Riset: Polusi Udara Lebih Mematikan Daripada Rokok

surga

[AkhirZaman.org] Pencemaran udara membuat warga Eropa kehilangan setidaknya dua tahun hidupnya. Hal ini disebabkan oleh efek kesehatan dari menghirup udara yang tercemar. Bahkan polusi udara dinilai lebih berbahaya dibandingkan asap rokok.

Berdasarkan laporan European Heart Jurnal pada 12 Maret 2019 diperkirakan setiap tahunnya ada 800 ribu orang meninggal prematur karena polusi udara. Angka ini setara 17% dari 5 juta kematian di Eropa.

Dari kebanyakan penyebab kematian 40-80% merupakan efek dari polusi udara. Riset tersebut juga menyebutkan polusi udara ini tidak ada hubungannya dengan sistem pernapasan, melainkan ke penyakit jantung dan stroke akibat zat polutan yang masuk ke aliran darah.

“Paparan kronis terhadap peningkatan kadar partikel halus merusak fungsi pembuluh darah, yang dapat menyebabkan infark miokard (myocardial infarcition), hipertensi arteri, stroke, dan gagal jantung,” tulis riset tersebut dilansir dari Weforum, Sabtu (14/09/2019)

Merokok Bisa Dihindari, Tapi Polusi Tidak
Kardiologi Jerman Thomas Munzel menyatakan polusi udara berdampak lebih besar pada kematian dibandingkan merokok tembakau.

“Merokok bisa dihindari tetapi polusi udara tidak,” kata Munzel.

Polusi udara rata-rata disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, dan seharusnya bisa lebih cepat digantikan oleh energi bersih dan ramah lingkungan.

Penggantian ke energi bersih menurut Munzel bisa mengurangi potensi kematian dari polusi udara. Pasalnya secara global polusi udara telah meningkat 8% setiap tahunnya, dalam lima tahun terakhir.

World Health Organization (WHO) menyatakan Secara global, India memiliki level tertinggi polutan dengan partikel kecil (PM2,5) dan 16 dari kota di negeri tersebut menjadi kota paling berpolusi di dunia.

Lancet melaporkan pada 2018, polusi udara di India telah menyebabkan 1,2 juta orang meninggal dalam setahun.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20190914191155-4-99499/riset-polusi-udara-lebih-mematikan-daripada-rokok/1

Setan bekerja di udara; dia meracuni atmosfir, sehingga di sinilah kita bergantung kepada Allah demi hidup kita—yakni kehidupan kita yang sekarang maupun yang akan datang. Dan karena kita berada pada keadaan kita seperti sekarang ini, maka kita perlu waspada, berserah sepenuhnya, bertobat sepenuhnya, mengabdi sepenuhnya kepada Allah. Akan tetapi kita tampaknya hanya duduk-duduk saja seolah-olah kita ini lumpuh. Allah di surga, bangunkanlah kami!— 2SM 52 (1890).

Allah tidak merintangi kuasa kegelapan untuk menjalankan pekerjaannya yang mematikan untuk merusak udara, salah satu sumber kehidupan dan zat gizi kita, dengan gas beracun dari dalam tanah. Bukan saja kehidupan tumbuh-tumbuhan yang terpengaruh, tetapi juga manusia menderita karena serangan wabah . . . .

Hal ini diakibatkan oleh tetesan-tetesan dari cawan murka Allah yang terpercik ke atas dunia, dan ini hanya sebagian kecil saja dari apa yang akan terjadi dalam waktu dekat.— 3SM 391 (1891).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *