[RH] Makanan dan Selera yang Pantas

700266 78027986 Copy

“Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepada-Ku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku” (Amsal 30:8).

[AkhirZaman.org] Kemudian saya melihat bahwa selera harus disangkal, bahwa makanan yang mewah janganlah dipersiapkan, dan bahwa apa yang dibelanjakan untuk selera seharusnya ditaruh ke dalam perbendaharaan Allah. Dengan demikian hal itu akan menyatakan kepada mereka yang menyangkal diri mereka agar menaruh upah mereka di surga. Saya melihat bahwa Allah sementara memurnikan umat-Nya.

Kesombongan dan berhala harus disingkirkan. Saya melihat bahwa makanan yang mewah sementara membinasakan kesehatan tubuh, dan sedang meruntuhkan sistem tubuh, yang membinasakan pikiran, dan merupakan suatu pemborosan harta kekayaan.

Saya menyaksikan ada banyak yang rindu di kalangan umat yang sisa, sudah memanjakan selera mereka dalam hidup mereka sendiri. Jika klta mengharapkan kesehatan yang baik, kita harus menerapkan penjagaan khusus terhadap kesehatan yang sudah diberikan Allah kepada kita, menyangkal selera yang tidak menyehatkan, memakan secukupnya makanan yang baik, memakan makanan alami yang bebas dari lemak. Kemudian ketika engkau duduk di depan meja untuk menikmati makananmu, dengan penuh hati mintalah kepada Allah untuk memberkati makananmu yang sederhana itu agar bisa menghasilkan kekuatan dan menyehatkan. Allah senang untuk memberkati makanan itu dengan kemurahan dan makanan itu akan menjadi suatu keuntungan bagi yang memakannya.

Saya melihat bahwa kita harus berdoa sebagaimana Salomo berdoa—“Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku” (Amsal 30:8)——dan sementara kita melayangkan doa itu, hidupkanlah. Dapatkan makanan yang sederhana dan yang penting bagi kesehatan, lepaskanlah diri dari lemak hewan. Makanan yang seperti itu mudah kita dapatkan.

Ada beberapa pemelihara Sabat yang membuat perut mereka menjadi ilah. Mereka menyia-nyiakan kekayaan mereka dalam mendapatkan makanan yang mewah. Saya menyaksikan bahwa hal itu, tidak akan meyelamatkan sekalipun memenuhi kemauan, kecuali mereka menyangkal selera mereka dan makan demi kemuliaan Allah. Tetapi hanya sedikit yang makan untuk kemuliaan Allah.

Bagaimana bisa mereka yang memakan kue dan pastel yang diisi dengan lemak memohon berkat Allah atas kue itu dan kemudian memakannya dengan mata yang tertuju kepada kemuliaan Allah? Kita diperintahkan untuk melakukan semuanya bagi kemuliaan Allah. Klta harus makan dan minum untuk kemuliaan-Nya.—Manuscript 3, 1854.

* Pengujian dan perbandingan yang teliti terhadap tulisan-tulisan Nyonya White, tampaknya mengindikasikan bahwa “lemak” yang ia maksudkan adalah lemak hewan seperti lemak babi dan lemak sapi atau domba. Lihat Counsel on Diet and Foods, hlm. 353-355.

(3SM 274, 275)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *