[RH] Dilembagakan pada Penciptaan

Sabat Tuhan

Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. [Kejadian 2:2,3] 

[AkhirZaman.org] Dilembagakan pada Penciptaan. Yehuwa yang agung telah meletakkan dasar bumi; Dia telah mendandani isi dunia dengan pakaian yang indah, serta telah memenuhi dengan Hal-hal yang berguna bagi manusia; Allah telah menciptakan semua keajaiban pada daratan dan lautan. Dalam enam hari pekerjaan besar penciptaan telah diselesaikan. Dan Allah “berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya....” Allah memandang dengan puas pekerjaan tangan-Nya. Semuanya sempurna, layak bagi Pencipta ilahinya, dan Allah beristirahat, bukan sebagai orang yang letih, tetapi juga senang dengan buah kebijaksanaan dan kebaikan-Nya serta perwujudan kemuliaan-Nya. 

Setelah beristirahat pada hari ketujuh, Allah menguduskannya, atau memisahkannya, sebagai hari peristirahatan bagi manusia. Mengikuti teladan Sang Pencipta, manusia harus beristirahat pada hari yang suci ini, agar ketika manusia memandang langit dan bumi, Anda dapat merenungkan karya besar penciptaan Allah yang Agung; dan agar ketika Anda melihat bukti hikmat dan kebaikan Allah, hati Anda mungkin dipenuhi dengan kasih serta hormat kepada Pencipta.

Allah melihat bahwa hari Sabat sangat penting bagi manusia, bahkan di Firdaus. Manusia perlu mengesampingkan kepentingan dan pengejarannya sendiri untuk satu hari dari tujuh hari, agar Anda dapat lebih sepenuhnya merenungkan pekerjaan Allah, dan merenungkan kuasa dan kebaikan-Nya. Anda membutuhkan hari Sabat, untuk mengingatkannya lebih jelas mengenai Allah, dan untuk membangkitkan rasa syukur karena semua yang Anda nikmati dan miliki berasal dari tangan Sang Pencipta yang murah hati. —Patriarchs and Prophets, 47, 48. 

Ketika dasar bumi diletakkan, ... kemudian diletakkan dasar hari Sabat. Semoga lembaga ini menuntut penghormatan Anda: Sabat ditahbiskan oleh tidak ada wewenang manusia, dan tidak didasarkan pada tradisi manusia; itu didirikan sejak zaman kuno oleh Yang Lanjut Usianya, dan diperintahkan oleh firman-Nya yang kekal. —The Great Controversy, 455.

— The Faith I Live By, 31.1-5