Tidak Ada Gereja yang Kecil

spurgeon_b

[AkhirZaman.org] Kritik mematahkan semangat adalah bahaya yang mengancam pelayanan, dan banyak para pelayan Tuhan yang merasa kecil hati oleh kumpulan kecil orang dan hasil – hasil yang kurang besar. Charles Spurgeon dapat mengajarkan sedikit pelajaran kepada mereka.

 Bukannya Spurgeon tidak pernah bergumul dengan kumpulan kecil orang. Hampir sejak awalnya, kumpulan orang banyak berkerumun  di kakinya. Saat ia  menerima pastorat London-nya pada tahun 1854, gereja memiliki  232 anggota. Tidak lama kemudian begitu banyak yang mengerumuni auditoriumnya sehingga kadang – kadang ia menyuruh anggotanya untuk tidak datang hari Minggu berikutnya untuk memberi kesempatan kepada para pendatang baru. Ia jarang berkhotbah dihadapan kurang dari 6.000 orang, dan pada satu kesempatan jumlah yang hadir mencapai hampir 24.000 orang – semua ini belum tiba pada era mikrofon. Sepanjang hidupnya Spurgeon telah berkhotbah kepada kurang lebih 10.000.000 orang.

Ia juga menjadi pengkhotbah yang paling banyak dibaca dalam sejarah. Saat ini ada lebih banyak materi yang ditulis oleh Spurgeon dibandingkan oleh penulis Kristen dari generasi manapun. Koleksi khotbah hari minggunya bertahan sebagai kumpulan buku –  buku yang terbesar yang dikarang oleh penulis tunggal terbesar sepanjang sejarah gereja. Ia digelari “ Pangeran para Pengkhotbah.”

Nama ironisnya, Spurgeon sendiri adalah kesaksian bagi kekuatan sebuah gereja kecil. Pada hari minggu, 6 januari 1850, badai salju melanda Inggris, dan Charles yang berumur 15 tahun tidak mampu mencapai gereja yang biasa didatanginya. Ia memutar ke Artilery Street, dan tiba di Primitive Methodist Church, mendapati hanya sedikit orang yang sedang berdiam. Bahkan pengkhotbahnya pun belum tiba.

Seorang pria bertubuh kurus berdiri dan membacakan Yesaya 45 : 22  – Berpalinglah kepadaKu dan biarlah dirimu diselamatkan, hai ujung – ujung bumi. Si pembicara, mencari – cari hal lain yang bisa ia Khotbahkan, mengulang – ulang teks ini. Akhirnya, ia melihar Charles muda dibelakang. Menudingkan jarinya kepada anak itu, ia berseru, “ Lihat, anak muda! Lihat ! pandanglah Kristus !”

Pria muda itupun melihat, dan belakangan Spurgeon berkata, “ saat salju turun menimpa wajahku dalam perjalanan pulang dari rumah doa yang kecil itu, kupikir semua butir hujan berbicara kepadaku dan menceritakan tentang pengampunan yang baru saja kutemukan.” Saat tiba dirumah, ibunya melihat ekspresinya dan berseru, “ sesuatu yang luar biasa telah terjadi pada dirimu. “ memang betul, membuktikan bahwa kolam yang lebih kecil seringkali menghasilkan ikan yang terbesar.

Masih adakah diantara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula ? Dan bagaimanakah kamu melihat keadaannya sekarang ? Bukankah keadaannya dimatamu seperti tidak ada artinya ? Tetapi sekarang, kuuatkan lah hatimu…. bekerjalah sebab Aku ini menyertai kamu… roh-Ku tetap tinggal ditengah – tengahmu ( Hagai 2  : 4 – 6 ).

Bagaimanakah keadaan gerejamu sekarang? Apa yang engkau akan lakukan?  Melangkalah! biarlah pertobatanmu menjadi berkat bagi banyak orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *