~32~
JERAT-JERAT SETAN
Pertikaian besar antara Kristus dan Setan, yang sudah berlangsung selama hampir enam ribu tahun, segera akan berakhir. Dan sijahat melipatgandakan upaya untuk mengalahkan pekerjaan Kristus demi kepentingan manusia dan mengikat jiwa-jiwa di jeratnya. Untuk menahan manusia di dalam kegelapan dan di dalam keadaan tidak bertobat sampai pengantaraan Juru selamat berakhir, sehingga tidak ada lagi korban bagi pengampunan dosa, adalah tujuan yang akan dicapainya.
Bilamana tidak ada upaya khusus dilakukan untuk melawan kuasanya, bilamana keadaan acuh tak acuh merajalela di dalam jemaat dan dunia ini, Setan tidak merasa apa-apa, karena ia tidak lagi takut kehilangan mereka yang ditawan di dalam kehendaknya. Tetapi bilamana perhatian ditujukan kepada perkara-perkara kekal, dan jiwa-jiwa bertanya, “Apakah yang saya harus lakukan supaya selamat?” maka ia mempersiapkan dirinya, berusaha mempertandingkan kuasanya dengan kuasa Kristus, dan membuat tawar pengaruh Roh Kudus.
Alkitab menyatakan bahwa pada suatu kesempatan, bilamana malaikat-malaikat Allah datang ke hadirat Tuhan, Setan juga datang di antara mereka (Ayub 1:6), tidak untuk menyembah di hadirat Raja Kekal, tetapi untuk melanjutkan rancangan-rancangan jahatnya melawan kebenaran. Dengan tujuan yang sama ia hadir bilamana orang-orang berkumpul untuk berbakti kepada Allah. Meskipun tidak kelihatan, ia bekerja dengan giat dan rajin untuk mengendalikan pikiran orang-orang yang berbakti itu. Bagaikan jenderal yang trampil, ia menyusun rencana-rencananya sebelumnya. Pada waktu ia melihat pelayan-pelayan atau pesuruh-pesuruh Allah menyelidiki Alkitab, ia mencatat mengenai hal yang akan dihadapkan kepada orang-orang. Kemudian ia menggunakan seluruh kelicikannya dan kepintarannya agar dapat mengendalikan suasana supaya pekabaran itu tidak sampai kepada mereka yang sedang ditipunya dalam hal-hal tertentu itu. Seorang yang paling memerlukan amaran akan dibujuk masuk kedalam transaksi bisnis yang memerlukan kehadirannya, atau dengan cara lain; akan dicegah untuk mendengar perkataan-perkataan yang dapat membuktikan kepadanya suatu aroma kehidupan kepada kehidupan.
Sekali lagi, Setan melihat hamba-hamba Allah dibebani oleh karena kegelapan kerohanian yang menutupi orang-orang. Ia mendengar doa-doa mereka yang sungguh-sungguh untuk memohon karunia dan kuasa ilahi, untuk mematahkan keadaan acuh tak acuh, kelalaian, dan kemalasan. Kemudian dengan semangat yang baru ia meningkatkan keahliannya. Ia menggoda manusia memanjakan selera makan mereka, atau bentuk lain pemanjaan diri, dan dengan demikian mengkakukan perasaan manusia itu, sehingga mereka gagal mendengar hal-hal penting yang harus mereka pelajari.
Setan mengetahui benar bahwa semua yang dapat dituntunnya untuk melalaikan berdoa dan menyelidiki Alkitab, akan dapat dikalahkan oleh serangannya. Itulah sebabnya ia menciptakan setiap cara yang mungkin untuk menyibukkan pikiran. Akan selalu ada kelompok orang yang mengaku saleh, yang, gantinya terus berusaha mengetahui kebenaran, membuat agama mereka mencari-cari kesalahan tabiat dan iman orang-orang yang mereka tidak setujui. Orang-orang seperti ini adalah tangan kanan Setan. Penuduh saudara-saudara tidak sedikit. Dan mereka selalu giat bilamana Allah bekerja dan hamba-hamba-Nya sedang memberi-Nya penghormatan yang benar. Mereka akan memberi corak palsu kepada perkataan dan tindakan mereka yang mengasihi dan mengikuti kebenaran. Mereka akan menggambarkan hamba-hamba Kristus yang paling sungguh-sungguh, giat dan yang menyangkali diri, sebagai orang-orang yang tertipu atau penipu. Adalah pekerjaan mereka untuk melukiskan salah motif perbuatan yang benar dan baik, untuk menyebarkan sindiran, dan membangkitkan kecurigaan di dalam pikiran orang-orang yang belum berpengalaman. Dalam setiap tatacara yang dapat dipikirkan mereka berusaha agar apa yang murni dan benar dianggap sebagai yang kotor dan menipu.
Tetapi seorangpun tidak perlu tertipu oleh mereka ini. Mungkin sudah dapat dilihat anak-anak siapa mereka, teladan siapa yang mereka ikuti, dan pekerjaan siapa yang mereka kerjakan. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Mat. 7:16). Pekerjaan mereka mirip pekerjaan Setan, pemfitnah yang meracuni, “pendakwa saudara-saudara kita.” (Wah. 12:10).
Penipu besar itu mempunyai agen-agen yang siap untuk menyatakan setiap jenis kesalahan untuk menjerat jiwa-jiwa — bida’ah (ajaran-ajaran menyimpang) yang disediakan untuk memenuhi berbagai citarasa dan kemampuan mereka yang hendak dibinasakan. Adalah rencananya untuk membawa ke dalam jemaat unsur-unsur ketidaktulusan dan hati yang tidak dibaharui yang mendorong timbulnya keragu-raguan dan ketidakpercayaan, dan menghalangi semua mereka yang rindu melihat pekerjaan Allah maju, dan maju bersamanya. Banyak yang tidak mempunyai iman sejati kepada Allah atau kepada Sabda-Nya, menyetujui beberapa prinsip-prinsip kebenaran, dan lolos sebagai orang Kristen. Dan dengan demikian mereka disanggupkan untuk memperkenalkan kesalahan-kesalahan mereka sebagai ajaran-ajaran yang Alkitabiah.
Pendirian bahwa tidak mempunyai akibat apa yang dipercayai oleh manusia adalah salah satu penipuan yang paling berhasil dari Setan. Ia mengetahui bahwa kebenaran, yang diterima dengan kasih akan kebenaran itu, akan mengkuduskan jiwa sipenerima; itulah sebabnya ia senantiasa berusaha menggantinya dengan teori-teori palsu, cerita-cerita dongeng dan injil yang lain. Dari mulanya, hamba-hamba Allah telah berjuang melawan guru-guru palsu, bukan saja sebagai orang-orang jahat, tetapi sebagai pengajar berulang-ulang kepalsuan yang falat kepada jiwa. Elia, Yeremia, Paulus, dengan tegas dan tidak gentar menentang mereka yang mengalihkan orang-orang dari firman Allah. Bahwa kebebasan yang menganggap iman yang benar suatu keagamaan tidak penting, tidak diterima oleh para pembela kebenaran.
Penafsiran Alkitab yang semu dan penuh khayalan, dan berbagai teori yang bertentangan mengenai iman keagamaan yang terdapat dalam dunia Kristen adalah pekerjaan musuh besar kita, untuk membingungkan pikiran sehingga mereka tidak melihat kebenaran itu dengan jelas. Dan perbedaan pendapat dan perpecahan yang terjadi di antara jemaat-jemaat dunia Kristen sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan memutarbalikkan Alkitab untuk mendukung suatu teori kesukaannya. Gantinya mempelajari firman Allah dengan kerendahan hati untuk memperoleh pengetahuan mengenai kehendak-Nya, banyak yang berusaha hanya untuk menemukan sesuatu yang ganjil atau yang asli, yang orisinil.
Untuk mempertahankan doktrin-doktrin yang salah atau praktek-praktek yang tidak Kristiani, sebagian orang menggunakan ayat-ayat Alkitab di luar konteks, mungkin mengutip setengah ayat untuk membuktikan pendapat mereka, sementara sebagian yang sisa akan menunjukkan arti yang berlawanan. Dengan kelicikan seekor ular, mereka berlindung di belakang ucapan-ucapan yang tidak berhubungan satu sama lain yang diartikan sesuai dengan keinginan manusiawi mereka. Demikianlah banyak orang yang dengan sengaja memutarbalikkan dan menyalahgunakan firman Allah. Yang lain-lain, yang mempunyai imaginasi aktif, mengambil angka-angka dan lambang-lambang Alkitab, menafsirkannya sesuai dengan kesuakaannya, dengan mengabaikan kesaksian Alkitab sebagai penafsir dirinya sendiri, dan kemudian mereka mengemukakan tingkah laku mereka yang aneh itu sebagai ajaran-ajaran Alkitab.
Bilamana pelajaran Alkitab diadakan tanpa roh yang mau diajar, tanpa doa dan kerendahan hati, ayat-ayat yang paling sederhana dan paling jelas serta dengan ayat-ayat yang paling sulit akan diputarbalikkan dari artinya yang sebenarnya. Pemimpin-pemimpin kepausan memilih bagian-bagian Alkitab yang paling sesuai dengan maksud-maksud mereka, menafsirkannya sesuai dengan kemauan mereka, lalu menyampaikannya kepada orang-orang, sementara mereka melarang mempelajari sendiri Alkitab dan mengerti kebenarannya yang kudus itu. Seluruh isi Alkitab harus diberikan kepada orang-orang sebagaimana ia dibaca. Adalah lebih baik bagi mereka untuk tidak mengajarkan Alkitab sama sekali daripada mengajarkan Alkitab yang telah disalahartikan dan disalahlukiskan.
Alkitab telah dirancang untuk menjadi penuntun kepada semua orang yang rindu mengenal kehendak Pencipta mereka. Allah memberikan kepada manusia perkataan nubuat yang pasti. Malaikat-malaikat dan bahkan Kristus sendiri datang memberitahukan kepada Daniel dan Yohanes perkara-perkara yang “harus segera terjadi” (Wahy. 1:1). Perkara-perkara penting itu, yang menyangkut keselamatan kita, tidak dibiarkan tersembunyi sebagai rahasia. Perkara-perkara itu tidak dinyatakan sedemikian rupa untuk membingungkan dan menyesatkan pencari kebenaran yang jujur. Tuhan berkata melalui nabi Habakuk, “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.” (Hab. 2:2). Firman Allah itu terang kepada semua orang yang mempelajarinya dengan hati yang penuh doa. Setiap jiwa yang benar-benar tulus akan menemukan terang kebenaran. “Terang sudah terbit bagi orang benar.” (Maz. 97:11). Dan tak akan ada jemaat yang maju dalam kesucian kecuali anggota-anggotanya dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran seperti mencari harta yang terpendam.
Dengan seruan, Kebebasan, manusia dibutakan terhadap tipu muslihat musuh mereka, sementara ia terus bekerja untuk mencapai tujuannya. Sementara ia berhasil menggantikan Alkitab dengan spekulasi-spekulasi manusia, maka hukum Allah dikesampingkan dan jemaat berada di bawah perhambaan dosa walaupun mereka mengaku bebas.
Bagi banyak orang, penelitian ilmiah adalah kutuk. Allah telah mengizinkan suatu terang besar menerangi dunia ini dalam penemuan-penemuan ilmu dan seni. Tetapi orang yang terpintar sekalipun, jikalau tidak dituntun oleh firman Allah dalam penelitian mereka, akan menjadi bingung dalam usahanya untuk menyelidiki hubungan ilmu pengetahuan dengan nubuatan.
Pengetahuan manusia mengenai perkara-perkara materi dan rohani adalah berat sebelah dan tidak sempurna, oleh sebab itu banyak orang tidak mampu untuk mengharmoniskan pandangan ilmu pengetahuan mereka dengan pernyataan-pernyataan Alkitab. Banyak orang menerima hanya teori-teori dan spekulasi-spekulasi sebagai fakta-fakta ilmiah, dan mereka pikir bahwa firman Allah harus diuji oleh pengajaran dari “apa yang disebut pengetahuan.” (1 Tim. 6:20). Pencipta dan pekerjaan-Nya berada di luar jangkauan pemikiran mereka; dan oleh sebab mereka tidak dapat menerangkan hal ini dengan hukum alamiah, sejarah Alkitab dianggap sebagai tidak dapat dipercaya atau tidak memadai. Mereka yang meragukan kehandalan catatan-catatan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terlalu sering melangkah terlalu jauh, dan meragukan keberadaan atau eksistensi Allah, serta mengatakan bahwa kuasa yang kekal itu berasal dari alam. Setelah melepaskan jangkar mereka, maka mereka dibiarkan membentur batu karang ketidakpercayaan.
Demikianlah banyak kesalahan iman dan ditipu oleh sijahat. Mereka telah berusaha lebih bijak dari Penciptanya. Falsafah manusia telah mencoba menyelidiki dan menerangkan misteri yang tidak akan pernah dinyatakan sepanjang zaman. Jika manusia mau menyelidiki dan mengerti apa yang telah diberitahukan Allah mengenai diri-Nya dan maksud-maksud-Nya, mereka akan mendapat pemandangan kemuliaan, kebesaran dan kuasa Yehovah, sehingga mereka akan menyadari betapa kecilnya mereka, dan akan puas dengan apa yang telah dinyatakan bagi mereka dan bagi anak-anak mereka.
Adalah hasil karya terbesar penipuan-penipuan Setan untuk membuat pemikiran manusia tetap menyelidiki dan menduga-duga mengenai apa yang Allah belum beritahukan atau nyatakan dan yang Ia tidak kehendaki harus dimengerti. Dengan cara itulah Lucifer kehilangan tempatnya di Surga. Ia menjadi tidak puas sebab semua rahasia rencana-rencana Allah tidak diberitahukan kepadanya dan sama sekali tidak menganggap yang telah dinyatakan mengenai pekerjaannya pada posisi yang tinggi yang diberikan kepadanya. Oleh membangkitkan ketidakpuasan seperti itu pada malaikat-malaikat yang di bawah perintahnya, menyebabkan mereka jatuh. Sekarang ia berusaha untuk mengilhami pikiran manusia dengan roh yang sama seperti itu dan menuntun mereka mengabaikan perintah-perintah langsung Allah.
Mereka yang tidak mau menerima kebenaran Alkitab yang terang, jelas dan tajam, senantiasa mencari cerita-cerita dongeng yang akan mendiamkan hati nurani. Semakin kurang rohani, penyangkalan diri dan merendahkan doktrin-doktrin yang dikemukakan, semakin besar kesukaan yang dengan mana mereka diterima. Orang-orang ini merendahkan kuasa intelektual untuk memuaskan keinginan-keinginan daging mereka. Oleh karena kesombongannya, mereka tidak perlu menyelidiki Alkitab dengan jiwa yang menyesal dan doa yang sungguh-sungguh memohon tuntunan ilahi, mereka tidak mempunyai perisai untuk menangkis penipuan. Setan siap sedia memenuhi keinginan-keinginan hati, dan menyembunyikan penipuannya itu di tempat kebenaran. Demikianlah caranya kepausan mendapat kekuasaannya atas pikiran-pikiran manusia; dan oleh penolakan kebenaran, sebab kebenaran itu melibatkan salib, maka Protestanpun menuruti jalan yang sama. Semua yang melalaikan firman Allah, mempelajari kenyamanan dan politik agar mereka tidak mempunyai perbedaan dengan dunia ini, akan dibiarkan menerima bida’ah atau ajaran yang sesat yang terkutuk gantinya kebenaran agama. Setiap bentuk kesalahan yang dapat dipikirkan akan diterima oleh mereka yang dengan sengaja menolak kebenaran. Ia yang memandang ngeri suatu penipuan akan dengan mudah menerima yang lain. Rasul Paulus, berbicara mengenai sekelompok orang yang “tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka,” menyatakan, “Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.” (2 Tes. 2:10-12). Dengan amaran seperti itu dihadapan kita, kita perlu waspada mengenai doktrin-doktrin yang kita terima.
Di antara yang paling ampuh dari agen-agen penipu besar itu ialah ajaran-ajaran yang menyesatkan dan mujizat-mujizat palsu Spiritisme. Dengan menyamar sebagai malaikat terang, ia menyebar jaringnya di tempat yang paling sedikit dicurigai. Seandainya saja orang mempelajari Buku Allah dengan doa yang sungguh-sungguh agar mereka bisa mengerti, mereka tidak akan ditinggalkan di dalam kegelapan untuk menerima doktrin-doktrin palsu. Tetapi oleh karena mereka menolak kebenaran itu, mereka jatuh menjadi mangsa penipuan.
Kesalahan berbahaya lainnya ialah doktrin yang menyangkal keilahian Kristus, yang mengatakan bahwa Dia tidak ada sebelum kedatangan-Nya ke dunia ini. Teori ini diterima dengan senang oleh sekelompok orang yang mengatakan mereka percaya Alkitab, namun secara langsung bertentangan dengan pernyataan paling jelas Juru Selamat mengenai hubungan-Nya dengan Bapa itu, mengenai tabiat ilahi-Nya, dan mengenai pra-eksistensi-Nya. Tidak bisa diterima doktrin ini tanpa memutarbalikkan ayat-ayat Alkitab. Bukan saja hal itu merendahkan konsep manusia mengenai pekerjaan penebusan, tetapi juga merusakkan kepercayaan kepada Alkitab sebagai wahyu dari Allah. Selain hal ini lebih berbahaya, juga lebih susah dihadapi. Jikalau manusia menolak kesaksian Alkitab yang diilhamkan itu mengenai keilahian Kristus, maka sia-sialah memperdebatkan pokok masalah itu dengan mereka, karena tidak akan ada perdebatan, betapapun kesimpulannya, yang dapat meyakinkan mereka. “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” (1 Kor. 2:14). Tidak seorangpun yang berpegang kepada kesalahan ini dapat memiliki kosepsi yang benar mengenai tabiat atau misi Kristus, atau mengenai rencana agung Allah bagi penebusan manusia.
Masih ada lagi kesalahan licik dan jahat yang lain, yaitu kepercayaan yang cepat tersebar, yang mengatakan bahwa Setan itu tidak berwujud sebagai satu makhluk, bahwa nama Setan digunakan di dalam Alkitab hanyalah untuk melambangkan pikiran-pikiran dan keinginan-keinginan jahat manusia.
Pengajaran yang dikumandangkan secara luas dari mimbar-mimbar populer, bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali ialah kedatangan-Nya ke tiap-tiap orang pada waktu kematian, adalah suatu rencana untuk mengalihkan pikiran manusia dari berita kedatangan-Nya secara pribadi di awan-awan. Sebab itu selama bertahun-tahun Setan telah berkata, “Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana!” (Mat. 24:23-26), dan banyak jiwa-jiwa telah hilang oleh menerima penipuan ini.
Sekali lagi, hikmat duniawi mengajarkan bahwa doa tidak perlu. Ahli-ahli ilmu pengetahuan mengatakan bahwa tidak akan ada jawaban yang sesungguhnya kepada doa; bahwa ini adalah pelanggaran kepada hukum, suatu mujizat, dan bahwa mujizat itu tidak pernah ada. Alam semesta ini, kata mereka, diatur oleh hukum-hukum yang tetap, dan Allah sendiri tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum-hukum itu. Dengan demikian mereka menampilkan Allah sebagai yang diikat oleh hukum-hukum-Nya sendiri — seakan-akan pelaksanaan hukum ilahi dapat meniadakan kebebasan ilahi. Pengajaran seperti ini berlawanan dengan kesaksian Alkitab. Bukankah mujizat-mujizat dilakukan oleh Kristus dan rasul-rasul-Nya? Juru Selamat yang berbelaskasihan yang sama itu hidup sekarang, dan Ia tetap mau mendengarkan doa iman sebagaimana pada waktu Ia tampak berjalan di antara manusia. Yang alami bekerjasama dengan yang adikodrati. Adalah bagian dari rencana Allah untuk mengaruniakan kepada kita, dalam jawaban kepada doa iman kita, bahwa apa yang Ia tidak akan berikan kita tidak akan minta.
Banyak sekali doktrin-doktrin yang salah dan ide-ide khayalan belaka, yang sedang diterima di dalam gereja-gereja dunia Kristen. Adalah mustahil memperkirakan akibat-akibat jahat oleh karena menghilangkan salah satu tanda yang ditetapkan oleh firman Allah. Hanya sedikit yang memberanikan diri berhenti dengan penolakan satu kebenaran saja. Kebanyakan mereka terus mengesampingkan prinsip-prinsip kebenaran itu satu demi satu, sampai mereka menjadi kafir yang benar-benar.
Kesalahan-kesalahan teologia populer telah mendorong banyak jiwa-jiwa menjadi skeptis, menjadi ragu-ragu, yang sebenarnya telah menjadi percaya kepada Alkitab. Tidak mungkin baginya menerima doktrin-doktrin yang memperkosa rasa keadilannya, kemurahannya dan kebajikannya; dan oleh karena ini dinyatakan sebagai ajaran Alkitab, ia menolak menerimanya sebagai firman Allah.
Dan inilah tujuan yang hendak dicapai oleh Setan. Tidak ada yang paling diinginkannya selain daripada membinasakan keyakinan kepada Allah dan firman-Nya. Setan berdiri di depan memimpin bala tentera besar orang-orang bimbang, dan bekerja sekuat tenaganya untuk memperdayakan jiwa-jiwa ke dalam barisannya. Kebimbangan menjadi satu mode. Ada sekelompok besar orang yang tidak mempercayai firman Allah dan Allah sebagai Pengarangnya — sebab firman itu mencela dan mempersalahkan dosa. Mereka yang tidak mau melakukan tuntutannya berusaha membuangkan wewenangnya. Mereka membaca Alkitab atau mendengarkan ajaran-ajarannya, sebagaimana disampaikan dari mimbar-mimbar kudus, semata-mata hanya untuk mencari-cari salah Alkitab atau khotbah. Tidak sedikit orang menjadi murtad untuk membenarkan atau memaafkan mereka karena melalaikan tugas. Yang lain menganut prinsip-prinsip skeptis oleh karena kesombongan dan kemalasan. Orang yang ingin dengan mudah membedakan dirinya oleh mencapai sesuatu yang berguna bagi kehormatan, yang memerlukan usaha-usaha dan penyangkalan diri, mereka berusaha mencapai reputasi hikmat yang paling tinggi dengan mengecam Alkitab. Banyak hal yang pikiran fana yang tidak diterangi hikmat ilahi tidak mampu mengerti, dengan demikian kadang-kadang mereka mengecam. Banyak orang yang tampaknya merasa bahwa adalah suatu kebajikan untuk berdiri di pihak orang yang tidak percaya, yang ragu-ragu dan yang kafir. Tetapi di balik keikhlasan mereka itu ditemukan bahwa orang itu sebenarnya hanya didorong oleh rasa percaya diri dan kesombongan. Banyak orang yang suka mencari sesuatu di dalam Alkitab yang bisa membingungkan pikiran orang lain. Beberapa orang pada mulanya mengecam dan memberi alasan-alasan di pihak yang salah, hanya karena senang bertikai. Mereka tidak menyadari bahwa dengan berbuat demikian mereka memasukkan diri mereka ke jerat Setan. Tetapi dengan menyatakan ketidakpercayaannya secara terbuka, mereka merasa harus mempertahankan posisi mereka. Dengan demikian mereka bersatu dengan orang fasik, dan menutup pintu-pintu gerbang Firdaus bagi mereka.
Allah telah memberikan di dalam firman-Nya bukti-bukti yang cukup mengenai tabiat ilahiat-Nya. Kebenaran agung yang menyangkut penebusan kita telah dinyatakan dengan jelas. Dengan bantuan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada semua orang yang mencarinya dengan sungguh-sungguh, setiap orang boleh mengerti kebenaran-kebenaran ini bagi dirinya sendiri. Allah telah mengaruniakan kepada semua manusia landasan kuat di atas mana iman mereka dialaskan.
Namun pikiran fana manusia tidak sepenuhnya cukup untuk mengerti rencana-rencana dan tujuan-tujuan dari Yang Kekal itu. Tidak akan pernah kita menemukan Allah oleh mencarinya. Kita tidak boleh mencoba untuk mengangkat dengan tangan kita yang lancang tirai yang menutupi kebesaran-Nya. Rasul mengatakan, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah.” (Roma 11: 33). Sejauh ini kita dapat mengerti perhatian-Nya kepada kita dan motif-motif yang mendorongnya, sehingga kita boleh melihat kasih-Nya dan kemurahan-Nya yang tidak terduga bersatu dengan kuasa yang tak terbatas. Bapa kita yang di Surga mengatur segala sesuatu di dalam hikmat dan kebenaran, dan kita tidak akan merasa tidak puas dan curiga melainkan harus tunduk dengan rasa hormat. Ia akan menyatakan kepada kita maksud-maksud-Nya sebanyak yang kita perlukan untuk kebaikan kita, dan selebihnya kita harus percayakan kepada Tangan yang mahakuasa dan Hati yang penuh dengan kasih itu.
Oleh karena Allah telah memberikan banyak bukti untuk percaya, Ia tidak akan pernah menghilangkan semua maaf untuk mereka yang tidak percaya. Semua orang yang mencari gantungan-gantungan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka akan menemukannya. Dan mereka yang menolak menerima dan menuruti firman Allah sebelum semua keberatan sudah dihilangkan dan tidak ada lagi kesempatan untuk ragu-ragu, tidak akan pernah datang kepada terang.
Rasa curiga atau tidak percaya kepada Allah adalah akibat dari hati yang belum dibaharui, yang bermusuhan dengan Dia. Akan tetapi iman diilhamkan oleh Roh Kudus, dan itu akan bertumbuh subur hanya kalau dipelihara. Tak seorangpun menjadi kuat dalam iman tanpa usaha yang tekun. Ketidakpercayaan akan dikuatkan kalau didorong; dan jikalau manusia membiarkan dirinya tagu-ragu dan mencela, gantinya tinggal dalam bukti-bukti yang telah dikaruniakan Allah untuk menunjang iman mereka, maka mereka akan mendapati keragu-raguan mereka itu menjadi semakin kuat.
Akan tetapi mereka yang meragukan janji-janji Allah, dan menyangsikan jaminan kasih karunia-Nya, menghina Dia; dan pengaruh mereka cenderung menolak orang-orang datang kepada-Nya, gantinya menarik orang datang kepada Kristus. Mereka adalah pohon yang tidak menghasilkan, yang melebarkan cabang-cabangnya yang gelap meluas ke sekelilingnya, menutup sinar matahari bersinar kepada tanam-tanaman lain, yang menyebabkan tanaman itu terkulai layu dan mati di bawah bayangannya. Pekerjaan orang-orang ini akan tampak sebagai kesaksian yang tidak pernah putus melawan mereka. Mereka menanam bibit-bibit keragu-raguan dan skeptisisme yang akan memberikan panen yang tidak akan gagal.
Hanya ada satu jalan untuk ditempuh oleh mereka yang dengan jujur ingin terbebas dari keragu-raguan. Gantinya mempertanyakan dan mengecam apa yang mereka tidak mengerti, baiklah mereka memperhatikan terang yang telah bersinar kepada mereka, dan mereka akan menerima terang yang lebih besar. Biarlah mereka kerjakan setiap tugas yang telah jelas dimengerti mereka, dan mereka akan disanggupkan mengerti dan melakukan apa-apa yang sekarang mereka ragukan.
Setan dapat menyajikan suatu kepalsuan yang sangat mirip dengan kebenaran, sehingga menipu mereka yang mau ditipu, mereka yang ingin menghindari penyangkalan diri dan pengorbanan yang dituntut oleh kebenaran. Tetapi tidak mungkin baginya untuk menguasai seseorang yang dengan jujur ingin mengetahui kebenaran, apapun risikonya. Kristuslah kebenaran, dan “terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia ini.” (Yoh. 1:9). Roh kebenaran telah dikirimkan untuk menuntun manusia kepada segala kebenaran. Dan atas wewenang Anak Allah dinyatakan, “carilah, maka kamu akan mendapat.” (Mat. 7:7). “Barangsiapa melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah.” (Yoh. 7:17).
Pengikut-pengikut Kristus hanya mengetahui sedikit tentang persekongkolan yang dibuat oleh Setan dan pasukannya melawan mereka. Tetapi Ia yang duduk di segala langit akan mengatasi semua rencana-rencana ini untuk mencapai rencana-rencana-Nya yang besar. Tuhan mengizinkan umat-Nya mendapat pencobaan berat, bukan karena Ia senang melihat kesusahan dan penderitaan mereka, tetapi karena proses ini penting bagi kemenangan mereka yang terakhir. Sejalan dengan kemuliaan-Nya, Ia tidak dapat melindungi mereka dari pencobaan, karena tujuan utama pencobaan itu adalah untuk mempersiapkan mereka melawan semua daya pikat dan bujukan Setan.
Baik orang jahat maupun Setan tidak dapat merintangi pekerjaan Allah, atau menghalangi kehadiran-Nya di antara umat-Nya, jikalau mereka mengaku dan meninggalkan dosa-dosa mereka dengan hati yang tunduk dan menyesal, dan dalam iman menuntut janji-janji-Nya. Setiap pencobaan, setia pengaruh yang menentang, baik terbuka maupun tersembunyi, dapat dilawan dengan sukses, “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.” (Zak. 4:6).
“Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar dan telinganya kepada permohonan mereka yang meminta tolong . . . . Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadapmu, jika kamu rajin berbuat baik?” (1 Pet. 3:12,13). Pada waktu Bileam terpikat oleh janji upah kekayaan besar, untuk menyerapah Israel, dan oleh korban-korban kepada Tuhan berusaha mengutuki umat-Nya, Roh Allah melarang kejahatan yang ia ingin ucapkan, dan Bileam terpaksa berkata, “Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah oleh Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk oleh Tuhan?” “Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!” Pada waktu korban kembali dipersembahkan, nabi fasik itu menyatakan, “Ketahuilah aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya. Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada di lihat kesukaran di antara orang Israel. Tuhan Allah mereka, mengerti mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka.” “Sebab tidak akan ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah!” (Bil. 23:8,10,21,23). Namun, untuk ketiga kalinya mezbah-mezbah didirikan, dan sekali lagi Bileam berusaha untuk mengutuk. Tetapi dari bibir yang tidak rela nabi itu, Roh Allah menyatakan kemakmuran umat pilihan-Nya, dan menegur kebodohan dan kebencian musuh-musuhnya: “Diberkatilah orang yang memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuki engkau.” (Bil. 24:9).
Umat Israel pada waktu ini setia kepada Tuhan; dan selama mereka tetap menuruti hukum-Nya, tidak ada kuasa di bumi atau di neraka yang dapat menaklukkannya. Tetapi kutuk yang tidak diizinkan diucapkan oleh Bileam terhadap umat Allah, akhirnya berhasil dikenakan ke atas mereka dengan membujuk mereka berbuat dosa. Pada waktu mereka melanggar perintah-perintah Allah, kemudian mereka memisahkan diri daripada-Nya, maka mereka dibiarkan merasakan kuasa sipembinasa itu.
Setan menyadari benar bahwa jiwa yang paling lemah yang tinggal di dalam Kristus, adalah lebih dari sekedar lawan bagi bala tentera kegelapan, dan bahwa jikalau ia menyatakan dirinya secara terbuka maka ia akan dihadapi dan dilawan. Itulah sebabnya ia berusaha menarik tentera-tentera salib keluar dari benteng mereka yang kuat, sementara ia dan pasukannya siap sedia membinasakan semua yang berani menginjak wilayahnya. Hanya dengan bergantung kepada Allah dan menuruti semua perintah-perintah-Nya kita bisa aman.
Tak seorangpun aman dalam sehari atau sejam tanpa doa. Terutama kita harus memohon dari Tuhan hikmat untuk mengerti firman-Nya. Di sinilah dinyatakan tipu muslihat sipenggoda itu, dan cara mengalahkannya dengan berhasil. Setan ahli dalam mengutip Alkitab, menafsirkan sendiri ayat-ayat itu, dengan harapan membuat kita tersandung. Kita harus mempelajari Alkitab dengan kerendahan hati, jangan sekali-kali kehilangan pandangan terhadap ketergantungan kita kepada Allah. Sementara kita harus senantiasa berjaga-jaga terhadap tipu muslihat Setan, kita harus senantiasa berdoa dalam iman, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”