Pembaharuan Cara Berpakaian

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Sebagai wanita, saya adalah salah satu pengagum fashion. Kata modis cukup sering menempel pada diri saya. Bagi saya fashion adalah salah satu bentuk karya seni. Baju yang terbuka dan memamerkan keelokan lekuk tubuh wanita, atau bahkan pose-pose yang seringkali dicap sensual oleh kebanyakan orang hanyalah satu bentuk karya seni yang sah-sah saja menurut saya. Saya cukup setuju dengan slogan “bukan rokku yang porno, tapi otakmu!” Hanya satu hal yang saya selalu pegang, yaitu sebagai wanita Kristen, tidak seharusnya saya mengumbar sensualisme dalam cara berpakaian saya. Jadi pakaian-pakaian dalam lemari saya pun cukup sopan dan pantas sebagai seorang Kristen, walaupun dalam benak ini, saya tetap saja berpendapat bahwa mode yang sensual itu tidak apa-apa dan bahkan mungkin dalam kesempatan tertentu sah saja jika saya berpenampilan demikian.

Nilai ini terus bercokol dalam pikiran saya. Sampai suatu hari saya berdiskusi dengan seorang pria pengajar Alkitab tentang masalah ini. Diskusi kami berjalan cukup alot karena saya bersikeras mempertahankan nilai yang sudah saya pegang sejauh itu. Namun dia juga tidak mau kalah dan memaparkan bagaimana cara berpakaian seorang wanita benar-benar merupakan cobaan bagi kaum pria. Dia menceritakan pengalaman saat ia pertama kali menjadi seorang Kristen. Ia berusaha mati-matian untuk bertobat dari segala pikiran dan fantasi seksual yang selama ini ia miliki. Namun usaha itu kerap gagal hanya karena cara berpakaian dari wanita-wanita yang lewat di hadapannya. Sampai pada poin itu, jujur saya masih belum bisa menerima pendapatnya. Saya masih saja beranggapan bahwa masalahnya ada di dalam pikirannya sendiri, bukan pada cara berpakaian para wanita itu.

Karena kami sama-sama bersikeras dengan pendapat kami masing-masing, kami sepakat untuk mengakhiri diskusi tersebut. Pria ini memberikan satu perenungan yang mengubah total cara berpikir saya selama ini:

“Saat Allah menciptakan Adam dan Hawa, Ia melingkupi mereka dengan jubah terangNya. Saat mereka jatuh dalam dosa jubah itu tidak ada lagi pada mereka. Namun kembali Tuhan memberikan pakaian untuk menutupi tubuh mereka. (Kejadian 3:21).”

“Ada cerita tentang seseorang yang kerasukan Setan, dan disebutkan bahwa ia telanjang selama ia kerasukan setan, namun setelah Yesus mengusir setan itu darinya, maka pria itu berpakaian dan menjadi waras. (Lukas 8:27-35)”

Kesimpulan dari 2 cerita ini adalah bahwa Allah selalu mau menutupi ketelanjangan kita, namun setan selalu cenderung menelanjangi kita dan mengambil kewarasan kita. Jadi dalam menilai mode-mode pakaian yang berkembang pun kita bisa melihat darimana fashion itu berasal melalui prinsip yang mendasarinya. Fashion yang berasal dari Tuhan tidak pernah bersifat menelanjangi kita, sebaliknya model baju yang semakin buka-bukaan dan mengarah pada ketelanjangan bisa kita pastikan berasal dari si musuh.

Pandangan saya tentang fashion berubah total mulai saat itu. Yang dulu saya anggap sebagai satu karya seni belaka, sekarang saya menganggapnya sebagai jebakan setan untuk kaum wanita. Tidaklah cantik untuk mengenakan fashion yang sebenarnya berasal dari setan, bukan? Selain itu saya juga menemukan sebuah artikel ilmiah tentang fakta mendasar otak pria:

“Pria tercipta dengan sebagian besar dari otaknya yang berorientasi pada seks. Bagian otak pria yang terarah pada seks ini 2,5 kali lebih besar daripada yang terdapat dalam otak wanita. Tidak hanya itu, namun pada permulaan masa puber, para pria memproduksi 20 – 25 kali lebih banyak hormon testosteron dibandingkan dengan saat mereka mulai memasuki usia 10 tahun ke atas. Hormon ini bekerja sebagai bensin yang membuat para pria hampir tidak mungkin untuk berhenti memikirkan tentang bagian tubuh wanita dan seks. Itulah alasan mengapa cara berpakaian wanita yang terlalu terbuka dan ketat memicu fantasi dan pikiran jorok dari seorang pria, karena tidak dapat dipungkiri bahwa bagian otak pria yang satu ini sangat dipengaruhi oleh daya tangkap visual mereka.”

Hal ini semakin membulatkan tekad saya untuk menyingkirkan semua pakaian yang dapat menjadi cobaan bagi ‘saudara-saudara’ saya. Tidak ada gunanya saya menginjil jika banyak orang yang jatuh imannya karena cara berpakaian saya. Saya tidak mau menjadi batu sandungan bagi saudara-saudara saya. Sangatlah egois jika hanya demi kenyamanan dan kepuasan diri untuk berdandan saya menutup mata akan bahaya yang ditimbulkan dari kenyamanan itu terhadap keselamatan orang lain. Bukankah kita harus saling menguatkan dan bantu membantu dalam mengerjakan keselamatan kita?

Selain itu, ada baiknya kita menengok kisah Bangsa Israel saat mereka berada di Baal-Peor, perbatasan di dataran Moab, hampir memasuki Tanah Perjanjian (Lihat Bilangan 22-25; 31:16). Saat itu mereka nyaris memasuki Tanah Kanaan yang begitu mereka dambakan, ketika Bileam dimintai tolong oleh Raja Balak untuk menjatuhkan Bangsa tersebut. Bahkan Bileam pun tidak kuasa untuk mengutuk Bangsa Pilihan ini. Namun akhirnya, justru umat Israel sendiri yang mendatangkan kutuk atas diri mereka sendiri melalui perbuatan zinah dengan wanita-wanita Midian. Jika kita meneliti lebih dalam tentang cerita ini dalam tulisan Roh Nubuat, kita akan menemukan bahwa wanita-wanita Midian ini sengaja dipakai untuk menjatuhkan bangsa Pilihan ini. Dengan tari-tarian dan keberanian mereka dalam merayu, mereka akhirnya berhasil menyebabkan kajatuhan Bangsa Israel yang berakibat kutuk dari Allah tepat sebelum mereka memasuki Tanah Kanaan. Sungguh Ironis! Saat ini, kita sebagai Israel Rohani juga sudah sampai di perbatasan menuju Kanaan Surgawi. Tentu saja Setan pun sedang berusaha keras untuk menggagalkan perjalanan kita memasuki Tanah Perjanjian itu. Dan kita bisa lihat sekarang ini bahwa dosa perzinahan pun semakin marak, dan tidak diragukan lagi Setan menggunakan para wanita yang secara tidak sadar menjadi penyebab kejatuhan yang sama dengan Bangsa Israel di Baal-Peor. Melalui tindak-tanduk, maupun cara berpakaian mereka. Jangan sampai kita terjebak dan tertipu oleh Setan. Saya yakin tidak ada satupun wanita yang dengan sengaja berniat untuk menjadi penyebab kegagalan saudara seiman untuk memasuki Kanaan Surgawi, bukan?

“Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat TUHAN.” {Bilangan 31:16}

“Banyak pikiran [berdosa] yang tidak akan pernah muncul sebenarnya jika saja para wanita menjaga posisinya untuk tetap berada dalam setiap koridor kesantunan dan kesederhanaan. Mereka [wanita] mungkin pada dasarnya tidak memiliki niat atau motif jahat, namun tanpa disadari merekalah yang justru menimbulkan dorongan yang semakin kuat pada para pria yang sudah tergoda, yang membutuhkan pertolongan dari setiap orang yang bergaul dengan mereka.”{Rumah Tangga Advent, Bab 55}

Lantas pakaian seperti apa yang harus kita kenakan sebagai wanita Kristen? Ingatlah prinsip yang satu ini…pakaian yang menggoda (yang hampir menunjukkan atau memungkinkan semakin banyak bagian tubuh yang terbuka) adalah seperti rokok gratis bagi seseorang yang sedang berjuang untuk berhenti merokok. Pakaian yang tidak transparan, tidak ketat, tidak buka-bukaan, dan tidak menyolok merupakan beberapa panduan dalam memilih pakaian. Ingat, cantik bukan sinonim dari sensual.

“Bagaimana bisa seseorang yang sudah merasakan kasih Kristus dipuaskan dengan fashion? Hati saya begitu sakit melihat mereka yang mengaku sebagai pengikut Juruselamat yang lembut dan rendah hati, begitu menggebu-gebu untuk menyesuaikan diri dengan standar berpakaian dunia. Terlepas dari pengakuan akan iman mereka, mereka begitu sulit untuk dibedakan dari para orang yang tidak percaya…” (Amanat Kepada Orang Muda hal 355)

Saudari-saudariku, saya memahami betapa sulitnya menerima apa yang telah dipaparkan diatas dan mengaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun satu hal yang ingin saya bagikan, bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita memohon Kristus untuk menguatkan kita. Datanglah padaNya, bergumulah, dan mintalah kekuatan dariNya.

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13

Stella Audrienne

Sumber:

1.http://articles.cnn.com/2010-03-23/opinion/brizendine.male.brain_1_male-brain-mate-early-feminists?_s=PM:OPINION

2. www.bibledoc.org

3. http://forum.kompas.com/nasional/81593-fashion-disaster-photo-wanita-indonesia-sekarang-tak-segan-memamerkan-bh-nya.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *