Pemimpin Potensial: Harus Bisa Membangun Hubungan Baik Dengan Tuhan Maupun Sesama

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Kondisi hubungan kita dengan sesama selalu ada hubungannya dengan hubungan kita dengan Tuhan. Bukti bahwa hubungan kita beres dengan Tuhan dapat dilihat dari bagaimana kondisi hubungan kita dengan sesama. Hubungan dengan sesama yang tidak beres (bermasalah) dapat diakibatkan dari kondisi hubungannya dengan Tuhan yang bermasalah. Bila hubungannya dengan Tuhan baik, maka tentu hubungannya dengan sesama juga baik. Bahkan kondisi hubungan kita dengan sesama adalah bukti dari keadaan hubungan kita dengan Tuhan. Semakin baik hubungan kita dengan Tuhan, maka semakin baik pula hubungan kita dengan sesama.

1. Rumah Tangga/nikah
Kondisi hubungan yang baik antar anggota keluarga adalah bukti dari kondisi hubungan yang baik antar keluarga tersebut dengan Tuhan. Tetapi bila dalam suatu keluarga, hubungan antar anggota keluarganya kurang beres; komunikasi suami-istri/orang tua-anak/kakak-adik tidak sehat, selalu ada suasana ketegangan dalam rumah; maka kondisi hubungan keluarga tersebut dengan Tuhan perlu dipertanyakan.

Tuhan berkata di dalam Matius 5:23-24 bahwa jika seseorang ingin mempersembahkan korban/ibadah kepada Tuhan tetapi teringat akan salah satu saudaranya yang terluka hati karena dia, maka ia harus meninggalkan dahulu mezbah itu dan pergilah berdamai dengan sesamanya, setelah itu barulah kemudian ia kembali untuk mempersembahkan korban ibadah kepada Tuhan.

Ini adalah hal yang sangat penting bahwa hubungan yang beres dengan sesama adalah akses untuk beribadah kepada Tuhan. Setelah kita memperbaiki hubungan dengan sesama (berdamai) maka kita mempunyai akses yang besar untuk menghadap Tuhan dan apa saja yang kita persembahkan akan berkenan kepadaNya.

Ada beberapa orang yang menganggap remeh mengenai pemberesan hubungan dengan sesama. Namun bagi Tuhan, hubungan dengan sesama adalah hal yang sangat penting. Itulah sebabnya Tuhan mensejajarkan “hubungan antar sesama” dengan “hubungan kita dengan Tuhan”.
Matius 22:37,39

37Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 39Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Kata-kata “yang sama dengan itu” dalam ayat diatas mengandung arti bahwa hukum kedua (yaitu mengasihi sesama) sejajar dengan hukum pertama (mengasihi Allah). Ini berarti bahwa hukum kedua sama pentingnya dengan hukum pertama.

Allah adalah Roh adanya dan perdamaian kita dengan Tuhan terjadi di dalam alam Roh. Namun segala sesuatu yang terjadi di dalam alam Roh haruslah dibuktikan/dinyatakan dalam alam nyata. Jadi perdamaian kita dengan Tuhan yang terjadi secara rohani haruslah menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari dan dibuktikan dengan perdamaian dengan sesama. Bila ada orang yang mengaku bahwa hubungannya dengan Tuhan dalam kondisi yang baik, maka tentu hal itu dapat dilihat dari hubungannya yang baik dengan sesama/keluarganya. Bila tidak, maka sangat disayangkan bahwa sikap rohani yang ditunjukkannya adalah kamuflase belaka.

Jadi bisa dipastikan bahwa hubungan yang tidak baik dengan sesama adalah akibat dari hubungan yang kurang baik dengan Tuhan. Mengapa banyak rumah tangga Kristen yang tidak harmonis? Karena hubungan mereka dengan Tuhan tidak beres. Alkitab berkata bahwa hendaklah istri tunduk kepada suami seperti jemaat tunduk kepada Tuhan dan suami mengasihi istri seperti Tuhan mengasihi jemaat.

Efesus 5:22-32, 22Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 23karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. 25Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 30karena kita adalah anggota tubuh-Nya. 31Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 32Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. 33Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Perhatikanlah bahwa dalam ayat diatas juga ditekankan bahwa selalu ada hubungan antara kasih/sikap kita kepada sesama dengan kasih/sikap kita kepada Tuhan. Kata “seperti” berarti setara atau disejajarkan. Jadi Anda wajib memperhatikan hubungan Anda dengan suami/istri setara dengan Anda memperhatikan hubungan Anda dengan Tuhan. Sebab hubungan Anda dengan pasangan Anda adalah cerminan kondisi hubungan Anda dengan Tuhan.
Dasar dari hubungan Anda dengan suami/istri Anda adalah hubungan Kristus dengan JemaatNya. Bukan jemaat yang lebih dahulu mengasihi Tuhan tetapi Tuhanlah yang lebih dahulu memberi kasihNya kepada kita yang adalah jemaatNya. Dan dengan kasih yang daripadaNya, kita dapat mengasihi orang lain seperti Kristus telah mengasihi kita. Tidak ada perintah dari Allah yang tidak mengandung kekuatan untuk dapat melakukan apa yang Tuhan perintahkan! Jadi jika kita dapat melakukan perintahNya itu bukanlah dari kekuatan kita tetapi dari Roh Allah yang diam di dalam kita. Oleh sebab itu Anda harus mengalami kasih Allah terlebih dahulu, baru Anda dapat mengasihi sesama Anda dengan kasih Kristus. Kasih Kristus adalah standar kita! Jangan mengasihi sesama dengan kasih yang lain. Dunia menawarkan kasih nafsu yang penuh dengan kedagingan. Tetapi Anda sebagai orang Kristen, kasihilah sesama dengan kasih Kristus.

Pengaplikasian penundukan diri seorang istri kepada Tuhan adalah dengan penundukkan diri kepada suaminya dan pengaplikasian kasih seorang suami kepada Tuhan adalah dengan mengasihi istrinya. Anda tidak dapat berkata bahwa Anda mengasihi dan menghormati Tuhan jika Anda bersikap kasar terhadap istri Anda atau tidak menghormati suami Anda.

Bila hubungan Anda dengan pasangan Anda baik, maka hal itu akibat dari hubungan yang baik antara Anda dengan Tuhan. Sangatlah aneh bila seseorang berkata bahwa ia selalu mengalami hadirat Allah dan memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan padahal hubungannya dengan keluarga/sesama tidak beres. Kesaksian hidupnya akan sangat lemah dan tidak berkuasa sebab ia tidak dapat membuktikan apa yang ia katakan.

2. Sesama Teman di Gereja
Orang Kristen yang banyak menyimpan luka hati terhadap beberapa anggota Gereja/pelayanan adalah orang Kristen yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan Tuhan. Hubungan seseorang dengan sesama pelayan adalah merupakan indicator hubungannya dengan Tuhan. Jangan mudah melemparkan kesalahan kepada orang lain, tetapi ambillah waktu dimana kita belajar untuk mengintrospeksi diri bahwa hubungan kita dengan sesama adalah indicator hubungan kita dengan Tuhan.

Allah menghendaki agar kita mengasihi sesama, bahkan juga mengasihi majikan yang kejam dan orang yang melukai hati kita.
Kolose 3:22-24, 22Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. 23Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 24Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Kolose 4:1, Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mem-punyai tuan di sorga.

Dalam ayat diatas-pun Tuhan memberi ketegasan bahwa dasar dari segala yang kita lakukan baik sebagai tuan ataupun karyawan/hamba adalah kasih Allah. Kasih Tuhan adalah standar hidup kita dan menjadi alasan yang kuat untuk segala tindakan dan perlakuan kita terhadap sesama.
Jadi dasar hubungan kita dengan sesama adalah hubungan kita kepada Tuhan. Kalau kita mempunyai hubungan yang baik kepada Tuhan maka kita juga akan mempunyai hubungan yang baik dengan sesama.

3. Kita Membutuhkan Pertolongan Orang Lain.
Ketika dasar hubungan kita dengan sesama adalah kasih Tuhan, maka kita tidak akan bisa hidup dalam pertikaian. Kita tidak akan tahan untuk terus mendiami saudara kita yang telah menyinggung perasaan kita. Kasih Tuhan akan terus mendorong kita untuk membina hubungan yang harmonis dengan sesama. Sebab dengan cara demikianlah maka berkat Tuhan akan tercurah dalam kehidupan kita.

Allah telah menciptakan kita sebagai mahluk sosial yang selalu butuh orang lain. Jadi kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Tuhan tidak mencari orang yang sempurna, sebab tidak ada manusia yang sempurna; tetapi Tuhan mencari orang yang mau menyerahkan diri secara total untuk dibentuk menjadi sempurna. Orang yang selalu merasa tidak membutuhkan orang lain, suatu hari akan mengalami 12 bahaya, yaitu :

  1.  Kesombongan
  2.  Kesepian
  3.  Tertipu oleh dirinya sendiri
  4.  Merasa sudah baik, padahal belum baik
  5.  Tidak mau dinasehati
  6.  Egois/mau menang sendiri
  7.  Penuh kebenaran diri sendiri dan menganggap semua orang salah
  8.  Otoriter
  9.  Menyingkirkan Allah dari dalam hidupnya
  10.  Pemberontakan
  11.  Kejatuhan
  12.  Terhilang dari hadirat Allah.

4. Kita perlu pertemanan.
Kita membutuhkan teman-teman yang lain, sebab kita tidak bisa jalan/hidup sendiri. Orang menjadi kesepian bukan karena orang lain, tetapi oleh karena egonya sendiri. Janganlah menutup diri Anda terhapda orang lain. Orang saleh pun butuh teman. Bahkan Amsal mengatakan bahwa lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh (Amsal 27:10c).Oleh sebab itu binalah hubungan yang baik dengan semua orang, sebab Tuhan telah memberikan teman-teman yang begitu bayak disekitar Anda untuk saling menolong.

5. Tuhan Yesus-pun mempunyai 12 teman dekat (walau satu diantara mereka kemudian mengkhianatinya yaitu Yudas Iskariot).
Dari 12 orang murid (teman) Itu, 3 orang diantaranya adalah yang paling dekat dengan Yesus (yaitu Yakobus, Yohanes dan Petrus). Dan dari 3 orang yang paling dekat, 1 orang diantaranya yang paling dikasihiNya, yaitu Yohanes. Inilah pertemanan. Tuhan Yesus-pun memilih teman untuk melayani bersama-sama; bagaimana dengan Anda? Berusahalah untuk memiliki banyak teman. Sebab pertemanan itu alkitabiah.
Amin
By
Pdt. Paulus Yedid Yah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *