Dokter Ini Beli ‘Lampu Aladdin’ Rp1,3 Miliar, Jin yang Keluar Ternyata Palsu

antik

[AkhirZaman.org] Seorang dokter di India kena tipu setelah membeli benda antik yang diklaim sebagai “lampu Aladdin” seharga USD93.000 atau lebih dari Rp1,3 miliar. Tak hanya lampu, jin yang diklaim keluar dari “lampu wasiat” itu juga jin palsu.

Pejabat polisi setempat pada hari Minggu mengatakan dua pria yang menipu dokter tersebut telah ditangkap.

Dokter bernama Laeek Khan melapor ke polisi di negara bagian utara Uttar Pradesh setelah dia menyadari lampu yang dia beli mahal itu tidak memiliki kekuatan magis, seperti yang dijelaskan dalam cerita rakyat populer tentang Aladdin dan jin pemberi keinginannya yang muncul ketika digosok.

“Penipuan telah mencapai kesepakatan lebih, tetapi dokter telah membayar sekitar tujuh juta rupee (USD93.000),” kata Amit Rai, seorang perwira senior polisi setempat kepada AFP, yang dilansir Senin (2/11/2020).

Dia mengatakan kedua penipu ditangkap pada hari Kamis dan ditahan sebelum dakwaan diajukan.

“Istri dari salah satu pria (penipu) tersebut juga terlibat dalam penipuan. Dia sedang dalam pelarian,” kata Rai.

Dalam pengaduannya yang diajukan Minggu lalu, Khan mengatakan salah satu pria berpura-pura menjadi okultis dan membuat “jin” (sosok supranatural) muncul dari lampu.

Tetapi ketika Khan bertanya apakah dia bisa menyentuh jin atau membawa pulang lampu itu, para penipu melarangnya, dengan mengatakan itu bisa membahayakannya.

Akhirnya para penipu menjual lampu itu kepada sang dokter, dengan janji akan mendatangkan kesehatan, kekayaan, dan keberuntungan.

Khan menyatakan bahwa dia kemudian menyadari bahwa “jin” yang diperlihatkan para penipu itu sebenarnya hanyalah salah satu pria dari kedua penipu yang mahir menyamar.

“Para pria juga telah menipu keluarga lain dengan modus operandi yang sama. Jumlah total uang yang terlibat mencapai beberapa juta rupee,” kata Rai.

https://bit.ly/35VqSZT

Praktikkanlah ekonomi di rumah tanggamu. Oleh banyak orang, ilah-ilah disayangi dan disembah. Jauhkanlah ilah-ilah. Buangkanlah kesenanganmu yang bersifat mementingkan diri sendiri. Saya memohon kepadamu, janganlah menghabiskan hartamu untuk menghiasi rumahmu, karena itulah uang Allah, dan harta itu akan dituntut kembali dari padamu. Hai orang tua, demi Kristus janganlah gunakan uang Tuhan untuk menyenangkan keinginan anak-anakmu. Janganlah mengajar mereka mencari mode dan pertunjukan agar mendapat pengaruh dalam dunia. Apakah hal ini akan mencenderungkan mereka untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang baginya Kristus telah mati? Tidak; hal ini akan menimbulkan iri hati, dan sangka-sangka jahat. Anak-anakmu akan dituntun untuk bersaing dengan pertunjukan dan pemborosan dunia, dan membelanjakan uang Tuhan, untuk sesuatu yang tidak perlu yang sebenarnya lebih penting bagi kesehatan atau kebahagiaan. (Nasihat Bagi Sidang, hal.70, pf.1)

Mereka yang menyangkal diri sendiri untuk berbuat baik kepada orang lain, dan mengabdikan diri dan segala sesuatu yang mereka miliki kepada pekerjaan Kristus, akan menyadari kebahagiaan yang dicari dengan sia-sia oleh orang yang mementingkan diri. Juruselamat mengatakan:

“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:33).

Kasih “tidak mencari keuntungan dirinya saja.” Inilah buah kasih yang tulus ikhlas dan kemurahan hati yang menyadari ciri kehidupan Kristus. Hukum Allah dalam hati kita akan menundukkan kepentingan kita sendiri kepada pertimbangan yang tinggi dan kekal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *