Pengamat: Warga Taiwan Tidak akan Berani Lagi Kunjungi Daratan Tiongkok

mata-mata

[AkhirZaman.org] Penargetan pemerintah Tiongkok terhadap mata-mata membuat takut warga Taiwan yang melintas selat dan mengunjungi daratan. Hal ini diungkapkan oleh beberapa pengamat yang berbasis di Taipei.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari SCMP, pelajar, jurnalis, dan komentator lintas selat di Taipei mengatakan bahwa program ‘pengakuan mata-mata’ (spy confession) yang disiarkan penyiar pemerintah CCTV memberikan efek menakutkan bagi warga yang berada di Taiwan.

Laporan itu mengatakan otoritas Tiongkok daratan telah mengungkap ratusan kasus spionase Taiwan sejak tahun 2018. Meskipun laporan tersebut hanya mengidentifikasi empat orang yang dituduh melakukan mata-mata.

“Saya telah berhenti mengunjungi daratan sejak wabah Covid-19, dan sekarang saya pasti tidak akan pergi selama ‘program spionase’,” kata Chi Le-yi, seorang ahli pertahanan yang berbasis di Taipei.

“Banyak sarjana Taiwan lainnya telah membuat keputusan yang sama karena mereka tidak merasa aman”, tambahnya.

Pakar lintas selat lainnya di Taipei, Alexander Huang Chieh-cheng, mengatakan ada tanda tanya atas dasar dugaan spionase, mengingat sistem hukum yang dikendalikan Partai Komunis dan dikendalikan oleh Tiongkok daratan.

“Ada kekurangan standar hukum di Tiongkok daratan untuk menentukan terdiri dari apa spionase,” kata Huang, mantan wakil menteri di Dewan Urusan Daratan Taiwan, badan yang bertanggung jawab atas kebijakan hubungan lintas selat.

Pemerintah Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya, telah menangguhkan pertukaran resmi dengan Taipei sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai presiden pada 2016 dan menolak untuk menerima prinsip satu-Tiongkok.

Pada September 2018, media pemerintah daratan, dimulai dengan laporan CCTV, mengatakan bahwa pihak berwenang telah memecahkan lebih dari 100 kasus spionase yang melibatkan pulau yang berpemerintahan sendiri itu sejak 2011, termasuk beberapa di antaranya yang diduga beroperasi dari kampus-kampus.

Spionase lintas selat telah ditemukan secara sporadis sejak keterasingan Taiwan dari daratan pada akhir perang saudara Tiongkok pada tahun 1949.

Pada 1999, pemerintah Beijing mengeksekusi Liu Liankun, mantan mayor jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga perwira daratan paling tinggi yang diketahui telah memata-matai Taiwan.

Kegiatan mata-mata Liu terungkap setelah presiden Taiwan saat itu Lee Teng-hui mengatakan kepada media bahwa rudal yang diluncurkan oleh PLA selama krisis Selat Taiwan 1995-96 tidak membawa hulu ledak.***

https://bit.ly/3oNeBzs

Tidak ada dasar kedamaian lain daripada ini. Kasih karunia Kristus yang diterima dalam hati, menundukkan permusuhan; itu menghilangkan perselisihan dan memenuhi jiwa dengan kasih. Orang yang berdamai dengan Allah dan sesama manusia tidak bisa dibuat sengsara. Dengki tidak akan ada dalam hatinya; sangkaan-sangkaan jahat tidak mendapat tempat dalam hatinya; kebencian tidak ada. Hati yang sesuai dengan Allah memperoleh damai surga dan akan menyebarkan pengaruhnya yang menyenangkan di sekitarnya. Roh kedamaian akan turun bagaikan embun ke hati yang lelah dan disusahkan oleh perselisihan-perselisihan duniawi.  (Khotbah Di Atas Bukit, hal. 37, pf.3)

Para pengikut Kristus diutus ke dunia dengan pekabaran damai. Barang siapa, oleh pengaruh kehidupan suci secara diamdiam dan tak sadar menyatakan kasih Kristus; barang siapa, oleh perkataan atau perbuatan, memimpin orang lain untuk meninggalkan dosa dan menyerahkan hatinya kepada Allah, adalah pembawa damai. (Khotbah Di Atas Bukit, hal. 38, pf.1)

“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”  (Matius 5:9.)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *