Terjadilah Kehendak-Mu

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Kesetiaan membayangi ketenaran sebagai tanda kebesaran. Tidak setiap orang bernama Agustinus, Luther, atau Graham. Nama-nama sebagian orang menjadi kabur oleh waktu, tetapi mereka telah melakukan kehendak Bapa. Misalkan saja, John Hooper, lahir di Sommersetshire, Inggris pada tahun 1495. Sementara sedang menuntut ilmu di Oxford, ia mendapati kitab Roma, yang “dengan serius telah mempengaruhi keselamatan jiwa saya,” tulisnya, “dan kesejahteraan abadi saya.” Oleh karena itu dengan studi yang tekun, saya mencurahkan perhatian perhatian kepadanya siang maupun malam.” Hooper mendapati bahwa kematian Kristus sudah cukup bagi keselamatan tanpa tambahan karya maupun keuntungan lainnya. Ia mengaku, “saya telah menghujat Tuhan dengan ibadah yang licik dan hati yang hampir-hampir memuja berhala sampai saya berkenalan secara benar dengan Tuhan.”

Keyakinan-keyakinan reformasinya membuatnya menanggung bahaya dan ia melarikan diri ke pantai ke sebuah rumah pinjaman, lalu ke Perancis dan ke belakang ke Zurich di mana ia mempelajari bahasa Yunani, teologi dan tulisan-tulisan Zwingli. Kembali ke Inggris pada masa Raja Erward bertahta, ia berkhotbah di rumah-rumah yang penuh sesak dan di hadapan raja sendiri. Istrinya mengawasi denganseram saat ia melayani. Namun kerja kerasnya terhenti ketika Ratu Mery naik tahta dan mengeluarkan larangan terhadap kaum Protestan. Hooper dijeblosklan ke penjara di mana tempat tidurnya yang berisikan jerami busuk bergeletak di samping tempat pembuangan limbah kota. Hooper menggambarkan kondisi ini dalam suratnya yang tertanggal 7 Janusari 1554: “Di satu sisi bau kotoran itu menginfeksi diri saya dengan berbagai macam-macam penyakit selama saya sakit; pintu-pintu, jeruji-jeruji, dan rantai dikunci, serta dikencangkan, saya meratap dan berteriak mencari pertolongan agar tidak ada lagi penderitaan sehingga mungkin saya bisa sedikit bernafas lega. Namun, saya menyerahkan perkara saya kepada Tuhan, yang kehendak-Nya akan terjadi, entah itu dengan hidup maupun matiku.”

Hooper tidak lama kemudian menggenapi komitmen itu. Saat dibakar di tiang pancang, suaranya bersatu dengan kerumunan orang banyak yang berdoa, “Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah namaMu. Datanglah kerajaanMu. Jadilah kehendakMu.”

Benarlah perkataan ini: “Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia, jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tetap setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya.” 2 Timotius 2:11-13

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *