[RH] SUCIKAN TALENTA BERBICARA BAGI ALLAH

wtr and light Copy 214x320

Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. Matius 12:37

[AKhirZaman.org] Kita semua mengetahui kekeliruan apa yang akan terjadi jika Iidah yang semberono dibiarkan berbicara semau-maunya.

Mereka yang bersama-sama memenuhi gereja telah mengikat diri mereka sendiri dengan menggabungkan diri kepada gereja untuk menjaga supaya pembicaraan yang jahat tidak terdapat di kalangan mereka. Adalah kewajiban mereka yang menduduki jabatan bertanggung jawab di dalam g(ereja untuk berjaga-jaga dengan ketat terhadap masalah ini supaya dapat dilihat etertiban dan kerukunan itu berlangsung di dalam gereja. . . . .

Janganlah kamu saling merobohkan satu dengan yang lain, karena dengan demikian kamu melakukan pekerjaan setan. Dari hari ke hari kamu harus saling menolong supaya bertumbuh sampai kepada bentuk pria dan wanita di dalam Kristus. Di dalam pekerjaan ini engkau menutup pintu kepada musuh. Kuasa berbicara merupakan talenta yang besar untuk memberkati orang Iain atau suatu kutuk besar yang menyebabkan perselisihan dan perbantahan.

Orang yang membiarkan dirinya mencari-cari kesalahan orang lain berarti orang tersebut sedang melalaikan keselamatan jiwanya sendiri yang indah. Mereka yang membiarkan orang yang demikian menjalankan pekerjaannya yang bukan serupa dengan Kristus tanpa ditegur mereka sendiri harus bertanggung jawab di hadapan Allah sebab melukai saudara-saudara mereka. . . .

Dapatkah kita mengharapkan berkat Allah ke atas gereja bilamana anggota-anggotanya sedang menaruh kebencian terhadap satu dengan yang lain?. . . . Mereka yang hatinya didiami Kristus akan menunjukkan di dalam kehidupan mereka buah-buah R0h—kasih, kesukaan, damai, panjang sabar, lemah-lembut, kebaikan. Mereka yang dikendalikan musuh akan dipenuhi dengan perseteruan, perselisihan, iri hati, dan sangka-sangka jahat. . . .

Jikalau salah seorang dari mereka yang diucapkan kata-kata kejam ini pada malam ini tergeletak mati, maka betapa lainnya nanti kata-kata yang diucapkan tentang dia. Betapa sering beginilah masalahnyac Sementara seseorang masih hidup dan dapat diberkati dengan kata-kata yang ramah, maka kata-kata yang kasar dan pahit diucapkan untuknya, tetapi ketika pekerjaannya telah tamat, tangannya sudah terlipat karena sudah mati, kata-kata kasih dan penghargaan diucapkan. Tetapi kata-kata cinta itu jatuh ke telinga yang tidak lagi mendengar. Kata-kata tersebut diucapkan ke hati yang tidak dapat dihibur lagi. Sudah terlambat! Aduh, sekiranya beberapa dari kata-kata cinta ini diucapkan ketika masih hidup, betapa lebih baiknya keadaan itu seharusnya. . . .

Allah menginginkan umatNya membawa ke rumah mereka damai dan kesukaan serta cinta yang tidak mustahil bagi mereka untuk dimiliki. Cinta yang mereka bawa ke rumah akan mereka bawa ke gereja. Saudara dan saudariku, engkau dapat membawa damai sorga ke rumah dan ke gereja, jikalau engkau menyucikan talenta berbicara bagi Allah.—Manuscript 26, 15 Juli 1886, “Bicara jahat,” khotbah yang disampaikan di Oslo, Norwegia.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *