[RH] Biarkahlah Allah Yang Menyatakannya

ducks at serpentrivers Copy

“Dengan jalan itu la telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” ( 2 Petrus 1:4).

[AkhirZaman.org] Saya mau berkata kepada siapa pun tentang kemuliaan Allah yang sudah dinyatakan, “Engkau tidak akan pernah mendapatkan sedikit kesukaan untuk berkata, “Saya kudus, saya sudah disucikan.”

Setelah penglihatan pertama saya tentang kemuliaan, saya tidak bisa melihat terang yang paling terang. Mungkin bahwa penglihatan mata saya telah hilang, tetapi ketika saya kembali terbiasa dengan perkara-perkara di dunia ini saya bisa melihatnya kembali. Mengapa saya memberitahu ini kepada kamu adalah agar jangan pernah meniggikan diri, dengan berkata,“Saya kudus, saya sudah disucikan” karena itulah yang paling nyata bahwa kamu tidak tahu Kitab Suci atau kuasa Allah. Biarlah Allah menuliskannya dalam kitab-Nya jika Ia berkehendak, tetapi jangan pernah kamu mengucapkannya.

Saya belum pernah berani untuk berkata, “Saya kudus, saya tidak memiliki dosa,” Tetapi apapun yang saya pikirkan itu merupakan kehendak Allah, yang sudah saya coba lakukan dengan segenap hati, dan saya memiliki kedamaian Allah dalam jiwa saya. Saya bisa tetap memelihara jiwa saya bagi Allah yang adalah Pencipta yang setia, dan mengetahui bahwa Allah akan memelihara apa yang dijanjikan pada kebenaran-Nya. Sebab makanan dan minuman bagiku adalah menuruti kehendak Tuhan. -Manuscript 6a, 1886

Kita harus menetapkan suatu pemisahan antara jiwa kita dengan musuh kita; tetapi kita harus membuka hati kita terhadap kuasa dan pengaruh Roh Kudus…. Kita mau begitu peka terhadap pengaruh-pengaruh kudus, bahwa bisikan yang paling merdu dari Yesus akan menggerakkan jiwa-jiwa kita, sampai Ia ada di dalam kita, dan kita ada di dalam Dia, dengan hidup oleh iman terhadap Anak Allah.

Kita perlu dimurnikan, dibersihkan dari keduniawian, sampai kita memantulkan citra Juruselamat, dan “supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” Kemudian kita akan bersuka untuk melakukan kehendak Allah, dan Kristus bisa memiliki kita di hadapan Bapa dan di hadapan para malaikat yang suci sebagaimana mereka yang tinggal di dalam Dia, dan Ia tidak akan malu untuk menyebut kita saudara-saudara.

Tetapi kita tidak akan membanggakan kesucian kita. Selagi kita memiliki pandangan-pandangan yang lebih jelas akan keadaan Kristus yang tidak bercacat dan murni tiada batasnya itu, kita akan merasakan sebagaimana yang Daniel rasakan, ketika ia memandang kemuliaan Tuhan, dan berkata, “Aku menjadi pucat sama sekali.”

(3 SM 354, 355)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *