HADAPI KEJAHATAN DENGAN TEGAS

safrica5_CopyB

 

[AkhirZaman.org] Sebagai umat yang hidup di akhir zaman kita berada dalam bahaya menjadi serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan peta Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh. Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan Setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang menjaga standar Ilahi dan menanti kedatangan Juruselamat dengan tekun. Ia akan memimpin banyak orang sebagai alatnya untuk memberi pengaruh kepada umat Allah agar menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya.

Roh dunia mengendalikan hati dan pikiran banyak orang yang mengaku percaya akan kebenaran. Sifat mementingkan diri dan pemanjaan diri dipelihara dalam hati mereka, tetapi kesalehan yang benar dan ketulusan sejati diremehkan. Hal ini menjadi suatu jebakan bagi umat-umat yang setia.  Standar kebenaran Allah dipalsukan sehingga sekiranya mungkin setiap orang tidak dapat bersikap tegas terhadap mana yang salah dan yang benar. 1

Ketulusan Kristen

Umat Tuhan hendaknya berdiri menjadi standar Ilahi yang dapat dilihat dengan jelas.  Dalam setiap aktifitas dan transaksi bisnis kita wajib berlaku sejujur-jujurnya. Meskipun digoda, sekali-kali jangan menipu atau memberikan dalih-dalih sedikit pun. Kadang-kadang suatu dorongan daging mungkin membawa penggodaan untuk menyimpang dari jalan yang lurus, tetapi janganlah menyimpang sedikit pun. Bahkan kalau dalam sesuatu persetujuan kita harus menanggung kerugian, hadapilah dengan tidak mengorbankan prinsip. 2

Kitab Suci mempersalahkan dengan keras segala bentuk kepalsuan, perlakuan yang tidak benar, dan ketidakjujuran. Yang benar dan yang salah telah disebutkan dengan jelas. Tetapi umat Allah telah menempatkan diri dalam bahaya; mereka telah menyerah pada penggodaan setan dan mengikuti rencananya perlahan-lahan sampai perasaan mereka menjadi sangat kebal. Suatu penyimpangan sedikit dari kebenaran, suatu kelainan dari tuntutan Allah, sering dianggap tidak terlalu berdosa, karena membawa keuntungan duniawi. 3

Kebiasaan menyembunyikan kesalahan dari sesama manusia dan dari “pengawasan Ilahi”, sementara diri sendiri mengetahui betul bahwa itu salah, sesungguhnya sangat merendahkan daya pikir dan tabiat. Satu perbuatan belum menentukan tabiat, tetapi hal itu merubuhkan penghalang, dan pencobaan berikutnya lebih mudah dilayani, sampai akhirnya suatu kebiasaan pemutarbalikan dan ketidakjujuran terbentuk, dan standar Allah dibawa turun jauh sekali. 4

Allah menghendaki agar manusia yang bekerja bagi-Nya, di bawah panji-Nya, benar-benar bersifat jujur, tidak bercela tabiatnya, supaya lidah mereka tidak akan mengucapkan sesuatu yang kelihatan tidak benar.  Malaikat-malaikat Allah, yang memperhatikan perkembangan tabiat dan menimbang nilai akhlak, mencatat dalam buku-buku surga segala urusan dengan detail yang menyatakan tabiat. Lidah harus benar, mata harus benar, perbuatan harus benar semata-mata sehingga Allah dapat memberikan pujian. Akan tetapi kita belum berperang untuk mempertahankan standar Allah ini.

Kita hidup pada pandangan Allah yang suci, yang menyatakan dengan penuh khidmat, “Aku tahu segala pekerjaanmu.” Mata Tuhan selamanya memandang kepada kita. Kita tidak dapat menyembunyikan satu perbuatan yang tidak baik dari Allah. Kenyataan bahwa Allah adalah Saksi dari setiap perbuatan masih disadari oleh sedikit orang.5

Kepercayaan akan dekatnya kedatangan Anak Manusia di awan-awan di langit juga bukan alasan bagi orang Kristen sejati untuk menjadi lalai dan kurang hati-hati dengan urusan kehidupan dunia. Orang-orang yang sedang menunggu kedatangan Yesus yang tidak lama lagi, tidak akan bermalas-malas, melainkan rajin dalam urusan pekerjaannya. Pekerjaan mereka tidak akan dilakukan dengan kurang hati-hati dan tidak jujur, sehingga membuat celah bagi sijahat melainkan dengan setia, cepat, dan saksama. Adalah suatu kesombongan dengan berkata saya tidak lagi terlibat dengan  perkara-perkara dunia ini.  Sesungguhnya kejujuran, kesetiaan, dan ketulusan harus diuji bahkan dalam perkara terkecil sekalipun didunia ini.

Dalam hal inilah banyak orang akan gagal menanggung ujian.  Manusia mengembangkan tabiat mereka yang sebenarnya dalam keterlibatan dengan segala urusan duniawi.  Pegangan kita pada masa depan, kehidupan yang baka, bergantung kepada bagaimana kita membawa diri dalam urusan kehidupan ini, dan bahwa ketulusan yang sangat tekun sangat diperlukan untuk pembentukan tabiat yang benar.  Ketidakjujuran adalah . . . penyebab kesuaman di pihak banyak orang yang mengaku percaya akan kebenaran.  Mereka tidak berhubungan dengan Kristus dan sedang menipu jiwa mereka sendiri. Saya sangat sedih memberikan pernyataan bahwa sangatlah kurang kejujuran di kalangan kristen sekalipun.6

Persekutuan Dunia

Roh farisi yang eksklusif tidaklah merupakan ciri umat Tuhan, tetapi kita perluh memahami hal ini.  Wahyu 18:1-3, menyatakan perbedaan antara umat Tuhan dengan agen setan sangat  jelas.  Kebenaran yang membuat pemisahan.  Sebagai pengawal-pengawal Allah  yang setia kita perluh pemahaman diri. Kita tidak bisa dengan mudanya menjalin persahabatan atau persepakatan dengan “orang-orang dunia”, agar tidak terpengaruh dengan roh mereka sehingga pemahaman rohani kita menjadi kacau dan menjadi salah mengerti dengan petunjuk-petunjuk kebenaran dan dengan saudara-saudara kita yang menjalankan pekabaran Tuhan itu.  

Allah tidak berkenan terhadap umat-Nya yang menjalin hubungan begitu dekatnya dengan dunia sehingga turut menanggung kesalahannya.  Amsal  22:26; ”Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah,” Amsal 11:15; “Sangat malanglah orang yang menanggung orang lain, tetapi siapa membenci pertanggungan, amanlah ia.”   Orang kristen yang tulus seharusnya jangan berada dalam suatu persekutuan yang erat dengan orang-orang yang tidak percaya. Umat Allah menjadi percaya pada perkataan orang asing, dan meminta petunjuk dan nasihat mereka sedangkan seharusnya tidak boleh demikian. Musuh menjadikan mereka alat-alatnya, dan bekerja melalui mereka untuk membingungkan dan mencuri dari umat Allah.7

Tak Tergoyahkan

“Banyak orang sedang pergi dengan arah yang berlawanan dengan terang yang Tuhan sudah berikan kepada umatNya, karena mereka tidak membentengi diri. 8

“Kita sedang hidup dalam masa paling genting sejarah dunia ini. Nasib orang banyak di dunia ini tidak lama lagi ditentukan. Keselamatan masa depan kita sendiri dan juga keselamatan orang-orang lain, tergantung pada jalan yang kita tempuh sekarang” (8 Alfa Omega, 632). “Sebagian orang tidak mempunyai pendirian yang teguh. Mereka seperti gumpalan dempul yang bisa dibentuk sesuka hati. Mereka tidak mempunyai bentuk pendirian, sehingga tidak berguna di dunia ini. Ketidaksanggupan dalam membuat keputusan ini, yang adalah kelemahan, haruslah dikalahkan. Tabiat Kristen sejati tidak akan bisa dipengaruhi dan diubah oleh keadaan yang sukar sekalipun. Manusia harus memiliki kekuatan moral, kejujuran yang tidak rapuh walau disanjung, disogok, bahkan ditakut-takuti” (5 Testimonies, 297). Biarlah kita: “berdiri tegak untuk membela Kebenaran pada saat mayoritas meninggalkan kita, melaksanakan pertempuran Tuhan pada waktu pahlawan-pahlawan hanya sedikit. Inilah ujian yang harus kita tempuh nanti” (5 Testimonies, 136). “Pria dan wanita yang peka terhadap dosa dan benci kepada kejahatan, yang memiliki pandangan mata rohani untuk melihat kekurangan-kekurangan pekerjaan Allah dan untuk bekerja dengan minat yang tekun dan tidak mementingkan diri serta selalu menyembunyikan diri dalam Yesus… memiliki roh peribadatan yang praktis, yang memiliki hati nurani yang cepat merasakan adanya bahaya; pria dan wanita yang tidak mau menonjolkan diri dan tidak mau berusaha menyembunyikan cacat jiwa dalam rupa peribadatan; orang-orang yang merasakan kelemahan dan ketidaksempurnaan tabiat, dan yang mau menggantungkan jiwa mereka pada Yesus  Kristus” (Testimonies on Sabbath School Work, 22-26).

Sebagai umat yang menantikan Kedatangan Tuhan Yesus Kedua kali, Tuhan merindukan agar kita menyadari bahwa “kebutuhan dunia yang terbesar ialah manusia yang tidak dapat diperjualbelikan, manusia yang jujur dan setia di dalam jiwa, manusia yang tidak takut menyebut dosa dengan nama yang sebenarnya, manusia yang hati nuraninya setia pada Tuhan seperti jarum kompas selalu menunjuk ke utara, dan manusia yang mempertahankan kebenaran sekalipun langit runtuh”. 9

“Agar beroleh kemajuan, dalam setiap jemaat harus terdapat orang-orang yang diharapkan dan dipercaya pada masa yang sukar; orang-orang yang berpendirian teguh seperti baja, orang-orang yang tidak mementingkan diri sendiri, yang menaruh minat dan hati mereka terhadap pekerjaan Allah lebih dari pendapat-pendapat ataupun perhatian duniawi” 10

_______________________________________

(1) 4T 306; (2) CG 154; (3) 4T 311; (4) 5T 396; (5) CG 152; (6) 4T 309-311; (7) 1T 200, 201. (8) 3T, 254; (9) Ed, 57; (10) 2T, 637.

Ellen G. White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *