Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Titus 2:11
[AkhirZaman.org] Saya berjaga dan menantikan kadatangan Tuhan. Bukan saja hanya menunggu, berjaga dan berdoa; tetapi harus bekerja dengan serajin-rajinnya.
Setiap tindakan dalam kehidupan kita, dalam urusan dagang kita dengan teman lainnya, harus diatur oleh hukum Allah, dan kita tidak dapat menyelewang dari yang benar dan adil terhadab sasama manusia kita dalam keadaan bagaimanapun; sebab Tuhan tidak akan melayani dosa manusiayang akan menyakiti sahabatnya. Dengan wajah yang menengadah ka sorga, sambil mengucapkan permohonan kita kepada Allah, mengembangkan sifat tidak mementingkan diri kepada sesama manusia, sebab kita memillki kasih yang agung kepada Yesus Kristus yang menebus mereka dengan darahNya sendiri, kita membangkitkan rasa bangga bagi orang yang ditimpa pancobaan yang sangat tajam dan memalukan. Bergantung dengan rendah hati pada Allah adalah jaminan dan kakuatan kita. “Hai jiwaku, nantikanlah Allah yang jadi terang wajahku dan AllahKu” (bandingkan dengan Mzm 62:5: 43:5). . . .
Dalam setiap hal orang-orang dengan siapa kita bergaul harus diperlakukan dengan hormat dan penghargaan besar, jika dalam kaadaan yang menyedihkan, oleh sebab mereka sangat kekurangan untuk menjadikan hidup itu bahagia, dan oleh sebab mereka membutuhkan pertolongan. Jiwa-jiwa adalah begitu mahal untuk disia-siakan. Mereka adalah hak milik yang dibeli Allah. Mereka yang dipandang hina, akan ditaruh Tuhan di tempat-tempat yang tinggi, asal mereka percaya padaNya. Kasih karunia Allah menerima manusia sebagaimana adanya, dan bekerja sebagai pendidik, sambil menggunakan setiap prinsip di atas mana segala segi pendidikan bergantung. Pengaruh tetap dari kasih karunia Allah melatih jiwa mengikuti metode Kristus, dan setiap nafsu yan berkobar-kobar, setiap cacat tabiat lenyap oleh pengaruh yang membentuk sari roh Kristus, hingga kuasa angan-angan hati yang baru dipenuhi dengan Roh Kudus Allah, sesuai dengan teladan ilahi. Jangan sekali-kali melupakan bahwa pikiran menghasilkan tindakan.
Tindakan yang diulang-ulangi menjadi kebiasaan, dan kebiasaan membentuk tabiat. Lalu dalam menunjukkan perhatian kepada hal-hal yang kecil, tidak syak lagi bahwa hal-hal yang lebih besar akan dinodai dan dicemari. Alkitab harus menjadi aturan hidup. Adalah mengherankan dalam pandangan mata sagenap sorga bahwa orang-orang yang mengajarkan-Firman itu tidak selalu menghidupkan kebenaran itu. Hanya sedikit yang menyadari apa artinya menjadi sempurna dalam Yesus Kristus, penyataan kehendak Allah. FirmanNya tidak terhina dengan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari umuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang akan mengembangkan tabiat.—Surat 85, 16 Maret 1896, kepada 0.A. Olsen, ketua General Conference.