Kekaisaran Futurisme Yesuit

Jesuit_Seal_Web_92007

[AkhirZaman.org] Bayangkan sepasang teknologi tinggi supernatural. Kacamata surgawi dapat memberikan seorang Kristen suatu kemampuan instan untuk melihat tipu daya terbesar Lusifer di akhir zaman. Kacamata sinar X seperti ini memang ada. Tujuan bab ini adalah membantu anda menemukannya dan mengenakannya, dan kemudian anda akan memahami Kekaisaran Iblis Futurisme Yesuit.

                Kekristenan modern sebagian besar telah melupakan arti penting Reformasi Protestan, yang terjadi di abad ke-15. “Abad ke-16 menyuguhkan matahari terbit penuh badai setelah malam yang mengecewakan. Eropa terbangun dari tidur panjang takhayul. Orang mati bangkit. Saksi-saksi kebenaran yang telah dibungkam dan dibunuh berdiri sekali lagi dan memperbaharui kesaksian mereka. Para saksi yang menjadi martir muncul kembali dalam kelompok Reformasi. Terjadi pembersihan balam bait suci rohani. Kebebasan sipil dan beragama dikukuhkan. Penemuan alat cetak dan kebangunan intelektual mempercepat gerakan ini. Terjadi kemajuan di mana-mana. Kolumbus menyeberangi lautan dan membuka satu dunia baru ke dalam pemandangan. Roma terguncang pada tujuh bukitnya, dan kehilangan setengah dari wilayah kekuasaannya. Negara-negara protestan terbentuk. Dunia modern telah muncul.”1

Selama hampir seribu tahun, Eropa telah dikuasai oleh tangan besi Roma. Hanya beberapa Alkitab yang dapat ditemukan pada waktu itu, dan Kekristenan sebagian besar telah dimasuki oleh takhayul. Iman di dalam Yesus Kristus, penghargaan sepenuh hati atas kasih-Nya, dan kepercayaan sederhana di dalam kematian-Nya di kayu salib, hampir tidak dikenal. Kebenaran Perjanjian Baru tentang kasih karunia, pengampunan penuh, dan karunia kehidupan kekal secara cuma-cuma kepada orang-orang yang percaya kepada Anak Allah (Roma 6:23), telah terkubur di bawah gundukan tradisi. Kemudian Martin Luther bangkit bagaikan seekor singa di Jerman. Setelah satu periode pergumulan pribadi yang luar biasa, Martin Luther mulai mengajarkan tentang pembenaran oleh iman di dalam Yesus Kristus (dinyatakan “benar” oleh Allah), bukannya dengan bersandar kepada “jasa-jasa makhluk ciptaan,” atau perbuatan manusia apapun (Roma 1:16; 3:26,28; 5:1).

Pada akhirnya, Martin Luther berpaling kepada nubuatan. Dengan diterangi sinar terang lilin, ia membaca tentang “tanduk kecil,” “manusia durhaka,” dan “binatang buas” dan ia amat terguncang ketika Roh Kudus berbicara ke dalam hatinya. Akhirnya ia melihat kebenaran dan berkata sendiri, “Mengapa, nubuatan ini berlaku untuk Katolik Roma!” Dan ia bergumul dengan wawasan baru ini, suara Tuhan menggema dengan keras di dalam jiwanya, dan berkata, “Kabarkanlah firman ini” (2 Timotius 4:2). Dan demikianlah, dengan beresiko kehilangan nyawanya, Martin Luther menyampaikan secara terbuka dan dalam bentuk cetakan kepada orang-orang yang tercengang bahwa Roma Kepausan adalah Antikristus dalam nubuatan Alkitab. Karena pekabaran ganda ini, yaitu tentang keselamatan melalui iman di dalam Yesus Kristus bukan melalui perbuatan dan tentang Roma Kepausan adalah Antikristus, sungai sejarah secara harafiah berubah arah. Ratusan ribu orang di Eropa dan Inggris meninggalkan Gereja Katolik.

                “Terdapat dua kebenaran agung yang berdiri tegak dalam khotbah itu yang memunculkan Reformasi Protestan, kata Ralph Woodrow, seorang penulis Komentari Alkitab. “Orang benar akan hidup oleh iman, bukan melalui perbuatan Romanisme dan Kepausan adalah Antikristus dalam Alkitab.” Ini adalah pekabaran mendukung Kristus dan melawan Antikristus. Reformasi secara keseluruhan bergantung kepada kedua kesaksian ini.”2 Telah dikatakan bahwa Reformasi pertama-tama menemukan tentang Yesus Kristus, dan kemudian, dalam terang benderang Kristus, ditemukanlah Antikristus. Gerakan besar yang dipenuhi oleh Roh Kudus ini, dukung Kristus dan lawan Antikristus, mengguncang dunia.

                H. Grattan Guinness menuliskan perkataan yang penuh kenangan ini: “Sejak awalnya, dan untuk selanjutnya, gerakan ini [Reformasi] diberi daya dan dituntun oleh perkataan nubuatan. Luther tidak pernah merasa kuat dan bebas untuk berperang melawan kemurtadan Kepausan hingga ia mengetahui bahwa paus adalah antikristus. Barulah kemudian ia membakar bula Paus. Khotbah Knox yang pertama, khotbah yang meluncurkannya ke dalam misi sebagai seorang reformator, adalah nubuatan tentang Kepausan. Para reformator satu suara dalam perkara ini, bahkan Melanchthon yang penuh kehati-hatian dan lunak merasa yakin bahwa makna nubuatan-nubuatan yang anti kepausan ini sebagaimana Luther sendiri. Dan penafsiran mereka tentang nubuatan-nubuatan ini menentukan tindakan reformasi mereka. Itu menuntun mereka untuk memprotes terhadap Roma dengan kekuatan luar biasa dan keberanian berkobar-kobar. Itu memberikan keberanian kepada mereka untuk melawan tuduhan-tuduhan Gereja yang murtad hingga ke puncaknya. Itu membuat mereka menjadi martir; itu membuat mereka bertahan di tiang pembakaran. Dan pandangan para Reformator diamini oleh ribuan, bahkan ratusan ribu orang. Pandangan tersebut diambil oleh para pangeran dan orang biasa. Melalui pengaruh mereka bangsa-bangsa menghentikan persekutuan mereka kepada pangeran Roma palsu. Dalam reaksi yang mengikuti kemudian, seluruh kekuatan neraka tampaknya dilepaskan terhadap para pendukung reformasi. Perang demi perang: siksaan, pembakaran, dan pembunuhan massal berlipat ganda. Namun Reformasi berdiri tak terkalahkan dan tak tunduk. Firman Tuhan memegangnya, dan tenaga dari Roh Yang Mahakuasa. Pekerjaan Kristuslah yang sesungguhnya mendirikan Gereja di abad ke-18 itu; dan wahyu tentang masa depan yang diberikan-Nya dari surga—buku nubuatan yang menjadi penutup Alkitab—adalah salah satu dari sarana paling perkasa yang digunakan untuk mencapainya.”3

                Di tahun 1545, Gereja Katolik menyelenggarakan pertemuan yang paling terkenal dalam sejarah, yang bertempat di bagian utara kota Roma yang bernama Trent. Konsili Trent sesungguhnya berlanjut selama tiga kali pertemuan, yang berakhir di tahun 1563. salah satu dari tujuan utama dari Konsili tersebut adalah agar umat Katolik merencanakan serangan balik terhadap Martin Luther dan penganut Protestan. Maka Konsili Trent menjadi pusat dari Lawan Reformasi Roma. Hingga saat ini, metode serangan utama Roma  sebagian besar adalah frontal —pembakaran Alkitab secara terbuka dan para bidat. Namun peperangan ini hanyalah meneguhkan keyakinan di dalam pikiran orang-orang Protestan bahwa Roma Kepausan benar-benar adalah Binatang Buas yang akan “memerangi orang-orang kudus” (Wahyu 13:7). Maka, sebuah taktik baru diperlukan, sesuatu yang kurang nyata. Di sinilah Yesuit masuk.

                Tanggal 15 Agustus 1534, Ignatius de Loyola mendirikan sebuah serikat rahasia Katolik yang disebut Serikat Yesus, juga dikenal dengan Yesuit. Dari sejarahnya, kita dapat membandingkan serikat ini dengan Evil Empire Darth Vader dalam film-film klasik Star Wars. Yesuit secara pasti memiliki suatu sejarah gelap dalam hal intrik dan hasutan, itulah penyebab mengapa mereka dibuang keluar dari Portugal (1759), Perancis (1764), Spanyol (1767), Naples (1767), dan Rusia (1820). “Imam-imam Yesuit telah dikenal sepanjang sejarah sebagai senjata politik yang paling keji dari Gereja Katolik Roma. Edmond Paris, dalam karya ilmiahnya, The Secret History of Yesuits, menyingkapkan dan mendokumentasikan banyak informasi perihal tersebut.”4  Pada Konsili Trent, Gereja Katolik memberikan pekerjaan khusus kepada Yesuit untuk membasmi Protestantisme dan membawa kembali orang-orang kepada Gereja Induk. Ini harus dilakukan bukan hanya melalui Inkuisisi dan penyiksaan, melainkan juga melalui teologia.

                Sudah saatnya untuk menemukan kaca mata sinar X tersebut. Para Yesuit diberi perintah oleh Paus untuk mengembangkan suatu penafsiran baru terhadap Alkitab yang akan melawan penerapan oleh Protestan perihal nubuatan tentang antikristus terhadap Gereja Katolik Roma. Francisco Ribera (1537-1591), seorang imam Yesuit yang cemerlang dan doktor di bidang teologia dari Spanyol, pada prinsipnya mengatakan, “Saya bersedia, kirimlah saya.” Seperti Martin Luther, Francisco Ribera juga membaca di bawah sinar lilin nubuatan tentang Antikristus, tanduk kecil, manusia durhaka, dan Binatang buas. Namun, karena bosnya adalah Paus, ia tiba kepada kesimpulan yang amat jauh berbeda dengan kalangan Protestan. “Nubuatan ini bukan mengenai Gereja Katolik sama sekali,” kata Ribera. Lalu, kepada siapakah nubuatan itu berlaku? Ribera mengumumkan, “Kepada seorang manusia jahat yang akan muncul di akhir zaman.” “Fantastis!” itulah jawaban dari Roma, dan sudut pandang ini segera diterima sebagai pandangan Katolik Roma yang resmi tentang Antikristus.

                “Di tahun 1950, Ribera menerbitkan sebuah komentari tentang Kitab Wahyu sebagai penafsiran tandingan terhadap pandangan yang dipegang di kalangan Protestan yang menunjuk Kepausan sebagai Antikristus. Ribera menerapkan seluruh kitab Wahyu kecuali bab-bab awalnya kepada akhir zaman, bukannya kepada sejarah Gereja. Antikristus adalah satu orang manusia jahat yang akan diterima oleh bangsa Yahudi dan akan membangun kembali Yerusalem.”5Ribera menyangkal Antikristus Alkitabiah versi Protestan (2 Tesalonika 2) yang duduk di dalam Gereja Tuhan—dinyatakan oleh Agustinus, Jerome, Luther, dan banyak reformator. Ribera menetapkan seorang Antikristus yang murtad, di luar gereja Tuhan.”6 Hasil pekerjaan Ribera  ialah pemutarbalikan kebenaran nubuatan.”7

                Jejak Francisco Ribera diikuti oleh seorang intelektual Yesuit yang cemerlang lainnya, Kardinal Robert Bellarmine (1542-1621) dari Roma. Antara tahun 1581-1593, Kardinal Bellarmine menerbitkan tulisannya “Polemic Lectures Concerning the Disputed Points of the Christian Belief Against the Heretics of this Time.” Dalam tulisannya itu, ia setuju dengan Ribera. “Ajaran-ajaran Futuris Ribera selanjutnya dipopulerkan oleh seorang kardinal Italia dan yang paling terkenal di kalangan tokoh-tokoh  kontroversial Yesuit. Tulisan-tulisannya menyatakan bahwa Paulus, Daniel dan Yohanes tidak berkata apa-apa tentang kekuasaan Kepausan. Aliran futuris memenangkan penerimaan secara meluas di kalangan Katolik. Mereka diajar bahwa antikristus adalah seorang manusia pribadi yang tidak akan berkuasa hingga akhir zaman.”8  Melalui karya dua intelek Yesuit yang penuh muslihat ini, kita dapat mengatakan bahwa seorang bayi telah lahir ke dalam dunia. Para ahli sejarah Protestan telah memberikan nama untuk bayi ini—Futurisme Yesuit. Sesungguhnya, Francisco Ribera telah disebut sebagai Bapa Futurisme.

                Sebelum kita melangkah lebih jauh, marilah kita mendefinisikan beberapa istilah. Historisisme adalah keyakinan bahwa nubuatan-nubuatan alkitabiah tentang tanduk kecil, manusia durhaka, Antikristus, Binatang Buas, dan Pelacur Babel dalam Wahyu 17, semuanya diterapkan kepada sejarah Kekristenan yang berkembang dan kepada pertempuran yang berlanjut antara Yesus Kristus dan Setan di dalam Gereja Kristen, yang berpuncak di akhir zaman. Pandangan Historisisme melihat nubuatan-nubuatan ini memiliki penerapan langsung kepada Roma Kepausan sebagai sebuah sistem yang ajaran-ajarannya sesungguhnya adalah sebuah penyangkalan terhadap amaran Perjanjian Baru tentang keselamatan oleh anugerah yang diterima secara cuma-cuma melalui iman yang sederhana di dalam Yesus Kristus, bukan karena perbuatan. Historisisme adalah pandangan nubuatan utama dari para Reformator Protestan. Yang langsung berlawanan dengan Historisisme, dan muncul sebagai serangan balik setajam pisau cukur terhadap Protestantisme adalah Kekaisaran Iblis Yesuit dan Futurisme-nya, yang pada dasarnya mengatakan, “nubuatan-nubuatan tentang Antikristus tidak berhubungan dengan sejarah Roma Kepausan, melainkan berlaku hanya kepada satu orang manusia jahat yang akan muncul di akhir zaman.”

                Maka, Futurisme Yesuit menyapu 1500 tahun sejarah nubuatan  ke dalam karpet amsal dengan menyelipkan JURANG atau GAP yang amat tersohor itu. Teori GAP mengajarkan bahwa ketika Roma jatuh, nubuatan berhenti, dan baru kemudian berlanjut kembali segera sekitar saat Pengangkatan Rahasia. Maka, sepuluh tanduk, tanduk kecil, Binatang Buas, dan Antikristus tidak berhubungan dengan orang-orang Kristen saat ini. Menurut pandangan ini, berapa banyak nubuatan digenapi selama Abad Kegelapan? Tidak ada. Nol.

                Selama hampir 300 tahun setelah Konsili Trent, bayi Katolik ini (Futurisme Yesuit) telah berdiam di dalam keranjang bayi Katolisisme, namun rencana Yesuit adalah bahwa bayi ini akan bertumbuh dan akhirnya akan digunakan oleh kaum Protestan. Proses penerimaan ini  sesungguhnya dimulai di awal abad 1800-an di Inggris, dan dari sana menyebar ke Amerika. Kisah bagaimana hal itu terjadi adalah mengagumkan dan tragis. Sementara saya secara singkat memberikan beberapa penekanan, saya ini menjelaskan bahwa banyak dari orang-orang yang saya sebutkan di sini adalah orang-orang Kristen yang tulus. Namun apakah mungkin bahwa seorang Kristen tidak menyadari bahwa ia menjadi saluran kesalahan? Dengan kata lain, mungkinkah seorang Kristen yang jujur digunakan oleh baik Yesus Kristus dan Iblis? Pertama, kita mungkin berkata, “Tidak pernah!” namun pikirkanlah ini. Dalam Matius 16, Yesus mengatakan kepada Petrus bahwa Tuhan memberkatinya karena ia menyatakan imannya di dalam Kristus (16:15-17), dan kemudian, hanya beberapa menit kemudian, Petrus menyerah kepada pencobaan dan Setan berbicara melalui dia (16:21-23). Ini membuktikan bahwa seorang Kristen dapat digunakan oleh baik Tuhan dan Lusifer, dan semuanya di dalam jangka waktu yang pendek. Saya menyebut ini Prinsip Petrus.

                “Futurisme Ribera tidak pernah menunjukkan ancaman nyata kepada kaum Protestan selama tiga abad. Ajaran ini sepenuhnya ada di dalam Gereja Roma. Namun di awal abad ke-19 ia muncul dengan semangat dan mengunci kaum Protestan  dari Gereja Induk Inggris.”9 Dr. Samuel Roffey Maitland (1792-1866) seorang ahli hukum dan intelektual Alkitab, menjadi seorang ahli perpustakaan bagi Uskup Agung Canterbury. Tampaknya suatu hari ia menemukan komentari Ribera di dalam perpustakaan. Dalam setiap kesempatan, di tahun 1826 ia menerbitkan sebuah buku yang dibaca secara meluas yang menyerang Reformasi dan mendukung gagasan Ribera tentang seorang manusia Antikristus masa depan. Selama sepuluh tahun berikutnya, langkah demi langkah, ia meneruskan retorika anti Reformasinya. Sebagai hasil dari semangat dan serangan kuat terhadap Reformasi di Inggris, Protestantisme di negara itu yang menghasilkan Alkitab versi King James (1611) mendapatkan pukulan telak.

                Setelah Dr. Maitland muncullah James H. Todd, seorang profesor Ibrani dari Universitas Dublin. Todd, menerima gagasan futurisme Maitland, menerbitkan sendiri pamflet-pamflet dan buku-buku sebagai dukungan. Kemudian muncul John Henry Newman (1801-1890), seorang anggota Gereja Inggris dan pemimpin aliran Oxford Movement yang terkenal (1833-1845). Di tahun 1850, Newman menulis “Letter on Anglican Difficulties” yang mengemukakan bahwa salah satu sasaran dari Oxford Movement adalah untuk pada akhirnya menyerap “berbagai denominasi dan kelompok di Inggris” kembali ke dalam Gereja Roma. Setelah menerbitkan pamflet yang mendukung ajaran futurisme Todd tentang seorang manusia Antikristus, Newman segera menjadi seorang Katolik Roma secara penuh, dan kemudian bahkan menjadi seorang Kardinal yang sangat dihormati. Melalui pengaruh Maitland, Todd, Newman dan yang lainnya, sebuah “gerakan kembali ke Roma secara pasti telah muncul, yang ditakdirkan untuk menyapu  tonggak-tonggak lama Protestan, bagaikan sebuah banjir.”10

                Kemudian muncul seorang pendeta Presbiterian yang amat dihormati Edward Irving (1792-1834), seorang pendahulu bagi Gerakan Pentakostal dan Karismatik yang dihormati. Irving menggembalakan sebuah Kapel Chalcedonia yang besar di London dengan lebih dari 1000 anggota. Ketika Irving membaca tentang nubuatan, ia pada akhirnya menerima gagasan satu manusia Antikristus dari Todd, Maitland, Bellarmine dan Ribera, namun ia melangkah lebih jauh lagi. Sekitar tahun 1830, Edward Irving mulai mengajarkan gagasan unik tentang dua fase kembalinya Kristus, fase pertama adalah pengangkatan rahasia sebelum kemunculan Antikristus. Di mana ia memperoleh gagasan ini adalah masih diperdebatkan. Jurnalis Dave MacPherson percaya bahwa Irving menerima itu sebagai hasil dari wahyu nubuatan yang diberikan kepada seorang anak gadis muda dari Scott yang bernama Margaret McDonnald.11 Yang pasti, Irving mengajarkannya.

                Pada pertengahan iklim anti-Protestantisme yang semakin besar di Inggris, muncul seseorang bernama John Nelson Darby (1800-1882). Sebagai seorang ahli hukum yang cemerlang, pendeta dan ahli teologia, ia menulis lebih dari 53 buku tentang topik Alkitab. Sebagai seorang Kristen yang amat dihormati dan seorang yang saleh, Darby mengambil posisi kukuh tentang Alkitab yang tanpa kesalahan yang berlawanan dengan pandangan liberalisme saat ini. Ia menjadi salah satu pemimpin sebuah kelompok di Plymouth, Inggris, yang kemudian dikenal dengan Persaudaraan Plymouth (Plymouth Brethren). Sumbangan Darby kepada perkembangan teologis penginjilan adalah sedemikian besar sehingga ia disebut sebagai Bapak Dispensasionalisme Modern. Namun John Nelson Darby, seperti Edward Irving, juga menjadi seorang pendukung kuat pandangan tentang peristiwa Pengangkatan Rahasia Pra-Masa Kesesakan yang diikuti dengan kemunculan seorang manusia Antikristus. Sesungguhnya, ajaran ini telah menjadi tonggak penting Dispensasionalisme.

                Dispensasionalisme adalah sebuah teori bahwa Tuhan berurusan dengan umat manusia dalam dispensasi-dispensasi atau periode-periode utama. Menurut Darby, kita sekarang ada dalam “Zaman Gereja”, yaitu hingga saat Pengangkatan Rahasia. Setelah peristiwa Pengangkatan, kemudian periode tujuh tahun dalam Daniel 9:27 akan mengikuti, dan inilah saatnya ketika Antikristus muncul melawan bangsa Yahudi.  Sesungguhnya John Nelson Darby meletakkan banyak landasan bagi ajaran yang populer saat ini tentang penghapusan masa 70 minggu dalam Daniel dari  sejarah dan dari Yesus Kristus untuk mendukung penerapannya pada Masa Kesesakan di masa depan setelah peristiwa Pengangkatan Rahasia. Maka, kendati segala hal positif dalam pelayanannya, Darby mengikuti Maitland, Todd, Bellarmine, dan Ribera dengan menggabungkan ajaran Futurisme ke dalam teologianya. Ini menciptakan garis penghubung antara John Nelson Darby, Bapak Dispensasionalisme, dan Yesuit Francisco Ribera, Bapak Futurisme. Darby berkunjung ke Amerika enam kali antara tahun 1859-1874, mengajar di seluruh kota-kota terkemuka, selama itu ia secara pasti menanamkan benih-benih Futurisme di tanah Amerika. Anak kecil Yesuit telah bertumbuh.

                Salah satu tokoh penting dalam drama keseluruhan ini adalah Cyris Ingerson Scofield (1843-1921), seorang ahli hukum dari Kansas yang sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Darby. Di tahun 1909, Scofield menerbitkan edisi pertama dari Scofield Reference Bible yang terkenal itu. Di awal tahun 1900an, Alkitab ini menjadi begitu populer dalam Sekolah-sekolah Alkitab Protestan di Amerika sehingga perlu dicetak hingga jutaan eksemplar. Namun, pada catatan-catatan kaki dari Alkitab yang amat dihormati ini, Scofield menyuntikkan dosis besar cairan Futurisme yang juga terdapat dalam tulisan-tulisan Darby, Todd, Maitland, Bellarmine dan Ribera. Melalui Alkitab Scofield, anak kecil Yesuit telah menjadi dewasa muda. Ajaran tentang Antikristus masih menunggu untuk tertancap kokoh di dalam Protestantisme Amerika di abad ke-20.

                Institute Alkitab Moody dan Dallas Theological Seminary sangat mendukung ajaran-ajaran John Nelson Darby, dan ini terus memberi bahan bakar untuk pertumbuhan Futurisme. Kemudian di tahun 1970an, Pendeta Hal Lindsey, seorang lulusan Dallas Theological Seminary, meluncurkan sebuah buku laris berjudul The Late Great Planet Earth. Buku setebal 177 halaman yang enak dibaca ini membawa Futurisme kepada dunia Kekristenan Amerika, dan lebih luas lagi. New York Times menyebutnya “buku terlaris nomor satu dalam dekade ini.” Lebih dari 30 juta eksemplar telah dijual, dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. Melalui The Late Great Planet Earth, anak kecil Futurisme Yesuit telah menjadi dewasa.

Kemudian muncul Left Behind. Di tahun 1990an, Tim LaHaye dan Jerry Jenkins mengambil gagasan tentang seorang manusia antikristus masa depan dari Hal Lindsey, Scofield, Darby, Irving, Newman, Todd, Maitland, Bellarmine dan Ribera, dan mengubahnya menjadi “kisah bersambung (serial) fiksi Kristen yang paling sukses” (Publishers Weekly). Buku Hal Lindsey, The Late Great Planet Earth, sebagian besar bersifat teologis, yang terbatas daya himbaunya, sementara Left Behind adalah sebuah kisah berseri novel-novel yang amat imajinatif, “yang berlimpah dengan ketegangan, aksi dan petualangan.” (sebuah kisah thriller Kristen,” dengan “sebuah nama yang pengarangnya pun tidak pernah menduga sebelumnya: sebuah keberhasilan yang luar biasa” (Entertainment Weekly). Layanan penginjilan lewat TV yang banyak dihormati oleh Jack Van Impe, Peter dan Paul Lalonde, dan Pendeta John Hagee, semua bekerja bersama-sama untuk memproduksi LEFT BEHIND: The Movie. Keseluruh proyek ini bahkan menarik perhatian New York Times dan Wall Street Journal, yang mengakibatkan LaHaye dan Jenkins diwawancarai dalam acara Larry King Live. Buku-buku Left Behind tersedia pada rak-rak buku swalayan Wal-Mart, Sam’s Club dan yang lain. Bahkan ada video games Left Behind. Dalam lingkaran Kristen, Left Behind menyaingi Harry Potter.

Biarlah saya menjelaskan di sini, saya percaya bahwa para pengarang Left Behind dan para pemimpin dalam pelayanan penginjilan televisi ini adalah orang-orang Kristen yang tulus yang  berusaha mempercepat kedatangan Kerajaan Tuhan. Tuhan menggunakan mereka, sama seperti Bapa berbicara kepada Petrus ketika ia secara tegas mengakui imannya di dalam Kristus (Matius 16:15-17). Ingatlah tentang Prinsip Petrus. Ada banyak perkara baik dalam Left Behind yang telah dipergunakan oleh Tuhan untuk mempengaruhi orang banyak untuk memilih Yesus Kristus. Namun, dalam terang Alkitab yang penuh, nubuatan, dan Reformasi Protestan, ada sesuatu yang amat salah. Left Behind sekarang mengajarkan Futurisme Yesuit Francisco Ribera yang sama yang menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya tentang Antikristus. Melalui Left Behind, pintu-pintu pengendali banjir Futurisme telah dibukakan, melepaskan satu gelombang pasang luar biasa tentang nubuatan palsu yang sekarang menyapu Amerika. Yang menyedihkan, itu adalah “gagasan salah yang saatnya telah tiba.”

Seperti yang telah kita lihat, landasan teologia untuk skenario Left Behind secara keseluruhan adalah penerapan “tujuh masa” dalam Daniel 9:27 kepada suatu periode Masa Kesesakan di masa depan. Apakah anda bersiap untuk ini? Coba tebak siapakah pengajar-pengajar utama yang memotong minggu ke-70 dalam Daniel dari 69 minggu lainnya, dan menariknya jauh ke akhir zaman? Dia adalah Francisco Ribera sendiri dengan Kekaisaran jahatnya! “Sarana utama Ribera adalah nubuatan tentang 70 minggu. Ia mengajarkan bahwa minggu ke-70 adalah masih di masa depan… itu seolah-olah Tuhan meletakkan sebuah pita karet raksasa dalam ukuran waktu tentang Mesias. Apakah anggapan ini akrab di telinga kita? Inilah sesungguhnya skenario yang digunakan oleh Hal Lindsey dan sejumlah besar pengajar nubuatan masa kini.”12

Ketika sebagian besar orang Kristen melihat kepada 1500 tahun terakhir, berapa banyakkah nubuatan yang telah genap yang mereka saksikan? Tidak ada, nol, karena hampir semuanya sekarang diterapkan kepada periode masa depan setelah Pengangkatan Rahasia. Seperti yang telah kita lihat, gagasan GAP ini secara strategis dipropagandakan oleh Yesuit, dan penyelipannya ke dalam sebagian besar ajaran tentang nubuatan di abad ke-21 sekarang ini telah membutakan jutaan hati dan mata tentang apa yang telah terjadi sebelumnya, dan kepada apa yang sedang terjadi sekarang di dalam Gereja. Teori GAP inilah yang meresapkan penerapan Futurisme tentang seluruh nubuatan tentang akhir zaman.”13  Dalam kasih dan roh Yesus Kristus, haruslah ada orang yang menghimbau secara terbuka kepada pelayanan-pelayanan penginjilan televisi tentang nubuatan yang terkemuka saat ini untuk mengevaluasi kembali pandangan mereka. Mudah-mudahan, seperti kapal-kapal terhormat dengan sebuah perintah baru dari kaptennya, mereka akan mengubah arah perjalanan mereka.

Futurisme Yesuit sekarang telah menjadi seperti seorang petinju raksasa seberat 200 kg, setinggi 7 kaki, mengenakan sarung tinju berduri. Dengan satu pukulan tinju sepenuh tenaga, ia hampir meng-KO Historisisme Protestan hingga keluar dari ring tinju. “istilah eskatologis yang tepat untuk pandangan yang diajarkan paling meluas saat ini adalah Futurisme…yang memberi bahan bakar bagi kekacauan Dispensasionalisme. Ajaran nubuatan Alkitab Futurisme berasal dari Gereja Katolik Roma, khususnya teologia Yesuit…Namun, alternatif lain telah dipercaya selama berabad-abad. Ini dikenal dengan nama Historisisme.”14 “Amat disayangkan bahwa mereka yang memegang dan mengajarkan sistem Futurisme pada saat ini, terutama kaum Protestan, adalah sesungguhnya bermain ke dalam tangan Roma, dan membantu  menyaring Kepausan dari deteksi sebagai Antikristus.”15

Siapakah yang memiliki teologia yang benar?—Mereka yang dibakar di tiang kayu demi Yesus Kristus, atau mereka yang menyalakan apinya? Siapakah yang memiliki penafsiran yang benar tentang Antikristus—apakah mereka yang mati di dalam kepercayaan kepada darah Kristus, atau mereka yang mencurahkan darah orang-orang kudus Tuhan? Sahabatku, Kekaisaran Iblis Futurisme Yesuit sekarang sedang berperang dengan Reformasi Protestan dengan menyangkal penerapan nubuatan yang secara tajam menunjuk kepada Vatikan. “Aliran nubuatan Alkitab futurisme diciptakan untuk satu alasan, dan satu-satunya alasan: untuk menandingi Reformasi Protestan!”16 Sesungguhnya, Kekaisaran Iblis Futurisme Yesuit ini sedang berperang dengan nubuatan-nubuatan Firman Tuhan sendiri. Dan jikalau itu belum cukup, pertimbangkanlah berikut ini: Futurisme Yesuit berasal dari Gereja Katolik Roma, dan menjadikan ajaran ini doktrinnya tentang Antikristus. Dan ketika pelayanan pengijilan dan film-film Kristen seperti A Thief in the Night, Apocalypse, Revelation, Tribulation, The Omega Code, dan Left Behind menggambarkan seorang Antikristus yang muncul hanya setelah peristiwa Pengangkatan Rahasia, apakah yang sesungguhnya sedang mereka lakukan? Saya gemetar bahkan ketika mengatakannya. Mereka sedang membantu Antikristus melakukan penyesatan dengan leluasa melalui memunculkan tokoh antikristus palsu. Dapatkah anda menanggungnya ini? Mereka tulus namun tanpa sadar telah mengajarkan doktrin tentang Antikristus.

Anda telah menemukan kacamata sinar X surgawi itu. Sekarang anda telah mampu melihat Penipuan Pengangkatan Rahasia.

Saya memohon kepada anda dalam nama Yesus Kristus yang kekasih, Yang Telah Disalibkan—janganlah jatuh ke dalamnya.

 

Steve Wohlberg, “Menyingkap Kesalahan-Kesalahan yang Berbahaya Tentang Nubuatan Alkitab dan Akhir Dunia”, Bab: kekaisaran Futurisme Yesuit, www.remnantpublications.com

 

__________

 

1 H. Grattan Guinness, Romanism and Reformation, hlm. 122.

2 Michael de Semlyen, All Roads Lead to Roma, Dorchester House Publication, Dorchester House, England, 1991, hlm. 202, 203.

3 H. Grattan Guinness, Romanism and Reformation, hlm. 136, 137.

4 Seventy Weeks: The Historical Alternative, oleh Robert Caringola. Abundant Life Ministries Reformed Press, 1991, hlm. 31.

5. George Eldon Ladd, The Blessed Hope: A Biblical Study of the Second Advent and the Rapture. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1956, hlm. 37-38.

6 Ron Thompson, Champions of Christianity in Search of Truth, hlm. 89.

7 Robert Caringola, Seventy Weeks: The Historical Alternative,hlm. 32.

8 Great Prophecies of the Bible, oleh Ralph Woodrow, hlm. 198.

9 Ron Thompson, Champions of Christianity in Search of Truth, hlm.91.

10 H. Grattan Guinness, History Unveiling or Time as an Interpreter, New York: Flemming H. Revell Co., 1905, hlm. 289.

11 The Incredible Cover-Up; Exposing the Origins of Rapture Theories, oleh Dave MacPherson. Omega Publications, Medford Oregon, 1980.

12 Robert Caringola, Seventy Weeks: The Historical Alternative,hlm. 35.

13 Ron Thompson, Champions of Christianity in Search of Truth, hlm.90.

14 Robert Caringola, Seventy Weeks: The Historical Alternative,hlm. 6.

34 Daniel and the Revelation: the Chart of Prophecy and Our Place in It, A Study of the Historical and Futurist Interpretation, oleh Joseph Tanner, London: Hodder and Stoughton,1898, hlm. 16.

35 Robert Caringola, Seventy Weeks: The Historical Alternative,hlm.34.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *