari sikap memandang remeh.

Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.  Alkitab menjelaskan keadaan awal yang terjadi pada mereka yang menjadi penyebab mereka harus terpisah.  Ada sikap dan tindakan yang diambil yang menghasilkan konsekuensi dari setiap keputusan itu;  ”…Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Gal 6:7).  

Kata Bodoh, dalam bahasa yunani  mwroi, dalam bahasa inggris foolish yang berarti bodoh, dapat diterjemahkan tidak teliti, tidak berhati-hati  atau suatu sikap yang tidak cermat.  Berkaitan dengan suatu tindakan, mwroi mengandung arti gagal untuk melihat sesuatu yang dibutuhkan.  Dalam hal ini gagal melihat bahwa  adalah perluh untuk membawa cadangan  minyak sebagai bahan utama untuk menyalakan pelita [4]. Pelita itu adalah sesuatu yang sangat penting ketika hendak menyongsong dimalam hari, tetapi minyak adalah juga sama pentingnya sebab cahaya pelita akan terjaga tidak padam kalau ada minyak. Kedua-duanya baik pelita maupun minyak adalah sama-sama kebutuhan yang  vital.

Dalam hal inilah nyata perbedaan antara keduanya, yaitu, persiapan yang cermat dan bijak lawan sikap lalai dan tidak mau repot.  Kunci perbedaan mereka terletak pada keputusan awal yang mereka ambil.  Yang bijak melakukan tindakan yang  ekstra hati-hati, suatu tindakan inisiatif yang tidak biasa-biasa saja. Sementara apa yang dilakukan gadis-gadis bodoh adalah sikap yang wajar, normal dan sedikit lalai.  Kalau kedatangan pengantin tidak tertunda sesuai perkiraan,  maka persiapan mereka sudah cukup dan tidak akan menuai masalah.

 

..:: TAK BOLEH PADAM

Kedua-duanya telah memulai penantian dengan pelita yang menyala dan dapat dipastikan semuanya sadar akan pentingnya pelita sebagai sebuah terang penuntun dalam gelap.   Pelita yang  menggambarkan firman Allah, sebagaimana penulis  Mazmur menyatakan, “Firman Mu itu pelita bagi kakiku “, adalah kebutuhan primer  umat Tuhan.   Pelita  firman Allah ini harus terjaga tidak padam sebagai “terang bagi jalan” umat Tuhan.  Terang kebenaran Allah ini dibutuhkan untuk memastikan umat-umatnya masih tetap dijalan yang benar menujuh kerumah Bapa. 

Pengikut pengikut Kristus harus menyinarkan terang ke dalam dunia yang gelap…Dengan Roh Kudus, firman Allah adalah terang manakala ia menjadi kuasa yang mengubah dalam kehidupan si penerima. Oleh menanamkan dalam hati mereka prinsip prinsip sabda Nya, Roh Kudus mengembangkan dalam manusia sifat sifat Allah. Terang kemuliaan Nya—tabiat Nya—harus bersinar dari pengikut pengikut Nya. Dengan demikian mereka harus memuliakan Allah, untuk menerangi jalan ke rumah mempelai laki laki, ke kota Allah, ke perjamuan kawin Anak Domba [5].

Minyak itu sendiri merupakan lambang dari Roh Kudus. Sesuatu yang dibutuhkan pelita untuk menyalah.  Tanpa Roh Allah pengetahuan mengenai firman Nya adalah sia sia belaka. Teori mengenai kebenaran, yang tidak disertai oleh Roh Kudus, tidak berguna.  Seseorang bisa mengetahui perintah serta janji janji  dalam Alkitab; tetapi  jika Roh Allah tidak menanamkannya dalam hati, Firman itu tidak akan mengubah tabiat, hati yang jahat tidak  akan disucikan. Tanpa penerangan Roh, manusia tidak akan bisa membedakan mana kebenaran dan mana  kepalsuan dari setan, dan  mereka akan dengan mudahnya jatuh di bawah jerat-jerat  lihai lusifer [6]

Roh Allah diberikan kepada manusia yang berserah.  Roh itu bekerja atas hati manusia, sesuai dengan kerelaan dan izin untuk menanam dalam diri manusia prinsip-prinsip kudus ilahi; tetapi golongan yang digambarkan oleh anak anak dara yang bodoh telah merasa puas dengan sesuatu yang dangkal. Mereka tidak mau mengenal Allah lebih dalam. Mereka tidak mempelajari tabiat Nya; tidak membiarkan Roh terus membimbing hidup mereka untuk memperkenalkan Allah secara utuh melalui setiap firman dalam hidup mereka sehingga mereka  dapat berhubungan dengan Dia;  itulah sebabnya mereka tidak memahami apa artinya percaya, dan menang.  Oleh Rohlah firman Nya  dapat menjadi pelita bagi kaki dan terang kepada jalan.

Banyak yang mengikuti jalan yang tidak bijak ini dengan merasa bebas memperlakukan firman Allah menurut kemauan sendiri.  Memupuk kebiasaan mempertanyakan segala sesuatu dadalamnya sehinggah membuka jalan kepada ketidakpercayaan.  Sikap yang diijinkan bertumbuh  ini akan secarah perlahan-lahan mengikat pikiran sehingga menjadi sulit untuk percaya pada janji-janji  Allah ketika hal itu nantinya sangat dibutuhkan untuk dapat lepas dari jerat-jerat setan.  “Manusia tidak berkuasa melepaskan diri dari jerat setan. Dia yang mendidik dirinya dalam keragu-raguan, kesangsian dan sifat suka mengecam akan bersiteguh dalam ketidaksetiaan.” [7]

Hati manusia tidak akan mengenal kebahagian sampai hati itu diserahkan untuk dibentuk oleh Roh Allah. Roh itu menyesuaikan jiwa yang sudah dibaharui kepada model itu yakni Yesus Kristus. Melalui pengaruhNya, permusuhan terhadap Allah diubah menjadi iman dan kasih. Kesombongan menjadi kerendahan hati. Jiwa merasakan keindahan dari kebenaran dan Kristus dihormati dalam keluhuran dan kesempurnaan tabiat. Tidak ada sifat gerakkan kita, bukan kemampuan otak ataupun kecenderungan hati, tetapi dari saat ke saat berada di bawah  pengendalian Roh Allah. Roh itu menerangi kegelapan kita, mengisi pikiran kita dan menolong kita dalam kebutuhan-kebutuhan kita yang berlipat ganda. Tetapi pikiran itu harus sesuai dengan kehendak Allah. Jika keduniawian diijinkan masuk, kalau kita tidak mempunyai keinginan untuk berdoa, tidak ada kerinduan untuk bersekutu dengan Dia yang  merupakan sumber kekuatan dan hikmat, maka Roh itu tidak akan tinggal bersama kita. ” [8]

Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah” (1 Kor 2:11) 

Akan tetapi  minyak yang sangat berarti ini diremehkan dan manusia tetap berpikir akan dapat bertahan.  Hati tidak dibiasakan untuk mengikuti bimbingan Roh dan perlahan-lahan pengaruhnya yang memberi terang menjadi sirna.  Allah bukan tidak adil atau jahat.   Kita hanya akan menuai apa yang kita sudah biasakan dari awal. Tidak ada yang instan.  Roh tidak ada disana dan tiba-tiba meninggalkan manusia ketika kegelapan yang pekat datang, tetapi Ia ada disana namun terus-menerus diabaikan.

Lain halnya dengan yang bijak, yang menghargai pentingnya peranan Roh,  yang tidak merasa aman jika tidak terus membawa serta buli-buli yang berisi minyak.  Mereka adalah orang yang tidak akan pernah membiarkan buli-buli mereka kosong sesaatpun.

 

..:: PENANTIAN YANG PANJANG

Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Seperti dalam perumpamaan itu, demikianlah  yang akan terjadi.  Akan ada suatu penangguhan, iman diuji; dan bila mana seruan terdengar, “Mempelai datang! Songsonglah dia,” banyak yang tidak bersedia. Mereka tidak mempunyai minyak dalam buli buli, anggota-anggota gereja itu sangat miskin akan Roh Kudus.

Kedatangan pengantin tertunda dan pelita harus tetap menyala untuk waktu yang lebih lama.  Persiapan mereka diuji disini.  Sedikit kelalaian gadis-gadis bodoh nyata dalam hal ini, bahwa pelita tidak boleh padam untuk waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya; “tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat 23:36). Mereka melewatkan persiapan ini .  Seharusnya mereka tahu bahwa kedatangan Tuhan bisa lebih lama dari yang mereka pikirkan namun hal ini diabaikan. 

Saat tidur nampaknya menjadi batas akhir dalam melakukan persiapan.  Kesempatan tidaklah selamanya ada.  Bersama-sama dengan gadis bijak, golongan gadis bodoh melewatkan batas waktu persiapan dan tetap merasa bahwa semuanya baik-baik saja.  Saat dimana segala sesuatu masih memungkinkan untuk mengadakan persiapan harus berlalu.  Sebenarnya ada beberapa waktu sesaat sebelum tertidur, dimana mereka masih dapat memastikan kembali persediaan minyak, mengingat mereka telah lama menanti dan kemungkinan minyaknya hampir habis,  akan tetapi mereka tidak melakukannya.

Ada satu rasa aman keliru yang  dipupuk diantara umat Tuhan.  Mereka membuai hatinya daIam perasaan aman dan memimpikan tidak akan ada tantangan ataupun bahaya. Kemudian mereka membiarkan diri terlena dan tertidur dalam harapan ini.  Ketika dikejutkan untuk bangun menghadapi suatu kenyataan dahsyat didepan mata, mereka baru sadar akan kemiskinannya dan memohon kepada orang lain untuk menutupi kekurangannya; tetapi dalam perkara perkara rohani tidak seorang pun dapat menutupi kekurangan orang lain. Karunia Allah telah dipersembahkan dengan cuma cuma kepada setiap jiwa. [9]

Banyak orang yang waktu itu sepertinya terkejut ketika saudara-saudara mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang lalai.  Banyak yang  sekarang ini masih menggantungkan kerohaniannya pada orang lain, entah pada pendeta, isteri, suami atau siapapun,  sementara lalai untuk membentuk kehidupan rohaninya secara pribadi [10].   Mereka terbiasa mencari pembelaan atas setiap dosa yang dilakukan dan terus mencari jalan toleransi terhadap setiap standar kebenaran Allah yang agung seraya  tetap merasa aman.  

“Tetapi tabiat tidak dapat ditukar. Tidak seorang pun dapat percaya untuk orang lain. Tidak seorang pun dapat menerima Roh itu bagi orang lain. Tidak seorang pun dapat memberikan kepada orang lain tabiat yang merupakan buah dari pekerjaan Roh. “Biarpun . . . Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka.” [11]  Adalah sesuatu yang mustahil bagi siapapun juga untuk dapat membagikan kepada orang lain kekuatan rohaninya yang diperoleh dari persekutuan pribadi dengan Roh Kudus. Suatu kekuatan yang hanya dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam bersekutu dengan Roh, suatu pengalaman yang membutuhkan  waktu yang panjang.  Gadis-gadis bijak menolak untuk memberikan minyak bukanlah berarti tidak mau akan tetapi hal itu memang tidak bisa. [12]

Kita tidak bisa bersedia untuk bertemu Tuhan dengan terbangun ketika seruan terdengar, “Mempelai datang!” dan kemudian mengumpulkan pelita kita yang kosong dan mengisinya. Kita tidak bisa langsung kembali menggunakan kekuatan persekutuan dengan Roh yang sudah bertahun-tahun kita tolak. Pada saat itu sudah tidak ada waktu untuk memulainya lagi dan itu artinya sudah terlambat.

Kedatangan mempelai laki laki adalah di tengah malam—saat yang paling gelap. Menjelaskan kedatangan Kristus akan terjadi pada masa yang paling gelap dalam sejarah dunia.  Zaman Nuh dan Lot merupakan gambaran  keadaan dunia sejenak sebelum kedatangan Anak manusia.   Zaman yang penuh dengan pemuasan hawa nafsu, godaan-godaan kesenangan dunia, dan saat dimana Setan akan menjalankan pekerjaan penghabisan dengan kuasa penuh “dengan rupa rupa tipu daya yang jahat.” 

Pekerjaannya jelas ditunjukkan oleh kegelapan yang cepat bertambah, kesalahan kesalahan yang banyak, hujatan dan tipu muslihat akhir zaman. Setan tidak saja memimpin dunia dalam penawaran, tetapi muslihatnya sedang memasuki gereja gereja yang mengaku sebagai gereja Tuhan kita Yesus Kristus. Kemurtadan yang besar akan berkembang menjadi kegelapan yang pekat seperti tengah malam, tidak tertembus seperti kain yang rapat tenunannya. Bagi umat Allah ini merupakan malam percobaan, malam yang penuh tangis, suatu malam penuh penganiayaan demi kebenaran…Itu adalah kegelapan dari kesalahpahaman terhadap Allah yang menudungi dunia ini. Manusia kehilangan pengetahuan mereka mengenai tabiat Nya. Ia telah disalah pahami dan disalahtafsirkan. [13]

Itulah saat yang berat dimana kebenaran harus tetap bersinar ditengah tekanan pekatnya kegelapan yang menudungi dunia.  Akan tetapi terang kebenaran Allah tidak dapat dipadamkan karena sudah tertanam dalam kehidupan umat-umat-Nya, menjadi suatu  tabiat yang tidak dapat dihapus kecuali dengan membunuh mereka.

Terang dari Matahari Kebenaran bersinar dalam perbuatan perbuatan kebajikan, dalam kata kata yang benar dan perbuatan yang suci.  Inilah yang diterangkan oleh nabi Yesaya ketika ia berkata , “Supaya engkau memecah mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah dan apabila engkau melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan Tuhan barisan belakang Mu.”  Demikianlah dalam malam kegelapan rohani kemuliaan Allah akan bercahaya melalui tabiat murni sidang-Nya. 

Umat-umat yang telah berhasil dalam masa-masa persiapan dan terbukti menang dalam melalui ujian, akhirnya akan menjadi berkat yang tak terkira bagi dunia ini. Dunia yang dikelilingi ratapan.  Dunia yang di setiap sisinya terdapat orang yang susah dan sedih, orang-orang yang hidup dalam kesukaran dan sengsara yang hampir putus asa.  Mereka yang sudah terbiasa memberi makanan kepada orang yang lapar, pakaian kepada orang yang telanjang , tempat berteduh kepada orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, mengangkat orang yang tertindas dan menghiburkan orang yang berduka, akan dipanggil untuk berbuat lebih banyak pada waktu itu.

Adakah saya salah satunya?

 

..:: BERPERILAKU SESUAI DENGAN TUNTUTAN TERAS MASA KINI

Kunci dari amaran Yesus kepada umatnya melalui perumpaman sepuluh anak darah adalah membangun suatu sikap mental yang mau terus bertumbuh, suatu kehidupan yang mau terus dibimbing oleh Roh kemanapun ia dituntun.  Ada suatu perjalanan panjang dimana umat-umat Tuhan harus terus berjalan.  Kita tidak boleh puas dengan keadaan kita sekarang dan menghibur diri dengan suatu rasa aman damai yang keliru melainkan tetap maju kemana kita sudah seharusnya melangka.

Setiap zaman Allah mempunyai standar kebenaran yang  Ia tetapkan.  Dan kita akan menempatkan diri kita kedalam bahaya yang besar jika lalai untuk mempelajari dan hidup sesuai dengan terang kebenaran zaman dimana kita berada. 

Saya telah bertanya dalam benak saya, setelah saya melihat orang-orang di kota-kota kita yang sangat sibuk dengan urusan bisnisnya, apakah mereka itu pernah memikirkan tentang hari Allah sekarang sudah berada di depan kita. Masing-masing kita harus hidup sesuai dengan hari besar yang segera datang kepada kita.  Kita tidak dapat hidup tanpa memikirkan akan hari penghakiman itu; karena meskipun lama tertunda, hari itu sekarang sudah dekat, bahkan sudah dimuka pintu, dan datang dengan sangat cepat. Nafiri Penghulu  Malaikat itu akan segera mengagetkan orang yang hidup dan membangkitkan yang sudah mati. [14]

Ada pekabaran khusus yang dikirim Allah untuk umat-umatNya diakhir zaman yang akan menolong mereka yang percaya dan menerimanya untuk dapat mempersiapkan diri bagi kedatangan Tuhan.  Umat Allah akan dipersiapkan secarah mental, fisik dan rohani untuk mampu menghadapi kesukaran akhir zaman dan keluar sebagai pemenang.  Tidak ada suatu persiapan yang sepeleh atau lebih rendah,  apapun itu, termasuk persiapan fisik.

Pembaharuan kesehatan, sebagai ditunjukkan kepada saya adalah bagian dari pekabaran malaikat yang ketiga dan sangat erat hubungannya sebagaimana eratnya hubungan antara tangan dan lengan dengan tubuh.  Pengendalian diri  yang sejati mengajarkan kita agar sama sekali membuang segala sesuatu yang merusak dan menggunakan dengan bijaksana apa yang menyehatkan.  Apa saja yang merusak kesehatan bukan hanya mengurangi kebugaran tubuh, tetapi  cenderung melemahkan kemampuan pikiran dan moral.  Pemanjaan akan sesuatu kebiasaan yang tidak menyehatkan membuat lebih sukar bagi seseorang untuk membedakan antara yang benar dari yang salah, dengan demikian lebih sulit menolak kejahatan. [15]

Perluhnya suatu kehidupan yang tidak bisa ditipu ataupun terbujuk oleh godaan setan.  

Kita harus berjaga-jaga dan bekerja serta seakan-akan inilah hari terakhir yang diberikan kepada kita.  Satu-satunya rasa aman kita adalah dalam melakukan pekerjaan kita setiap hari seperlunya, bekerja, berjaga-jaga, menunggu, setiap saat sesuai bersandar pada kekuatan dari Dia yang sudah mati dan bangkit kembali, yang hidup untuk selama-lamanya.  Setiap pagi serahkanlah dirimu bersama anak-anakmu kepada Allah untuk hari itu. Jangan berhitung secara bulanan atau tahunan; itu bukanlah hakmu. Satu hari yang singkat diberikan kepadamu. Seolah-olah itulah harimu yang terakhir di bumi ini, bekerja selama jam-jam hari itu bagi Tuhan. Bentangkanlah rencana-rencanamu di hadapan Allah, untuk dilaksanakan ataupun dibatalkan, sebagaimana kita mengharapkan pemeliharanaanNya. [16]

 

..:: BERPUASA, BERDOA DAN BELAJAR FIRMAN SETIAP HARI

Sekarang dan seterusnya sampai masa kesudahan umat Allah harus lebih tekun, lebih waspada, tidak bersandar pada kebijaksanaan diri sendiri, melainkan bergantung sepenuhnya pada Tuhan.  Hal itu berarti , selalu ada waktu yang disisihkan untuk berdoa.  Kita tidak akan aman untuk sehari ataupun sejam tanpa doa. Kehidupan yang bijaksana dan giat yang  kita jalani setiap hari harus selalu disertai doa dalam hati.  Doa hendaknya menjadi kesibukan kehidupan kita.  

Yesus juga sempat mengungkapkan tentang puasa sebagai salah satu senjata dalam mengahadapi masalah.  ”Puasa sejati bukan sekedar tidak makan atau minum melainkan berhenti dari setiap jenis makanan merangsang yang merusak kemampuan kontrol diri seseorang dan menggunakan makanan sederhana yang menyehatkan secara tepat yang Allah telah sediakan dengan limpahnya.”[17] Diri perluh dilatih untuk mengembangan suatu prinsip hidup  tidak takluk pada apapun, termasuk selera, selain pada Tuhan.  Puasa membantu umat Tuhan menghasilkan suatu sikap merendahkan diri serta penyangkalan diri yang disiplin.

Selanjutnya, tidak ada hati yang dibaharui dapat tetap berada dalam kondisi yang baik tanpa diberi makan firman Allah setiap hari. Rahmat Ilahi harus diterima tiap-tiap hari, kalau tidak tak ada seorangpun yang  akan tetap dalam keadaan bertobat.  Biarlah iman itu disokong firman Allah. Peganglah dengan teguh kesaksian yang hidup oleh kebenaran. 

Orang-orang Kristen harus siap menghadapi apa yang segera akan meledak di dunia ini sebagai suatu kejutan luar biasa, dan persiapan hari ini harus mereka adakan melalui belajar firman Allah dan tekun serta berusaha menyesuaikan kehidupan mereka dengan pengajaran-pengajaranNya.  Tidak ada yang tahan berdiri selama peperangan sengit yang terakhir kecuali mereka yang membentengi pikiran dengan kebenaran-kebenaran Alkitab.Hanya mereka yang sudah dengan tekun mempelajari Kitab Suci dan yang telah menerima kecintaan akan kebenaran ynag akan dilindungi dari angan-angan hebat yang akan menawan dunia.  Jemaat Tuhan perlu memahami ramalan-ramalan Allah; mereka perlu memiliki pengetahuan yang sistematis tentang prinsip-prinsip kebenaran yang akan dinyatakan, yang akan melayakkan mereka menghadapi apa yang akan datang ke dunia ini serta mencegah mereka agar tidak terombang-ambingkan oleh setiap angin pengajaran.

Ciptakan  saat-saat keemasan dalam hidup dengan menyisishkan waktu untuk berdoa dan mempelajari Kitab Suci, walaupun hanya sekedar menghafalkan satu ayat saja, agar kehidupan rohani akan terjaga di dalam jiwa.

Firman Allah yang indah itu adalah suatu standar.  Biarlah ayat-ayatnya dimasukan ke dalam ingatan sebagai pengetahuan berharga tentang apa yang Tuhan telah katakan.
Bangunlah tembok yang terdiri dari ayat-ayat suci disekelilingmu, maka engkau akan melihat bahwa dunia tidak dapat merubuhkannya.
Masukkanlah Kitab Suci itu ke dalam ingatan, kemudian lontarkan kembali kepada setan apabila dia datang dengan godaan-godaan setan dan menolaknya.
Gantungkan pada dinding ingatanmu kata-kata Kristus yang berharga itu. Perkataan-perkataan harus dinilai jauh melebihi perak dan emas. 
Kantongilah Alkitab kecil bersamamu sementara engkau bekerja dan manfaatkanlah setiap kesempatan untuk menghafalkan janji-janjiNya yang berharga itu.
Waktunya akan tiba di mana banyak orang akan kehilangan firman yang tertulis itu. Tetapi kalau firman ini sudah tertera dalam ingatan, maka tak seorangpun dapat merenggutnya dari kita. [18]

Demikianlah kita menggenapi  ucapan Yesus: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4).

 

..:: MENJAGA STANDAR SORGA

Berdasarkan Wahyu 18:1-3, perbedaan antara umat Tuhan dengan pengikut setan begitu jelas.  Kebenaran yang membuat pemisahan.  Sebagai pengawal-pengawal Allah  yang setia kita harus memahami jati diri kita yang sebenarnya. Kita tidak bisa dengan mudanya menjalin persahabatan atau persepakatan dengan “orang-orang dunia”, agar tidak terpengaruh dengan roh mereka sehingga pemahaman rohani kita menjadi kacau dan menjadi salah mengerti terhadap petunjuk-petunjuk kebenaran dan saudara-saudara kita yang menjalankan pekabaran Tuhan.  Pada waktu yang sama kitapun tidak menjadi seperti orang-orang farisi dengan tidak mau lagi bersentuhan dengan mereka.

Kita  bisa bergabung dengan siapa saja dalam berbagai hal namun bukan mengorbankan prinsip-prinsip atau menurunkan standar.  Kita harus menyatakan dengan tegas bahwa kita sungguh-sungguh sedang bersedia pulang kesorga.  Kita sedang berjaga-jaga dan menunggu kedatangan Kristus dan tidak tertarik dengan mereka karena sekedar ingin memperoleh kesenangan.  Maksudnya bukanlah umat Tuhan harus tinggal dalam penderitaan dan tekanan hidup tanpa mendapatkan hiburan dan rekreasi.

Adalah kesempatan dan tugas orang-orang Kristen untuk berusaha menyegarkan jiwa mereka serta menguatkan  tubuh mereka melalui rekreasi yang tidak salah, dengan maksud menggunakan kemampuan jasmani dan pikiran mereka bagi kemulian Allah.  Orang-orang Kristen memiliki banyak sumber kebahagian yang mereka kuasai, dan mereka dapat mengatakan dengan ketepatan yang pasti sumber mana yang absah dan benar.   Mereka boleh menikmati rekreasi-rekreasi semacam itu asalkan jangan mengganggu pikiran atau merendahkan jiwa dan juga tidak mengecewakan  dan meninggalkan suatu pengaruh menyedihkan sesudahnya yang merusak harga diri atau menghalangi daya gunanya. Kalau mereka dapat membawa Yesus ikut serta dalam memelihara sesuatu roh suka berdoa maka mereka benar-benar aman.  Perkumpulan-perkumpulan sosial kita harus diatur  begitu rupa dan kita juga harus membenahi diri sedemikian rupa, sehingga bilamana kita pulang ke rumah  maka hati sanubari kita dapat terhindar dari berdosa terhadap Allah dan manusia, sadar bahwa kita tidak melukai maupun menyakiti dengan cara apapun kepada mereka dengan siapa kita telah bergaul, atau memberi pengaruh ynag mencelakakan terhadap mereka.  Kristus dan penyalibanNya harus menjadi tema renungan, percakapan, dan perasaan kita yang paling gembira. [19]

Hiburan apapun yang kita ikuti sambil memohon berkat Allah atasnya dengan iman, adalah aman. Tetapi hiburan manapun yang akan menjadi aneh jika disertai dengan doa adalah suatu bahaya bagi jiwa.

 

..:: PERSEKUTUAN YANG SALING MENGUATKAN DENGAN SESAMA ANGGOTA TUBUH KRISTUS

Ada ribuan godaan terselubung yang disiapkan bagi mereka yang memiliki terang kebenaran dan salah satunya adalah terang palsu. Satu-satunya yang aman bagi siapapun diantara kita  ialah tidak menerima doktrin baru, tidak menerima penafsiran baru tentang Kitab Suci, tanpa lebih dahulu menanyakan kepada saudara-saudara “seiman” yang berpengalaman.  Kita memiliki tameng ini yang Allah sudah siapkan.  Kalau ada terang kebenaran yang belum kita ketahui dengan pasti  atau sementara kita selidiki, paparkanlah hal-hal itu di hadapan saudara-saudara kita dengan roh yang rendah hati dan mau diajar dengan doa yang tekun, karena “di dalam banyak nasehat ada keselamatan.

”Akan muncul orang-orang yang mengaku memiliki suatu terang baru atau wahyu  yang akan menggoyahkan iman. “Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Mat 24:24). Laporan-laporan palsu akan disebarkan dan setiap orang mungkin saja terjerat di dalamnya.  Kita tidak bisa berhati-hati  sesekali saja melainkan senantiasa waspada menghadapi kepalsuan-kepalsuan dalam berbagai bentuk, karena setan akan terus berusaha menarik manusia dari kebenaran.

Kita harus melihat pentingnya bersatu, bukan supaya kita menuntut orang lain untuk menyetujui pandangan-pandangan kita, tetapi kalau semua mencari kelembutan dan kerendahan hati Kristus, mereka akan memiliki pikiran Kristus. Maka akan ada kesatuan roh yang menjadi benteng pelindung yang kokoh. 

Allah tidak mengabaikan umatNya lalu memilih seseorang yang di sini dan seorang lagi di sana sebagai orang-orang yang layak dipercayakan dengan kebenaranNya.  Ia tidak memberikan kepada satu orang terang baru yang bertentangan dengan dasar iman organisasi. Dalam setiap pembaharuan orang-orang sudah bangkit dengan pengakuan ini. Janganlah ada seorang yang terlalu percaya diri, seakan-akan Allah telah memberikan kepada mereka terang khusus lebih dari saudara-saudaranya.  Seseorang menerima pemikiran baru dan asli yang kelihatannya tidak bertentangan dengan kebenaran. Dia terus menerus memikirkannya sampai hal itu tampak baginya seperti dibaluti dengan keindahan dan penting, sebab setanpun berkuasa untuk  memberikan pemandangan palsu ini. Akhirnya hal ini menjadi tema yang menyerap segala sesuatu, sehingga kebenaran tercabut dari dalam hati. Saya mengamarkan kamu supaya waspada terhadap ajaran-ajaran palsu ini, yang cenderung mengalihkan pikiran dari kebenaran. Kesalahan tak pernah tidak merugikan. Itu tidak pernah menyucikan, melainkan selalu menimbulkan kekacauan dan perselisihan. [20]

Mereka sudah meninggalkan iman akan digunakan setan untuk mengalihkan perhatian diri dari pekerjaan yang Allah hendak laksanakan. Engkau tidak sanggup memalingkan telinga dari kebenaran cerita dongeng.  Jangan berhenti mencoba untuk mempertobatkan seseorang yang mencela pekerjaanmu, tetapi biarlah tampak bahwa engkau diilhami Roh Yesus Kristus, dan malaikat-malaikat Allah akan menaruh perkataan di bibirmu yang akan menjangkau hati para penentang itu.  Kalau orang-orang ini tetap saja memaksakan kemauannya, mereka yang memiliki pikiran yang peka di dalam jemaat akan mengerti bahwa perkataanmu mempunyai standar yang lebih tinggi. Karena itu bicaralah agar diketahui bahwa Yesus Kristus sedang berbicara melalui dirimu.

 

..:: MELAKUKAN USAHA PERORANGAN MEMENANGKAN JIWA KEPADA KRISTUS

Sudah lama Allah menunggu agar roh pelayanan menguasai seluruh jemaat supaya masing-masing mau bekerja bagi Dia sesuai dengan kemampuannya. Apabila anggota-anggota gereja Allah melakukan tugas yang sudah ditentukan di ladang yang serba kekurangan, baik di dalam maupun di luar negeri, dalam memenuhi perintah injil, maka seluruh dunia akan segera mendapat amaran dan Tuhan Yesus akan kembali ke dunia ini dengan kuasa dan kemulian yang besar.  Kita harus pergi kepada orang banyak membawa firman Allah yang teguh.  Di atas firman Allah setiap orang  dapat berdiri dengan aman.

Banyak orang yang telah kehilangan pengharapan. Bawalah kembali sinar matahari kepada mereka. Banyak orang telah kehilangan keberanian. Tuturkanlah kepada mereka itu kata kata penghiburan. Berdoa bagi mereka Ada orang yang memerlukan roti hidup. Bacakan bagi mereka sabda Allah Banyak orang yang jiwanya sakit yang tak dapat disembuhkan oleh obat maupun tabib. Doakan jiwa jiwa ini, bawalah mereka kembali kepada Yesus.  Allah rindu melihat dari umatNya  hati yang rela un tuk memberi untuk orang orang yang susah, juga wajah yang gembira, kata kata yang penuh pengharapan, jabatan tangan kita yang hangat. Bila Kristus menyembuhkan orang sakit, Ia meletakkan tangan Nya di atas mereka itu. Kepada orang yang kita cari untuk kita berikan, begitulah seharusnya kita datang mendekatinya.

Kristus meyerahkan pekerjaan perorangan kepada para pengikutNya_sebuah pekerjaan yang tidak dapat diwakilkan. Pelayanan kepada orang yang sakit dan miskin, penyebaran Injil kepada yang sesat, tidak boleh dibiarkan pelaksanaannya oleh komite ataupun badan sosial. Tanggung jawab perorangan, upaya perorangan, pengorbanan pribadi, adalah tuntutan penginjilan.  Banyak yang masih membiarkan pekerjaan kebajikan ini dilaksanakan oleh lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi; mereka menutup sendiri kesempatan mereka untuk dapat berhubungan dengan dunia, maka hati mereka pun semakin dingin. Mereka menjadi asyik sendiri dan tidak dapat diyakinkan. Kasih kepada Allah dan manusia pudar dari dalam jiwa. [21]

Akan tetapi, jangan seorang pun melemahkan kemampuan-kemampuannya yang diberikan Allah dengan cara berusaha memajukan pekerjaan Tuhan secara lebih terburu-buru. Kemampuan manusia tidak dapat mempercepat pekerjaan ini; kemampuan-kemampuan harus berada dibawa komando surgawi.  Sekalipun semua pekerja yang sekarang ini sedang mengemban tanggung jawab-tanggung jawab yang terberat disisihkan, pekerjaan Allah akan terus maju.

Tujuan utama Allah dalam melibatan setiap umat-Nya dalam pelayanan ini adalah untuk kebaikannya sendiri.  Kehidupan kerohanian jemaat dapat dipertahankan hidup-hidup hanya apabila anggota-anggota membuat Usaha Perorangan Memenangkan Jiwa-jiwa kepada Kristus. [22]

 

..:: SUATU PERSIAPAN UNTUK KESEMPATAN TERAKHIR

Diperlukan suatu kesadaran untuk melakukan persiapan untuk melalui suatu tantangan besar terakhir dimana jika gagal, tidak ada lagi kesempatan. Waktu untuk melakukan segala persiapan yang mungkin untuk dilakukan agar bisa menang  adalah sekarang ini.

Setiap saat dalam hidup kita, gunakanlah  untuk mengisih buli-buli hati dengan minyak Roh Kudus dan mempersiapkan pelita  dengan menyimpan setiap kebenaran-kebenaran firman Allah yang berharga didalam hati, dan memastikan bahwa engkau sedang berjaga-jaga didalam doa kelihatannya tertidur. Dan bila waktunya tiba dimana kita harus bangun untuk sebuah kesempatan terakhir,  maka kehidupan yang terbiasa berada dibawah bimbingan Roh Kudus akan terbukti tidak dapat digoncang.

Kalau ada suatu waktu bilamana setiap orang yang takut akan Allah harus merenung dengan serius maka sekaranglah waktunya, ketika kaselahan pribadi menjadi hal yang penting. Pertanyaannya haruslah, “Apakah saya ini, dan apakah pekerjaan serta misi saya sekarang ini? Di pihak manakah saya sedang bekerja_pihak Kristus atau pihak musuh?” hendaklah setiap jiwa sekarang ini merendahkan dirinya di hadapan Allah, karena sekarang kita pasti sedang hidup di hari Grafirat yang besar itu. Bahkan kasus-kasus banyak orang sekarang ini sedang diperiksa di hadapan Allah karena mereka harus tidur di kubur-kubur mereka untuk sedikit waktu. Pengakuan imanmu itu tidak menjadi jaminan bagimu pada hari itu, melainkan keadaan dari kasihsayangmu. Apakah bait suci jiwa itu sudah dibersihkan dari kecemarannya? Apakah dosa-dosa saya sudah diakui dan apakah saya  sudah menyesalinya di hadapan Allah, supaya itu semua dihapuskan? Apakah saya terlampau ringan menilai diri saya? Apakah saya bersedia melakukan segala pengorbanan apapun demi kemulian pengetahuan akan Yesus Kristus? Apakah setiap saat saya merasa bahwa diri saya ini bukanlah milik saya sendiri, melainkan kepunyaan Kristus, sehingga pelayanan saya menjadi milik Allah yang memiliki saya? Kita harus bertanya pada diri sendiri, “Untuk apakah kita hidup dan bersusah payah? Dan apakah yang akan menjadi hasil dari semua usahamu itu?” [23]

Sebagai suatu kontra dari kehidupan yang ceroboh, lalai dan memandang enteng, umat-umat Tuhan harus terlihat disiplin dan teratur.  Ada suatu sikap pengendalian diri yang kuat yang secara konsisten terus dipraktekkan oleh orang-orang yang mengaku sedang menanti kedatangan Tuhan.

Badai sedang datang, badai yang kuat akan menguji jenis iman dari setiap orang. Orang-orang percaya harus berakar kuat dalam Kristus, kalau tidak mereka akan disesatkan oleh suatu tingkatan kesalahan. Satu-satunya pertahanan terhadap kejahatan adalah berdiamnya Kristus di dalam hati melalui iman dalam kebenaranNya. Kecuali kita berhubungan erat dengan Allah, maka kita tidak akan pernah dapat menahan pengaruh-pengaruh yang tidak terpuji dari kecintaan diri, pemanjaan diri dan godaan dosa.  Bisa saja kita meninggalkan kebiasaan buruk pada waktu kita secara sebagian meninggalkan setan; tetapi tanpa suatu hubungan yang vital dengan Allah, melalui penyerahan diri kepadaNya saat demi saat, maka kita akan dikalahkan. Tanpa pergaulan pribadi dengan Kristus dan persekutuan yang terus menerus, kita berada dalam kekuasaan musuh, dan akhirnya akan melakukan perintahnya. [24]

Saatnya bagi kita untuk menggunakan  jam-jam dari setiap hari, bukan beberapa menit saja tapi menyisihkan beberapa jam untuk merenungkan hidup Kristus dan tinggal berakar didalamnya. biarlah daya khayal kita dipenuhi oleh bayang-bayang Kristus,  tabiat-Nya, pelayanan-Nya, pengorbanan-Nya, Perantaraan-Nya, setiap  jasa-jasanya, khususnya  saat-saat terakhir diamana Dia harus mengorbankan diri-nya untuk memastikan kita mendapat tempat disorga.

_____________________________________________
[1]Ellen G. White, Manuscript,26, 1901.
[2]http://www.godrules.net/library/clarke/clarkemat25.htm
[3]Ellen G. White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus (Bandung: Indonesia Publishing House, 1982), 299.
[4]http://www.godrules.net/library/clarke/clarkemat25.htm
[5]White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, 302
[6]Ibid, 299
[7]White. Manuscript.3, 1895.
[8]White,Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, 45
[9]White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, 300
[10]http://www.christnotes.org/commentary.php?com=wes&b=40&c=25
[11]White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, 300
[12]http://www.searchgodsword.org/com/bcc/view.cgi?book=mt&chapter=025
[13]White, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, 302
[14]White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, 52.
[15]Ibid, 59
[16]Ibid, 56
[17]White, Medical Missionary, 283. 1896.
[18]White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, 47
[19]Ibid, 63
[20]Ibid, 67
[21]Ibid, 54
[22]Ellen G. White, Sign of the Time, Desember, 20. 1899
[23]White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, 52
[24]Ibid, 45

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *