KEMENANGAN AKHIR (II)

great-controversy

~38~
AMARAN TERAKHIR

 

      “Kemudian dari pada itu  aku melihat seorang malaikat lain turun dari Surga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara kuat, katanya, ‘Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis, dan tempat bersembunyi segala burung najis dan yang dibenci.’  Lalu aku mendengar suara lain dari Surga berkata: ‘Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.'” (Wah. 18:1,2,4).

      Ayat-ayat ini menunjuk ke depan kepada suatu waktu bilamana pengumuman mengenai rubuhnya kota Babel yang disiarkan oleh malaikat yang kedua dalam Wahyu 14:8, akan diulang, dengan pemberitahuan tambahan mengenai kejahatan yang telah memasuki berbagai organisasi yang membentuk Babel, sejak pekabaran itu pertama kali disampaikan pada musim panas tahun 1844. Keadaan dunia keagamaan yang mengerikan diterangkan di sini. Setiap penolakan kepada kebenaran, pikiran orang menjadi lebih gelap, hati mereka semakin degil, sehingga mereka terjerumus ke dalam kekerasan hati kefasikan. Dalam menentang amaran yang telah diberikan oleh Allah, mereka akan terus menginjak-injak salah satu dari perintah-perintah hukum yang sepuluh itu, sampai mereka dituntun untuk menganiaya orang-orang yang menyucikan hari Sabat hari ketujuh. Kristus dianggap tidak ada melalui penghinaan yang dilancarkan terhadap firman-Nya dan umat-Nya. Sementara ajaran-ajaran Spiritualisme diterima oleh gereja-gereja, pembatasan-pembatasan yang dikenakan kepada hati duniawi manusia itu  dihapuskan dan pengakuan agama menjadi seperti jubah yang menyembunyikan kejahatan yang paling keji. Kepercayaan kepada manifestasi spiritual membuka pintu kepada roh-roh yang menggoda dan ajaran-ajaran Setan, dan dengan demikian pengaruh malaikat-malaikat Setan akan terasa di dalam gereja.

      Mengenai Babilon, pada waktu dimunculkan di dalam nubuatan ini, dinyatakan, “Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” (Wah. 18:5). Ia telah memenuhi cawan kejahatannya dan kebinasaan sudah hampir dijatuhkan kepadanya. Tetapi masih ada umat Allah di Babilon; dan sebelum penghakiman-Nya dilaksanakan, orang-orang yang setia ini harus dipanggil keluar agar mereka “jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya” dan supaya mereka “jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wah. 18:4). Sejak pergerakan yang dilambangkan oleh malaikat yang turun dari langit, menerangi dunia ini dengan kemuliaannya, dan berseru dengan suara yang kuat, mengumumkan dosa-dosa Babilon. Sehubungan dengan pekabarannya, panggilan ini terdengar, “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah daripadanya.”  Pengumuman ini, yang disatukan dengan pekabaran malaikat yang ketiga, menjadi amaran terakhir yang akan diberikan kepada penghuni dunia ini.

      Sungguh mengerikan keadaan yang akan dihadapi oleh dunia ini. Kuasa-kuasa duniawi, yang disatukan melawan perintah-perintah Allah, akan memutuskan bahwa baik “kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba,” (Wah. 13:16) harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan gereja dengan cara memelihara hari Sabat palsu. Semua yang menolak menyesuaikan diri akan dikenakan hukuman sipil, dan akhirnya akan dinyatakan bahwa mereka pantas dihukum mati. Sebaliknya, hukum Allah yang memerintahkan hari perhentian, Pencipta menuntut penurutan, dan mengancam dengan murka Allah bagi semua yang melanggar ajaran-ajaran hukum itu.

      Dengan masalah yang telah begitu jelas dibukakan di hadapan mereka, maka barangsiapa yang menginjak-injak huklum Allah dan menuruti peraturan-peraturan manusia, menerima tanda binatang; ia menerima tanda kesetiaan kepada kuasa yang dipilihnya untuk diturut sebagai pengganti Allah. Amaran dari Surga ialah, “Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya.” (Wah. 14:9,10).

      Tetapi tak seorangpun dibiarkan menderita murka Allah sebelum kebenaran dinyatakan ke dalam pikiran dan hati nuraninya, dan ditolaknya. Banyak yang tidak pernah mempunyai kesempatan mendengar kebenaran khusus zaman ini. Kewajiban hukum keempat belum pernah dibukakan di hadapan mereka dalam terang yang sesungguhnya. Dia yang dapat membaca setiap hati, dan yang menguji setiap motif, tidak akan membiarkan mereka yang rindu akan pengetahuan kebenaran tertipu mengenai masalah pertentangan ini.

      Perintah itu tidak dipaksakan secara membabi buta. Setiap orang harus mempunyai cukup terang untuk mengambil keputusan dengan baik.

 

      Hari Sabat akan merupakan ujian terbesar kesetiaan, karena itulah pokok kebenaran yang terutama dipertentangkan. Bilamana ujian terakhir dilakukan ke atas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mereka yang melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya. Sementara pemeliharaan sabat palsu yang sesuai dengan hukum negara yang bertentangan dengan hukum yang keempat, adalah suatu pengakuan kesetiaan kepada suatu kuasa yang menentang Allah, maka pemeliharaan Sabat yang benar, dalam penurutan kepada hukum Allah, adalah suatu bukti kesetiaan kepada Pencipta. Sementara satu golongan, oleh menerima tanda penurutan kepada kuasa-kuasa duniawi, menerima tanda binatang, maka yang satu golongan yang memilih tanda kesetiaan kepada kekuasaan ilahi, menerima meterai Allah.

Sejauh ini mereka yang menyampaikan pekabaran malaikat yang ketiga sering dianggap sebagai sekedar menakut-nakuti saja. Ramalan-ramalan mereka bahwa sikap tidak toleran terhadap agama akan berkuasa di Amerika Serikat, bahwa gereja dan negara akan bersatu untuk menganiaya mereka yang memelihara hukum-hukum Allah, telah dinyatakan sebagai tidak beralasan dan tidak masuk akal. Telah dinyatakan dengan meyakinkan bahwa negara ini tidak akan pernah menjadi sesuatu yang lain selain dari pada tetap seperti yang sudah-sudah — pembela kebebasan beragama. Tetapi sementara masalah pemaksaan pemeliharaan hari Minggu menghangat secara luas, peristiwa yang begitu lama diragukan dan tidak dipercayai tampaknya sedang mendekat, dan pekabaran malaikat yang ketiga akan memberikan suatu pengaruh yang tidak bisa terjadi sebelumnya.

Pada setiap generasi Allah telah mengirimkan hamba-hamba-Nya untuk menegur dosa, baik di luar maupun di dalam gereja.Tetapi orang-orang ingin perkara-perkara yang menyenangkan yang disampaikan kepada mereka, dan kebenaran yang murni dan yang tidak dipoles tidak berterima kepada mereka. Banyak pembaharu, yang memasuki pekerjaan mereka, bertekad untuk bertindak bijaksana dalam menyerang dosa-dosa gereja dan bangsa. Mereka berharap, oleh teladan kehidupan Kristen yang murni, menuntun orang-orang kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab. Tetapi Roh Allahturun ke atas mereka sebagaimana turun ke atas Elia, menggerakkannya menegur dosa-dosa seorang raja yang jahat dan suatu umat yang murtad. Mereka tidak bisa menahan diri dari mengkhotbahkan kata-kata Alkitab — doktrin-doktrin yang tadinya mereka enggan untuk menyampaikannya. Mereka didorong untuk dengan bersemangat menyatakan kebenaran, dan menyatakan bahaya yang mengancam jiwa-jiwa. Perkataan yang Tuhan berikan kepada mereka, mereka ucapkan, tidak takut apapun akibatnya, dan orang-orang terdorong untuk mendengar amaran itu.

Demikianlah pekabaran malaikat yang ketiga itu dikabarkan. Pada waktu saatnya tiba untuk mengabarkannya dengan kuasa yang paling besar, Tuhan akan bekerja melalui alat-alat yang sederhana, untuk menuntun pikiran mereka yang menyerahkan dirinya kepada pelayanan-Nya. Para pekerja akan disanggupkan oleh urapan Roh-Nya, bukan oleh pelatihan di dalam institusi pendidikan. Orang-orang yang beriman dan yang tekun berdoa akan terdorong untuk pergi dengan sungguh-sungguh menyatakan firman-firman yang diberikan Allah kepada mereka. Dosa-dosa Babilon akan dinyatakan. Akibat-akibat yang menakutkan dari pemaksaan menuruti upacara-upacara gereja oleh kekuasaan sipil, jalan menuju Spiritualisme, kemajuan kekuasaan kepausan yang diam-diam tetapi pesat, — semuanya ditelanjangi. Orang-orang akan digerakkan oleh amaran-amaran yang sungguh-sungguh ini. Ribuan orang akan mendengarkan perkatan-perkataan yang sebelumnya delum pernah mendengar perkataan seperti itu. Dengan heran mereka mendengar kesaksian bahwa Babilon adalah gereja, jatuh oleh karena kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya, oleh karena penolakannya akan kebenaran yang telah dikirim dari Surga. Sementara orang-orang pergi kepada guru-guru mereka yang sebelumnya dengan pertanyaan yang sungguh-sungguh ingin mendapat jawabannya, Apakah perkara-perkara ini demikian?  para pendeta memberikan cerita-cerita dongeng, menubuatkan perkara-perkara  yang enak untuk meredakan ketakutan mereka dan untuk mendiamkan hati nurani mereka yang telah bangkit. Tetapi oleh karena banyak orang yang menolak hanya dipuaskan dengan otoritas manusia saja, dan menuntut kalimat sederhana, “Demikianlah firman Tuhan,” maka para pendeta populer, seperti para orang Farisi zaman dahulu, dipenuhi dengan amarah oleh karena otoritas mereka diragukan, akan mengatakan bahwa pekabaran itu datangnya dari Setan, dan membangkitkan sikap orang banyak yang cinta dosa untuk mencaci maki dan menganiaya mereka yang mengabarkan pekabaran itu.

Sementara pertikaian meluas ke ladang-ladang baru, dan pikiran orang banyak dialihkan kepada hukum Allah yang telah diinjak-injak, maka Setanpun tersentak. Kuasa yang membantu pekabaran itu hanya akan mendatangkan amarah mereka yang menentangnya. Para alim-ulama akan berusaha sekuat tenaga untuk menutupi terang dari kawanan domba mereka. Dengan segala sarana yang di bawah perintahnya mereka akan berusaha untuk melarang memperbincangkan masalah-masalah penting ini. Gereja menghimbau tangan kuat kekuasaan sipil, dan dalam pekerjaan ini, para pengikut kepausan dan Protestan bersatu. Sementara gerakan bagi pemaksaan hari Minggu semakin berani dan tegas, maka undang-undang itu akan dipaksakan kepada para pemelihara hukum Allah. Mereka akan diancam dengan denda dan hukuman penjara, dan sebagian akan ditawari kedudukan-kedudukan yang berpengaruh, dan hadiah-hadiah serta keuntungan-keuntungan lainnya sebagai bujukan untuk menyangkal iman mereka. Tetapi jawaban teguh dan tegas mereka adalah, “Tunjukkanlah kepada kami dari firman Allah kesalahan kami,” — permohonan yang sama yang di buat oleh Luther dalam keadaan yang sama. Mereka yang dihadapkan ke pengadilan, membuat suatu pembuktian yang kuat mengenai kebenaran itu, dan beberapa orang yang mendengarnya dituntun untuk mengambil sikap mereka untuk memelihara semua perintah-perintah Allah. Demikianlah terang akan dibawa di hadapan ribuan orang yang tadinya tidak mengetahui kebenaran-kebenaran ini.

 

      Penurutan yang teliti kepada firman Allah akan dianggap sebagai pemberontakan. Dibutakan oleh Setan, orangtua akan berlaku kasar dan kejam kepada anak-anak mereka yang percaya, para majikan akan menindas hambanya yang memelihara hukum Allah. Hubungan kasih sayang menjadi renggang. Anak-anak akan dihilangkan hak warisnya dan diusir dari rumah. Perkataan-perkataan Rasul Paulus akan digenapi, “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” (2 Tim. 3:12). Sementara para pembela kebenaran menolak menghormati sabat hari Minggu, sebagian dari mereka akan dijebloskan ke dalam penjara, sebagian di buang, dan sebagian lagi diperlakukan sebagai budak. Kepada hikmat manusia, hal-hal ini tampaknya tidak mungkin, tetapi sementara Roh Allah yang menahan semua ini ditarik dari manusia, dan mereka akan berada di bawah pengendalian Setan yang membenci ajaran-ajaran ilahi, maka akan terjadi perkembangan-perkembangan yang aneh. Hati dapat menjadi sangat kejam bilamana takut dan kasih akan Allah disingkirkan.

Sementara topan mendekat, suatu golongan besar orang yang mengaku percaya kepada pekabaran malaikat yang ketiga, tetapi belum disucikan oleh penurutan kepada kebenaran, meninggalkan kedudukan mereka dan bergabung dengan barisan penentang. Oleh bersatu dengan dunia dan mengambil bagian dalam rohnya, mereka telah memandang hal-hal itu dalam terang yang hampir sama. Dan bilamana ujian diberikan mereka telah siap memilih pihak yang mudah dan populer. Orang-orang berbakat serta yang mempunyai tutur kata yang menarik, yang pada suatu waktu bersukacita di dalam kebenaran, akan menggunakan kuasa mereka untuk menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh yang paling sengit dari saudara-saudara mereka dahulu. Bilamana para pemelihara hari Sabat dihadapkan ke depan mahkamah pengadilan untuk mempertanggungjawabkan iman mereka, orang-orang yang murtad ini adalah agen-agen Setan yang paling efisien untuk memberikan gambaran yang salah dan menuduh mereka, dan oleh laporan-laporan palsu dan sindiran-sindiran menghasut para penguasa untuk melawan mereka.

Pada masa penganiayaan ini iman hamba-hamba Allah akan diuji. Mereka telah dengan setia memberikan amaran, memandang kepada Allah dan kepada firman-Nya.  Roh Allah, yang menggerakkan hati mereka, telah mendorong mereka untuk berbicara. Dirangsang oleh semangat yang suci, dan oleh dorongan ilahi yang kuat atas mereka, mereka memasuki pelaksanaan tugas-tugas mereka tanpa memperhitungkan akibat-akibat dari membicarakan kepada orang-orang firman Allah yang telah diberikan kepada mereka. Mereka tidak membicarakan kepentingan-kepentingan duniawi mereka, atau berusaha mempertahankan reputasi atau hidup mereka. Namun, pada waktu topan perlawanan dan celaan menimpa mereka, beberapa orang dari mereka, karena dipenuhi rasa takut, akan bersedia berseru, “Seandainya kami telah melihat lebih dahulu akibat-akibat dari perkataan-perkataan kami, kami akan diam saja.”  Mereka dikelilingi oleh berbagai kesulitan. Setan menyerang mereka dengan pencobaan-pencobaan yang hebat. Pekerjaan yang mereka jalankan kelihatannya jauh di atas kemampuan mereka untuk melakukannya. Mereka diancam dengan kebinasaan. Semangat yang menggerakkan mereka sudah hilang namun mereka tidak dapat berbalik. Kemudian, karena merasa sama sekali tidak berdaya, mereka lari kepada Yang Mahakuasa untuk mendapatkan kekuatan. Mereka ingat, bahwa kata-kata yang telah mereka ucapkan bukan kata-kata mereka, melainkan kata-kata Dia yang menyuruh mereka memberikan amaran itu. Allah menaruh kebenaran itu ke dalam hati mereka, dan mereka tidak bisa menahan untuk tidak mengabarkannya.

Ujian-ujian yang sama telah dialami oleh umat-umat Allah di masa yang lalu. Wycliffe, Huss, Luther, Tyndale, Baxter, Wesley, mengatakan agar semua doktrin diuji dengan Alkitab, dan menyatakan akan menolak segala sesuatu yang disalahkan oleh Alkitab.  Terhadap orang-orang ini penganiayaan keji menimpa tanpa berpengasihan, namun mereka tidak berhenti menyiarkan kebenaran itu. Berbagai kurun waktu atau periode dalam sejarah gereja telah ditandai oleh perkembangan beberapa kebenaran khusus, yang disesuaikan kepada keperluan umat Allah pada masa itu. Setiap kebenaran baru telah melalui kebencian dan perlawanan. Mereka yang diberkati dengan terang itu telah dicobai dan diuji. Tuhan memberikan kebenaran khusus bagi orang-orang dalam suatu keadaan darurat. Siapakah yang berani menolak untuk menyiarkannya? Ia memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan undangan rakhmat terakhir kepada dunia ini. Mereka tidak bisa tinggal diam, kecuali jiwa mereka dibinasakan. Duta-duta Kristus tidak ada urusan dengan akibat-akibat. Mereka harus melaksanakan tugas-tugas dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.

Sementara perlawanan semakin meningkat, hamba-hamba Allah kembali bingung, oleh karena mereka menyangka  merekalah yang mendatangkan krisis itu. Tetapi hati nurani dan firman Allah meyakinkan mereka bahwa jalan-jalan mereka adalah benar. Dan meskipun pencobaan itu berlanjut, mereka dikuatkan untuk menanggungnya. Pertarungan semakin dekat dan semakin sengit, tetapi iman dan semangat mereka bangkit bersama keadaan darurat itu. Kesaksian mereka adalah, “Kami tidak berani memalsukan firman Allah, membagi-bagi hukum-Nya yang kudus, mengatakan sebagian penting dan sebagian yang lain tidak penting, demi memperoleh persetujuan dunia ini. Tuhan yang kami layani sanggup melepaskan kami. Kristus telah mengalahkan kuasa-kuasa dunia ini, dan akankah kita takut kepada dunia yang sudah dikalahkan?”

 

      Penganiayaan dalam berbagai bentuknya adalah perkembangan suatu prinsip yang akan terus ada selama Setan masih ada dan Kekkristenan mempunyai kuasa vital. Tak seorangpun dapat melayani Allah tanpa melawan pasukan kegelapan. Malaikat-malaikat jahat akan menyerang mereka, takut kalau-kalau pengaruh mereka dirampas dari tangan mereka. Orang-orang jahat, yang dicela oleh teladannya, akan bersatu dengan mereka dalam usaha untuk memisahkan umat-umat-Nya dari Allah dengan pencobaan yang memikat. Bilamana ini tidak berhasil, maka tindakan kekerasan akan digunakan untuk memaksa hati nurani.

      Akan tetapi selama Yesus tetap menjadi pengantara di dalam kaabah di Surga, pengaruh Roh Suci yang mengekang akan dirasakan oleh para penguasa dan orang-orang banyak. Roh itu masih mengendalikan undang-undang negara, sampai batas-batas tertentu. Kalau bukan karena undang-undang yang seperti ini, keadaan dunia akan lebih buruk dari yang sekarang. Sementara banyak para pemimpin kita adalah agen-agen aktif Setan, Allah juga mempunyai agen-agen-Nya  di antara orang-orang terkemuka bangsa itu. Musuh menggerakkan hamba-hambanya untuk mengusulkan tindakan yang sangat menghalangi pekerjaan Allah, tetapi negarawan-negarawan yang takut akan Allah dipengaruhi oleh malaikat-malaikat suci Allah untuk melawan usul-usul seperti itu dengan argumen-argumen yang tidak bisa dijawab. Demikianlah beberapa orang akan membendung arus kejahatan itu. Perlawanan musuh-musuh kebenaran akan ditahan agar pekabaran malaikat yang ketiga dapat melakukan tugasnya. Bilamana amaran terakhir diberikan, amaran itu akan menawan perhatian orang-orang terkemuka ini melalui siapa Tuhan bekerja sekarang, dan sebagian mereka akan menerimanya, dan akan berdiri bersama umat Allah melalui masa kesukaran itu.

      Malaikat yang bergabung dalam penyiaran pekabaran malaikat yang ketiga, menerangi seluruh dunia ini dengan kemuliaannya. Suatu pekabaran yang mencakup seluruh dunia dan kuasa yang luar biasa diramalkan di sini. Pergerakan Advent pada tahun 1840-1844 adalah manifestasi mulia dari kuasa Allah. Pekabaran malaikat yang pertama telah disampaikan ke setiap pos-pos misionaris di dunia ini, dan di beberapa negara ada perhatian besar terhadap agama yang telah disaksikan di setiap negeri sejak Pembaharuan pada abad keenambelas. Tetapi ini akan dilampaui oleh pergerakan yang luar biasa pekabaran malaikat yang ketiga. Pekerjaan itu akan mirip dengan pekerjaan pada hari Pentakosta. Sebagaimana “hujan awal” telah diberikan dengan kecurahan Roh Kudus pada pembukaan pekabaran Injil yang menyebabkan benih berharga itu bertumbuh, demikian juga “hujan akhir” akan diberikan pada penutupannya, untuk mematangkan tuaian. “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” (Hos. 6:3). “Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena Tuhan, Allahmu!  Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.” (Yoel 2:23).  “Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Tuhan —  bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan bermimpi.” “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kis. 2:17,21).

      Pekerjaan besar pengabaran Injil tidak akan ditutup dengan manifestasi kuasa Allah yang kurang dari yang menandai pembukaan penyiarannya. Nubuatan-nubuatan yang telah digenapi pada pencurahan hujan awal pada pembukaan penyiaran Injil, sekali lagi akan digenapi pada hujan akhir pada penutupan penyiaran Injil itu. Inilah “waktu kelegaan” yang dinanti-nantikan Rasul Paulus pada waktu ia berkata, “Karena itu sadarlah dan bertobatlah supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.” (Kis. 3:19,20).

      Hamba-hamba Allah, dengan wajah yang diterangi dan bersinar dengan pengabdian kudus, akan mempercepat penyiaran pekabaran dari Surga itu dari satu tempat ke tempat yang lain. Melalui ribuan suara amaran itu akan disampaikan ke seluruh dunia. Mujizat-mujizat akan diadakan, orang sakit disembuhkan, dan tanda-tanda ajaib akan menyertai orang-orang yang percaya. Setan juga bekerja dengan tanda-tanda ajaib untuk menipu, bahkan mendatangkan api dari langit di hadapan manusia.(Wah. 13:13). Demikianlah penduduk bumi harus menentukan kedudukan mereka.

      Pekabaran ini disiarkan bukan dengan banyak argumen, tetapi dengan keyakinan yang mendalam dari Roh Allah. Argumen-argumen telah disampaikan. Benih telah ditaburkan, dan sekarang ia akan tumbuh dan berbuah. Risalah-risalah yang dibagikan oleh pekerja-pekerja misi telah memberikan pengaruhnya, namun banyak orang yang pikirannya terkesan telah dicegah untuk mengerti sepenuhnya kebenaran itu atau untuk penurutan yang sempurna. Sekarang sinar-sinar terang menerusi ke mana-mana; kebenaran terlihat dengan jelas dan anak-anak Allah yang setia memutuskan ikatan-ikatan yang menahan mereka. Hubungan keluarga, hubungan jemaat, tak berdaya menahan mereka sekarang. Kebenaran adalah jauh lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Walaupun agen-agen bergabung melawan kebenaran, suatu kelompok besar orang-orang berdiri di pihak Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *