Minta Uang Receh, Pengemis di Brasil Ditembak Mati

tembak

[AkhirZaman.org] Seorang pengemis perempuan di Brasil dilaporkan ditembak mati oleh pria setelah meminta uang receh, dengan kejadian itu terekam kamera. Rekaman yang disiarkan oleh televisi setempat memperlihatkan bagaimana si pria menembak perempuan itu di Niteroi, yang masih masuk kawasan Rio de Janeiro.

Si pelaku nampak mengarahkan pistolnya, dan menembak pengemis itu dari jarak dekat, dan kemudian meninggalkan lokasi dengan tenang. Polisi menyatakan, pelaku yang diidentifikasi bernama Aderbal Ramos de Castro mengaku, perempuan itu ditembak mati setelah meminta uang receh. Dilansir Daily Mirror Rabu (20/11/2019), pengemis itu hanya meminta 1 reais Brasil, atau setara dengan 18 pence, sekitar Rp 3.300. Media Brasil memberitakan, korban diidentifikasi bernama Zilda Henrique dos Santos Leandro, atau dikenal dengan panggilan Neia. Insiden itu terjadi pada Sabtu pagi waktu setempat (16/11/2019), dengan RedeTV langsung memburamkan momen dia ditembak mati.

Seorang pengguna jalan yang kebetulan lewat beberapa saat setelah Neia tertembak mencoba menolongnya dengan menghentikan mobil yang lewat. Sayangnya, perempuan 31 tahun itu dinyatakan meninggal saat dirawat, dengan laporan menyatakan dia ditembak setidaknya dua kali. Dalam rekaman CCTV, Ramos terlihat beberapa kali menoleh ke belakang setelah membunuh Neia, dan tidak berusaha untuk berlari. Pada Mei lalu, Presiden Brasil Jari Bolsonaro membuat dekrit berisi warga, termasuk sopir truk dan politisi, boleh membawa senjata. Namun, dekrit tersebut mendapat tantangan dari kalangan oposisi, dengan peraturan itu dibatasi sejumlah orang, termasuk pemburu. Negeri “Samba” adalah negara dengan salah satu tingkat pembunuhan tertinggi dunia, dengan periode Januari-Agustus 2019, tercatat ada 27.517 kasus.

https://internasional.kompas.com/read/2019/11/22/06144461/hanya-minta-uang-receh-pengemis-di-brasil-ditembak-mati

Sungguh mengerikan bila kejahatan manusia semakin meningkat, mulai dari saat bilamana hukuman ilahi diucapkan di Eden, sampai kepada zaman Air Bah dan terus sampai kepada kedatangan Anak Allah yang pertama kalinya. Kepadanya dinyatakan bahwa sementara pengorbanan Kristus itu cukup nilainya untuk menyelamatkan seluruh dunia ini, tetapi banyak yang akan memilih satu kehidupan yang dipenuhi dosa gantinya hidup yang bertobat dan menurut. Kejahatan akan terus bertambah-tambah sepanjang generasi yang berikutnya, dan kutuk dosa itu akan terasa lebih berat lagi ke atas umat manusia, binatang-binatang dan atas dunia ini. 

Tetapi rencana penebusan itu mempunyai tujuan yang lebih luas dan lebih dalam daripada hanya untuk keselamatan manusia. Bukanlah hanya untuk maksud ini saja Kristus telah datang ke dunia ini; bukan hanya sekedar agar penduduk dunia yang kecil ini dapat menghargai hukum Allah sebagaimana mestinya; tetapi juga untuk membenarkan tabiat Allah di hadapan alam semesta. Kepada hasil pengorbananNya yang besar ini—pengaruhnya terhadap penduduk dunia-dunia yang lain, sebagaimana kepada manusia—Juruselamat memandang ke depan bilamana sesaat sebelum penyalibanNya Ia berkata: “Sekarang adalah masa hukuman dunia; sekarang penghulu dunia akan dibuang ke luar. Apabila Aku ini dinaikkan dari atas bumi, Aku akan menarik orang sekalian datang kepadaku.” Yohanes 12:31, 32. Tindakan Kristus dalam hal kematianNya bagi keselamatan manusia bukan hanya akan menjadikan sorga itu bisa dicapai oleh manusia tetapi juga di hadapan alam semesta ini, itu akan membenarkan Allah dan AnakNya di dalam cara perlakuan mereka terhadap pemberontakan setan. Itu akan menetapkan kekekalan hukum Allah dan akan menyatakan keadaan serta akibat-akibat dosa.

Jikalau hukum itu dapat diubahkan, manusia dapat diselamatkan tanpa pengorbanan Kristus, tetapi fakta bahwa perlu bagi Kristus untuk memberikan hidupnya bagi umat yang berdosa membuktikan bahwa hukum Allah tidak akan membebaskan orang yang berdosa dari tuntutan hukum terhadap diriNya. Telah dinyatakan bahwa upah dosa itulah maut. Pada waktu Kristus mati, kebinasaan setan ditetapkan. Tetapi jikalau hukum itu dihapuskan di kayu salib, sebagaimana dikatakan oleh banyak orang, maka kesusahan dan kematian Anak Allah yang kekasih itu telah dijalani hanya untuk memberikan kepada setan apa yang dimintanya; kemudian penghulu kegelapan itupun menang, tuduhan-tuduhannya terhadap pemerintahan ilahipun dikuatkan. Fakta bahwa Kristus telah menanggung hukuman atas pelanggaran manusia adalah satu bukti yang kuat kepada semua mahluk ciptaan bahwa hukum itu tidak terubahkan; bahwa Allah adalah adil, penuh rahmat, dan mempunyai roh menyangkal diri; dan bahwa keadilan yang tak terhingga dan rahmat bersatu padu di dalam cara pemerintahan Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *