Memberi Diri Dinasihati = Keputusan Tepat Menuju Pernikahan Bahagia

akhir zaman

Mencari Nasihat dari Alkitab

[AkhirZaman.org] Allah yang mengadakan pernikahan, peraturan dalam pernikahan itu kudus dan sekali-kali tidak boleh dimasuki roh mementingkan diri. Mereka yang mau mengambil langkah ini haruslah mempertimbangkan dengan tekun dan penuh permintaan doa untuk mencari nasihat Ilahi sehingga mereka dapat mengetahui apakah tindakan mereka itu setuju dengan kehendak Allah.  Surga memandang perkawinan itu dengan suatu kesukaan, dibangun sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam Kitab Suci.

Kalau ada suatu hal yang harus dipertimbangkan dengan tenang dan dipandang bukan karena di dorong oleh nafsu, ialah tentang perkawinan.  Kalau ada satu saat di mana Alkitab diperlukan sebagai penasehat, ialah sebelum mengambil langkah untuk dipersatukan dalam perkawinan untuk seumur hidup. Di dalam hal ini rasa sentimen yang merajalela itulah yang menjadi penuntun, dan di dalam banyak kasus mabuk cinta inilah yang memegang peranan dan menuntun kepada kebinasaan yang pasti.  Maka di dalam masalah ini anak-anak muda menunjukkan ketidak bijaksanaan mereka lebih daripada yang lain; sehingga mereka menolak nasihat yang pantas diterima. Tampaknya soal perkawinan menjadi suatu kuasa yang mempesona terhadap mereka. Mereka tidak menyerahkan diri kepada Allah. Perasaan mereka telah mengikat lalu bertindak dengan diam-diam secara rahasia, seolah-olah takut kalau ada orang lain yang mencampuri rencana mereka.

Banyak orang yang sedang berlayar menuju pelabuhan yang berbahaya. Mereka membutuhkan seorang mualim; tetapi mereka menolak untuk menerima pertolongan yang sangat diperlukan itu, merasa bahwa mereka sanggup buat menuntun bahteranya sendiri, dan tidak menyadari bahwa bahteranya hampir terdampar di atas batu karang yang tersembunyi, yang mungkin menenggelamkan iman dan kebahagiaan mereka…. Kecuali mereka menyelidik sabda itu dengan rajin, mereka akan melakukan kesalahan-kesalahan besar, yang akan mencemarkan kebahagiaan mereka demikian juga orang lain, baik pada waktu ini maupun dalam dunia yang akan datang.

Permintaan Doa untuk Keputusan yang Benar

Kalau pria dan wanita dalam kebiasaan berdoa dua kali sehari sebelum mereka bermaksud mengadakan perkawinan, haruslah mereka berdoa empat kali sehari apabila langkah yang demikian sedang diharapkan. Perkawinan adalah sesuatu perkara yang akan mempengaruhi kehidupanmu, baik dalam dunia ini maupun dalam dunia yang akan datang….

Kebanyakan perkawinan pada zaman ini dilakukan, dan cara bagaimana dijalankan menjadi salah satu tanda akhir zaman.  Para pria dan wanita sudah begitu tegar hati dan keras  kepala, sehingga nasihat Allah tidak diindahkan dalam hal ini.  Agama telah dikesampingkan yang seolah-olah tidak ada hubungannya dengan yang penting dan khidmat.

Apabila Mabuk Cinta Tuli kepada Nasihat

 

Dua orang berkenalan dengan intim; mereka mabuk cinta satu sama lain sehingga perhatian mereka dicurahkan seluruhnya. Pikiran yang sehat menjadi buta dan pertimbangan tidak digunakan.  Mereka tidak mau tunduk kepada peraturan atau pengendalian, tetapi bersikeras mengikuti jalan mereka sendiri, tanpa perduli apa pun yang menjadi akibatnya.  Sama seperti wabah atau penyakit menular, mabuk cinta berjangkit terus sebagaimana yang dimiliki mereka; dan tampaknya tiada sesuatu apa pun yang dapat menghentikannya. Mungkin orang-orang yang ada di sekeliling mereka menyadarinya bahwa kalau kedua orang yang mempunyai perhatian ini dipersatukan, akibatnya hanyalah kesengsaraan untuk seumur hidup. Tetapi segala bujukan dan nasihat yang diberikan hanyalah sia-sia belaka.  Barangkali dengan perkawinan yang demikian, kegunaan seseorang yang akan diberkati Allah dalam pekerjan-Nya akan dilumpuhkan dan dibinasakan; karena nasihat yang beralasan dan bujukan sama sekali tidak diindahkah. Segala sesuatu yang dikatakan oleh pria dan wanita yang berpengalaman ternyata tidak berguna; tidak berkuasa mengubahkan keputusan yang telah menuntun mereka. Perhatian mereka dalam perkumpulan permintaan doa telah hilang, dan di dalam segala sesuatu yang ada hubungannya dengan agama.  Mereka sudah kegila-gilaan mabuk cinta, dan segala kewajiban hidup dilalaikan, seolah-olah segala perkara itu tidak berarti apa-apa.

Orang-orang Muda Perlu Khidmat dan Pengalaman Orang Tua

 

Apabila begitu banyak kemelaratan timbul dari perkawinan,mengapa orang-orang muda tidak mau berlaku bijaksana?  Mengapa mereka terus merasa bahwa mereka tidak membutuhkan nasihat orang yang lebih tua dan yang berpengaman?  Dalam bidang usaha, pria dan wanita menunjukkan ketelitian mereka.  Sebelum menjalankan sesuatu usaha yang penting, mereka mempersiapkan diri mereka untuk pekerjaan itu.  Waktu, uang, dan banyak lagi pemikiran yang dikerahkan secara teliti untuk maksud itu, sehingga mereka tidak mengadakan sesuatu kesalahan dalam pengusahaan mereka.

Betapa teliti seharusnya tindakan dalam memasuki perhubungan perkawinan_suatu hubungan yang mempengaruhi generasi di masa yang akan datang dan kehidupan yang akan datang.  Gantinya berbuat yang demikian, seringkali orang memasuki perkawinan itu dengan sendagurau dan sembrono, di dorong oleh hawa nafsu, buta tuli kurang ketenangan dan pertimbangan.  Penjelasan satu-satunya dalam masalah ini ialah bahwa Setan senang melihat kebinasaan dan kesengsaraan dalam dunia ini, dan menganyam jaringan untuk menangkap jiwa-jiwa itu.  Setan suka supaya orang-orang yang tidak mempunyai pertimbangan sehat itu kehilangan kesukaan di dunia ini dan kesukaan dalam rumah di dunia yang akan datang.

Pertimbangan Masak Orang Tua harus Dihargai

 

Patutkah anak-anak hanya menuruti keinginan dan kecenderungan mereka, tanpa mengindahkan nasihat dan pertimbangan ibu bapanya? Tampaknya ada beberapa orang yang tidak pernah menyerhkan pikirannya kepada kehendak atau pilihan orangtuanya, dan tidak menghargai pertimbangan mereka yang sudah masak itu.  Mementingkan diri telah menutup pintu hati mereka kepada cinta kasih kekeluargaan.  Pikiran orang-orang muda perlu dibangkitkan dalam masalah ini.  Hukum kelima itulah satu-satunya hukum yang berisi perjanjian, tetapi inilah hukum yang diremehkan, bahkan dilalaikan orang-orang yang mabuk cinta itu.  Tidak mengindahkan cinta ibu, tidak menghormati bapa yang berkeluh-kesah itu adalah dosa yang terdaftar di hadapan orang-orang muda.

Salah satu kesalahan yang paling besar yang dihubungkan dengan masalah ini ialah bahwa orang-orang muda dan orang yang belum berpengalaman, cinta kasih mereka sama sekali tidak boleh dicampuri.  Kalau ada suatu pokok persoalan yang perlu dipandang dari beberapa segi, ialah perkawinan ini.  Bantuan dari pengalaman orang lain serta pertibangan yang tenang dan teliti dari dua belah pihak adalah perlu secara positip.  Inilah suatu pokok masalah yang diperlakukan dengan remeh oleh kebanyakan orang.  Bertanyalah kepada Allah dan kepada ibu bapamu yang takut akan Allah itu dan jadikan mereka penasehatmu, hai sahabat-sahabatku orang muda.  Doakanlah hal itu.

Ceritakan Rahasiamu kepada Ibu Bapa yang Beribadat

Kalau engkau diberkati dengan ibu bapa yang takut akan Allah, carilah nasehat mereka.  Bukakanlah kepada mereka segala pengharapan dan rencanamu; pelajarilah pengalaman kehidupan mereka itu yang memberi pelajaran yang akan mendidik engkau.

Kalau saja anak-anak lebih mengenal orangtua mereka, jika mereka mau membukakan rahasia dan beban mereka kepada orangtua, sukacita dan kesusahan mereka, maka mereka akan terhindar dari kemurungan hati di kemudian hari.  Kalau bingung untuk mengambil langkah yang benar, biarlah meletakkan persoalan itu di hadapan orangtua dan meminta nasehat mereka.  Mereka yang sudah memperhitungkan bahayanya, sebagai orangtua yang beribadat?  Siapakah yang mengerti tingkah laku mereka sendiri selain orangtua itu?  Anak-anak yang menjadi orang Kristen akan menghargakan cinta kasih dan kerinduaan ibu bapanya, di atas segala berkat dunia ini, karena mereka beribadat dan takut akan Allah.  Para orangtua dapat bersimpati kepada anak-anak dan berdoa untuk mereka dan bersama mereka supaya Allah akan melindungi dan memimpin mereka.  Di atas segala sesuatu itu, mereka akan membawa mereka kepada Sahabat dan Penasihat yang tidak pernah gagal itu.

Orangtua Menuntun Cinta Kasih Orang-orang Muda

 

Para ibu bapa haruslah merasa suatu tanggung jawab yang dipercayakan kepada mereka untuk menuntun cinta kasih orang-orang muda, sehingga kasih itu ditempatkan kapada sahabat-sahabat yang selayaknya.  Mereka harus merasa suatu kewajiban, oleh pengajaran teladan mereka, dan dengan pertolongan kasih karunia Allah, supaya membentuk tabiat anak-anak mereka sedemikian rupa sejak masih kecil sehingga mereka akan menjadi suci dan mulia, dan akan tertarik kepada yang baik dan benar.  Yang serupa menarik yang serupa; yang menghargai dapat penghargaan yang sama.  Biarlah cinta akan kebenaran dan kesucian, kebaikan ditanamkan lebih dini di dalam jiwa itu, dan orang-orang muda akan mencari pergaulan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri tersebut.

Contoh yang Diberi oleh Isak

 

Para orangtua sekali-kali tidak boleh kehilangan pandangan akan kewajiban mereka demi kebahagiaan anak-anak mereka di masa yang akan datang. Pengorbanan Isak kepada pertimbangan bapanya adalah hasil pendidikan yang telah mengajar dia supaya menyukai hidup penurutan.

Isak sangat dihormati oleh Allah dalam menjadikan dia pewaris kepada janji-janji dengan mana dunia akan diberkati; namun ketika ia sudah berusia empat puluh tahun, ia berserah kepada pertimbangan bapanya yang berpengalaman dalam mengangkat hambanya yang berpengalaman dan beribadat kepada Allah untuk memilih seorang istri baginya.  Dan sebagai hasil perkawinan itu, sebagaimana yang telah dilukiskan dalam Alkitab, ialah menggambarkan keindahan dan lemah lembut, dan bahagia: “Lalu Isak membawa Ribka ke dalam kemah Sarah, ibunya, dan mengmbil dia menjadi istrinya, Isak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.”

Ibu Bapa yang Bijaksana akan Berpertimbangan

 

“Haruskah orangtua memilih seorang sahabat dengan tidak memperhatikan pikiran atau perasaan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan?”  Boleh jadi engkau bertanya.  Saya menghadapkan pertanyaan itu kepadamu sebagaimana yang seharusnya:  “Haruskah seorang anak laki-laki atau anak perempuan memilih seorang teman dengan tidak lebih dahulu meminta nasihat ibu bapa, kalau langkah yang demikian, mesti pengaruhi secara materi kebahagiaan orangtua jika mereka mempunyai kasih sayang untuk anak-anak mereka?  Dan harus anak tersebut, dengan tiada mengindahkan nasehat dan bujukan orangtuanya, berkeras hati dan menurut jalannya sendiri?  Saya menjawab dengan tegas:  Tidak; tidak, kalau ia tidak pernah kawin.  Hukum yang kelima melarang perbuatan yang demikian.  “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu.”  Ini adalah sebuah perintah yang disertai janji, di mana Allah sudah pasti akan menggenapkan kepada mereka yang menurut.  Ibu bapa yang bijaksana tidak akan pernah memilih teman-teman bagi anak-anaknya dengan tiada mengindahkan kehendak anak-anaknya.   ——

Oleh Ellen White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *