[RH] Allah dapat Bekerja di Atas Hukum-hukum-Nya

866917 42235587 Copy

 “Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?” (Yesaya 40:18).

[AkhirZaman.org] Manusia berpengetahuan merasa bahwa dengan wawasan mereka yang luas mereka dapat mengerti akan hikmat Allah, apa yang la telah lakukan dan dapat lakukan. Pendapat yang kebanyakan diterima ialah bahwa ia terikat dan terbatas oleh hukum-hukum-Nya sendiri. Orang-orang yang menyangkal dan meremehkan keberadaannya, atau merasa untuk menerangkan segala sesuatu, bahkan sampai kepada pekerjaan Roh-Nya di hati manusia, adalah oleh hukum-hukum alam; dan mereka tidak lagi menghormati nama-Nya atau takut akan kuasa-Nya. Sementara mereka mengira bahwa mereka memperoleh segala sesuatu, mereka sedang mengejar gelembung-gelembung sabun, dan kehilangan kesempatan yang indah untuk mengenal Allah. Mereka tidak percaya akan supra-alami, tidak menyadari bahwa Pencipta hukum-hukum alam dapat bekerja di atas hukum-hukum tersebut. Mereka menyangkal pernyataan-pernyataan Allah, dan melalaikan kepentingan jiwa mereka sendiri; tetapi keberadaan-Nya, tabiat-Nya, hukum-hukum-Nya, merupakan buktli bahwa pertimbangan tertinggi yang dapat diraih manusia sekalipun tidak dapat merubuhkannya.

Pena inspirasi melukiskan sedemikian rupa tentang kuasa dan kebesaran Allah: “Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya, dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca? . . . Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya. Libanon tidak mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran. Segala bangsa seperti tidak ada di hadapan-Nya mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia saja. . . . Dia yang berlakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman” (Yesaya 40:12- 22).

Alam adalah suatu kuasa, tetapi Allah alam itu tidak terbatas kuasa-Nya. Karya-Nya menafsirkan tabiat-Nya. Mereka yang menghakimi-Nya dari pekerjaan tangan-Nya, dan bukan dari dugaan orang-orang besar, akan melihat hadirat-Nya dalam segala sesuatu. Mereka memandang senyuman-Nya di dalam sinar matahari yang cerah, dan kasih serta kepedulian-Nya bagi manusia di ladang-ladang musim gugur yang berkelimpahan. Bahkan hiasan bumi, sebagaimana yang kelihatan pada rumput yang hijau, bunga-bunga indah dari setiap warna, dan pohon-pohon yang tinggi dan beraneka ragam di hutan, menyaksikan kepedulian Allah kita yang lembut dan bersifat kebapaan, dan kerinduan-Nya untuk menjadikan anak-anak-Nya berbahagia.

(3SM 308-310)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *