Mengenal Beda Vaksinasi Dan Imunisasi

vaksin

[AkhirZaman.org] Tak sedikit yang mengira bahwa vaksinasi dan imunisasi adalah hal yang sama. Padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda. Sayangnya, perbedaan ini kerap diabaikan mengingat keduanya sama-sama memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu. Namun di balik itu, vaksinasi dan imunisasi sebenarnya memiliki cara kerja yang berbeda di dalam tubuh.

Berikut perbedaan vaksinasi dan imunisasi, dirangkum dari berbagai sumber.

Vaksinasi

Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan melalui mulut untuk meningkatkan produksi antibodi yang juga menjadi penangkal dari penyakit. Zat yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksinasi, yang disebut vaksin- biasanya mengandung virus atau bakteri yang sudah dilemahkan. Zat tersebut juga mengandung protein mirip bakteri yang didapatkan dari pengembangan di laboratorium.

Mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, vaksin adalah ‘produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.’

“Pada saat kita diberikan vaksin, maka tubuh kita akan membentuk antibodi untuk memproteksi kita. Jadi kita akan kebal terhadap infeksi di kemudian hari dan tidak ada periode sakitnya,” terang Endah dalam Webinar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan tema ‘Disinformasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi’ beberapa waktu lalu.

Kandungan vaksin menimbulkan reaksi imunitas tubuh, dengan begitu tubuh dapat melawan serangan infeksi di kemudian hari. Proses ini juga disebut sebagai imunisasi dalam tubuh.

Metode pemberian vaksin dalam imunisasi pun berbeda-beda.

Beberapa vaksin ada yang hanya diberikan sekali untuk seumur hidup. Namun, ada juga yang perlu diberikan secara berkala agar kekebalan tubuh terbentuk dengan baik.

Meski lebih sering diberikan kepada anak-anak, vaksin sebenarnya juga dapat diberikan kepada orang dewasa sebagai bentuk imunisasi lanjutan, atau dengan jenis yang berbeda.

Di Indonesia sendiri, sebagaimana dikutip Alodokter, setidaknya ada lima vaksinasi wajib yang harus diberikan, yaitu vaksin hepatitis B, polio, BCG untuk mencegah tuberkulosis, campak, serta DTP untuk mencegah difteri, pertusis, dan tetanus.

Di samping vaksin wajib itu ada sejumlah vaksin yang direkomendasikan pemerintah, misalnya vaksin Hepatitis A, HPV, varisela, MMR, rotavirus, influenza, tifoid, dan lainnya.

Imunisasi

Imunisasi adalah proses dalam tubuh supaya seseorang mempunyai kekebalan tubuh terhadap penyakit. Merujuk Peraturan Menteri Kesehatan terkait hal ini, imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Ada dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan pasif.

Pada imunisasi aktif, tubuh secara aktif menghasilkan antibodi sebagai bentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit setelah seseorang mendapatkan vaksinasi. Imunisasi aktif merupakan respons imun yang dibentuk ketika anak mendapatkan vaksinasi setiap bulannya.

Di sisi lain, imunisasi pasif adalah pemberian antibodi dari seseorang yang sudah kebal terhadap penyakit kepada seseorang yang belum kebal. Situasi ini dapat terjadi secara alami, misalnya pemberian antibodi dari tubuh ibu hamil kepada janin dalam kandungannya.

Namun, proses tersebut juga dapat terjadi secara buatan, misalnya dalam bentuk penyuntikan imunoglobulin. Sehingga pada imunisasi pasif, Anda tidak membentuk kekebalan tubuh secara aktif, tapi mendapatkannya dari yang sudah terbentuk.

Pada imunisasi aktif, memerlukan waktu agar kekebalan tubuh terbentuk. Sementara pada imunisasi pasif, kekebalan tubuh dapat langsung didapatkan.

Imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama untuk jangka panjang hingga seumur hidup, sedangkan imunisasi pasif hanya bertahan dalam hitungan minggu hingga bulan.

Setiap negara memiliki aturan masing-masing mengenai kewajiban melakukan imunisasi.

Meski sekilas terlihat mirip, namun beda vaksinasi dan imunisasi terlihat dari prosesnya. Dengan kata lain vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin dalam tubuh, sedangkan imunisasi adalah proses ketika tubuh sudah menjadi kebal penyakit setelah vaksinasi.

https://bit.ly/2HDRarf

Betapa lebih penting ketelitian yang demikian untuk memastikan keberhasilan dalam pertarungan hidup. Pertempuran yang kita hadapi bukanlah pura-pura. Kita tengah menghadapi peperangan di mana bergantung akibat-akibat yang kekal. Kita tidak melihat musuh yang sedang dilawan. Malaikat-malaikat jahat sedang berusaha untuk menguasai setiap manusia. Apa saja yang merusak kesehatan itu bukan hanya menurunkan kesanggupan fisik, tetapi cenderung melemahkan kemampuan mental dan moral. Kegemaran akan praktik yang tidak menyehatkan akan menyulitkan seseorang untuk membedakan yang benar dari yang salah, dengan demikian lebih sulitlah baginya untuk menolak kejahatan. Itu akan menambah bahaya kegagalan dan kekalahan. (Membina Keluarga Sehat, hal. 108, pf 3)

‘Tidak tahukah kamu bahwa dalam gelanggang pertandingan se-mua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?” Dalam peperangan yang sedang kita hadapi, semua orang bisa menang kalau mereka mendisiplin diri untuk menuruti prinsip-prinsip yang benar. Praktik pengamalan prinsip-prinsip ini dalam liku-liku hidup terlalu sering dianggap tidak penting sesuatu yang terlalu sepele untuk diperhatikan. Tetapi karena hal ini terancam, tak satu pun hal yang harus kita lakukan yang tergolong kecil. Setiap tindakan mempengaruhi timbangan yang menentukan kemenangan atau kekalahan hidup. Kitab suci menyuruh kita, “Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya.” (Membina Keluarga Sehat, hal. 109, pf.1)

“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” (1Korintus 9:25)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *