Membuka Cina

membuka_cina_b

[AkhirZaman.org] James Morrison, seorang ahli pertanian dari Skotlandia, menikahi seorang gadis Inggris, Hannah Nocholson, dan dikaruniai delapan orang anak. Yang termuda, Robert, lahir tahun 1782, adalah orang yang tekun bekerja. Pamannya yang kepala sekolah memandangnya sebagai siswa rata-rata dengan tekad yang sangat tinggi.

        Ia masuk Kristen pada usia 15 tahun dan bergabung dengan masyarakat pendoa yang bertemu setiap hari senin malam di bengkel ayahnya. Robert menghabiskan akhir minggu untuk mempelajari Alkitab, menerapkan tekad bulatnya pada pertumbuhan kristiani. Ia melipatgandakan disiplin-disiplin akademiknya, memindahkan tempat tidurnya ke satu sudut di bengkel kerja ayahnya sehingga ia bisa belajar di tengah kesendirian hingga larut malam. Belakangan ia menulis, “Tempat yang paling membahagiakan (sejauh menyangkut rumah itu) adalah bengkel kerja ayah saya, di sapu bersih oleh tangan saya pada hari Sabtu malam, dan didedikasikan untuk doa dan renungan pada hari Minggu. Di sanalah tempat tidur saya, dan di sana juga tempat belajar saya.”

        Tahun 1801 ia merasa bahwa ia hanya bisa bahagia jika masuk ke dalam pelayanan dan sebagai persiapannya, ia mulai belajar Latin. Saat ternyata bahwa ia memiliki bakat dalam bahasa, ia mulai pikir-pikir tentang pelayanan misionaris. Ibunya, saat mendengar niatnya itu, terkejut. Kesehatannya tidak baik, dan ia merasa ia tidak bisa berpisah dengan putranya itu. Robert setuju untuk mendampinginya selama ia masih hidup.

        Ibunya meninggal tahun berikutnya, pada tanggal 24 November 1802 Robert mendaftarkan diri di sekolah tinggi para pengkhotbah di London. Dua tahun kemudian ia diminta bertugas oleh masyarakat Misionaris London. Protes ayahnya membuatnya patah hati, tetapi tidak semangatnya. Ia mengikuti pelatihan lebih lanjut, lalu naik kapal dan berlayar dari Inggris pada tanggal 28 Februari 1807, misionaris Protestan pertama ke Cina.

        Tekad bulatnya sangat berguna baginya di Cina seperti juga di Inggris dahulu, karena ia tidak menyaksikan adanya terobosan selama tujuh tahun. Akhirnya, ia membaptis pemercaya yang pertama. Ia bertekun selama 18 tahun lagi, menghadapi kesukaran yang berat dan menyaksikan kurang dari selusin orang yang menjadi percaya kepada Kristus. Pada hari kematiannya hanya ada tiga orang Kristen pribumi di seluruh kekaisaran Cina.

        Namun ia telah membukakan pintu, dan saat ini jutaan dari mereka.

        Karena kita mempunya banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam berlomba yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan (Ibrani 12:1-2a)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *