BIJI SESAWI

406085_5418_b

[AkhirZaman.org] Di tengah orang banyak yang mendengarkan ajaran Kristus terdapat banyak orang Farisi. Mereka memandang dengan ejekan betapa sedikit dari antara pendengar Nya yang mengakui Dia sebagai Messias. Dan mereka bertanya kepada diri mereka sendiri bagaimana guru yang tidak berpura¬-pura ini dapat mengangkat Israel kepada pemerintahan semesta. Tanpa kekayaan, kekuasaan atau penghormatan, bagaimanakah Ia dapat mendirikan kerajaan yang baru itu? Kristus membaca pikiran mereka dan  menjawab mereka:

“Dengan apa hendaknya kita membandingkan kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?” Dalam Pemerintahan duniawi tidak ada apa apa yang dapat menunjukkan adanya persamaan. Tidak ada masyarakat biasa yang dapat memberikan kepada Nya sebuah lambang.”Itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung burung di udara datang bersarang pada cabang cabangnya.”

Benih dalam biji itu bertumbuh dengan jalan membukakan azas kehidupan yang telah ditanamkan Allah. Perkembangannya bukan bergantung atas kuasa manusia. Demikian pulalah kerajaan Kristus. Ia merupakan sebuah kejadian yang baru. Azas perkembangannya berlawanan dengan azas azas yang memerintah kerajaan dunia ini. Pemerintahan dunia tumbuh oleh kekuatan fisik; mereka mempertahankan kekuasaannya dengan peperangan; tetapi pendiri kerajaan yang baru ini adalah Putera Damai. Roh Kudus menggambarkan kerajaan kerajaan dunia dengan lambang binatang binatang yang buas; tetapi Kristus adalah “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” 2 Dalam rencana pemerintahan Nya tidak ada perlakuan kasar dan bengis untuk memaksa angan angan hati. Orang mengharapkan kerajaan Allah akan didirikan dengan cara yang sama seperti kerajaan kerajaan dunia. Untuk meningkatkan kesucian mereka memilih cara cara lahir. Mereka menggunakan metoda serta rencana. Tetapi Kristus menanamkan satu azas. Dengan jalan menanamkan kebenaran dan kesucian, Ia melawan pekerjaan kekeliruan dan dosa.

Manakala Yesus menuturkan perumpamaan ini, pohon sesawi dapat dilihat dari jauh dan dekat; menjulang tinggi di atas rumput serta gandum dan melambaikan tangkai tangkainya yang ringan di udara. Burung melompat dari satu dahan ke dahan yang lain dan berkicau di tengah dedaunan. Namun biji yang tumbuh menjadi pohon yang besar adalah di antara biji yang terkecil. Mula mula ia bertunas kecil; namun penuh daya hidup dan tumbuh serta berkembang sampai menjadi tinggi besar. Demikianlah kerajaan Kristus pada permulaannya kelihatan kecil dan tidak berarti. Dibandingkan dengan kerajaan kerajaan dunia, tampaknya seperti yang terkecil dari semuanya. Pengakuan Kristus sebagai raja telah diejek oleh penguasa penguasa dunia ini. Namun dalam kebenaran kebenaran yang penuh kuasa yang diserahkan kepada pengikut pengikut Nya kerajaan injil itu mengandung suatu kehidupan Ilahi. Dan betapa cepat pertumbuhannya dan betapa luas pengaruhnya!

Ketika Kristus menuturkan perumpamaan ini, yang ada hanya beberapa petani orang Galilea untuk mewakili kerajaan yang baru itu. Kemiskinannya, jumlahnya yang kecil, ditampilkan berulang ulang sebagai alasan mengapa orang orang tidak mau menyatukan diri mereka dengan para nelayan yang berpikiran sederhana yang mengikut Yesus. Tetapi biji sesawi itu harus bertumbuh dan menyebarkan ranting rantingnya ke seluruh dunia. Bilamana kemuliaan kerajaan kerajaan dunia yang memenuhi hati manusia itu pudar, kerajaan Kristus akan tetap menjadi kuasa yang kuat serta jauh jangkauannya.

Demikianlah pekerjaan rahmat dalam hati itu mula mula kecil. Sepatah kata yang diucapkan, seberkas sinar dipancarkan ke dalam jiwa, suatu pengaruh digunakan, itulah permulaan dari kehidupan yang baru; dan siapakah yang dapat mengukur hasil hasilnya?

Tidak saja pertumbuhan dari kerajaan Kristus dilukiskan oleh perumpamaan biji sesawi itu, tetapi dalam setiap tahapan pertumbuhannya, pengalaman yang digambarkan dalam perumpamaan itu diulangi. Bagi sidang Nya dalam setiap generasi Allah mempunyai suatu kebenaran yang penting dan sebuah pekerjaan yang istimewa. Kebenaran yang disembunyikan dari orang pandai dan bijak dinyatakan kepada orang yang sederhana dan rendah hati. Ini memerlukan pengorbanan diri. Ada perjuangan yang harus diperjuangkan untuk meraih kemenangan. Akhirnya pengikutnya hanya beberapa orang saja. Orang orang besar dunia ini dan gereja yang berkompromi dengan dunia, mengolok olok dan menentang mereka. Lihatlah Yohanes Pembaptis, penganjur Kristus, berdiri sendiri untuk menegur keangkuhan bangsa Yahudi yang mementingkan tata upacara saja. Tengoklah para pembawa injil yang pertama di Eropa. Betapa gelap dan tanpa pengharapan kelihatannya tugas Paulus dan Silas, kedua pembuat tenda, ketika mereka dengan pengikutnya menaiki kapal di Troas menuju Filipi. Tengoklah “Paulus yang sudah lanjut usia,” dirantai, berkhotbah tentang Kristus di benteng benteng Kaisar. Tengoklah kumpulan kumpulan kecil budak budak serta petani petani dalam pertikaian dengan kekafiran kerajaan Roma. Tengoklah Martin Luther menghadapi gereja yang besar yang merupakan karya puncak dari kepintaran dunia. Lihatlah dia memegang teguh firman Allah menentang kaisar dan Paus, berkata, “Di sini aku berdiri; aku tak dapat berbuat lain. Allah menjadi penolongku.” Lihatlah John Wesley mengkhotbahkan Kristus dan kebenaran Nya di tengah segala macam tata cara, percabulan dan pendurhakaan. Lihatlah seseorang yang dibebani sengsara dari dunia kekafiran, memohonkan kesempatan untuk menyampaikan kepada mereka pekabaran kasih Kristus. Dengarlah jawab dari alim ulama, “Duduklah, anak muda. Bila Allah mau mempertobatkan orang kafir, Ia akan melaksanakannya tanpa pertolonganmu atau saya.”

Para pemuka agama dalam generasi ini menyatakan pujian dan mendirikan tugu orang yang telah menanamkan benih kebenaran berabad abad yang silam. Apakah tidak banyak orang yang membelakangi pekerjaan ini untuk memijak mijak tunas yang tumbuh dari benih yang sama sekarang ini? Ejekan yang lama terdengar, “Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.” 3 Seperti pada abad permulaan, kebenaran yang istimewa untuk zaman ini terdapat, bukan dalam tokoh tokoh kegerejaan, tetapi pada lelaki dan perempuan yang sederhana dan kurang pandai dalam firman Allah.

“Ingat saja, saudara saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang orang yang berhikmat dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti” “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikrnat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.’?4

Dan di dalam generasi yang terakhir ini perumpamaan dari biji sesawi itu akan mencapai kemenangan dan kegenapan yang gemilang. Biji yang kecil itu akan menjadi sebuah pohon. Pekabaran amaran dan pengasihan yang terakhir harus disampaikan kepada “semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,”5 “yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya.” 6 Dan bumi akan “menjadi terang oleh kemuliaan Nya.” 7

(2) Yohanes 1:29;

(3) Yohanes 9:29;

(4) 1 Kor. 1:26 28; 2:5;

(5) Wahyu 14:6 14;

(6) Kisah 15:14;

(7) Wahyu 18:1.

Disadur dari buku “Christ Object Lessons” (Perumpamaan Tuhan Yesus) Oleh: Ellen G White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *