[RH] Teladan Orang-orang Waldensis

wldnsis Copy

 “Dan la berkata lagi: Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya (Lukas 13:20, 21).

[AkhirZaman.org] Orang-orang Waldensis memasuki sekolah-sekolah dunia sebagai para pelajar. Mereka tidak membuat penonjolan diri sendiri; secara nyata mereka tidak mau dipengaruhi setiap orang; tetapi mereka hidup menurut apa yang mereka yakini. Mereka tidak pernah mengorbankan prinsip, dan prinsip-prinsip mereka selalu jelas. Mereka tampak berbeda daripada para pelajar lainnya, dan mereka mulai bertanya pada diri mereka sendiri, Apakah arti semua ini? Mengapa orang-orang ini tidak bisa dipaksa untuk meninggalkan prinsip-prinsip mereka? Selagi mereka mempertimbangkan hal ini, mereka mendengar orang-orang Waldensis itu berdoa di ruangan mereka, bukan kepada perawan Maria, tetapi kepada Juruselamat, yang mereka nyatakan sebagai satu-satunya perantara antara Allah dan manusia. Para pelajar duniawi ini terdorong menjadi penasaran, dan selagi kisah sederhana tentang kebenaran itu yang sama seperti di dalam Yesus diceritakan, pikiran-pikiran mereka pun menerimanya. Perkara-perkara ini telah saya upayakan untuk sampaikan di Harbor Heights [pada suatu konvensi pendidikan di tahun 1891].

Mereka yang memiliki roh Allah, yang memiliki kebenaran di dalam hidup mereka, akan terdorong untuk masuk ke perguruan-perguruan tinggi, dan menghidupkan kebenaran, sebagaimana Daniel dan Paulus lakukan. Masing-masing mereka akan belajar untuk melihat apa yang merupakan jalan terbaik untuk mendapatkan kebenaran masuk ke dalam sekolah, sehingga terang boleh bersinar. Biarlah mereka menunjukkan bahwa mereka menghormati semua aturan dan peraturan sekolah. Ragi itu akan bekerja; karena kita bisa bergantung lebih banyak pada kuasa Allah yang dimanifestasikan di dalam kehidupan anak-anak-Nya daripada tiap perkataan yang bisa dibicarakan. Tetapi mereka akan memberitahu kepada yang bertanya, dalam suatu bahasa yang sederhana, sebagaimana yang mereka bisa, perihal doktrin-doktrin Kitab Suci.

(3SM 233, 234)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *