[RH] Bagaimana Jika Kita Berdosa Setelah Kita Diampuni?

276113 5080 iPhone

“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan la adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:1, 2).

[AkhirZaman.org] Roh Kuduslah yang menanamkan pertobatan kepada kita. Yesus menarik kita kepada diri-Nya melalui perantaraan Roh Ilahi-Nya; dan melalui iman pada darah-Nya kita dibersihkan dari dosa, “Dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan klta dari pada segala dosa” (1 Yohanes 1:7). “Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (ayat 9).

Tetapi bagaimana jika kita berdosa setelah kita diampuni dari dosa, setelah kita telah menjadi anak-anak Allah, maka perlukah kita menjadi putus asa? Tidak. Yohanes menulis, “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil” (pasal 2:1). Yesus berada di pengadilan surga, membela kita di hadapan Bapa. la menyampaikan doa-doa kita, mencampurnya dengan dupa jasa kebaikan-Nya, supaya doa-doa kita boleh diterima di hadapan Bapa. la menaruh harum-haruman ke dalam doa-doa kita, dan Bapa mendengarkan kita karena kita meminta hal-hal yang kita perlukan, sehingga kita menjadi harum-haruman yang semerbak bagi orang lain dalam kehldupan kita.

Yesus datang untuk menderila karena kita, sehingga la boleh menghisabkan kepada kita kebenaran-Nya. Hanya ada satu saja jalan keluar bagi kita, dan itu didapat hanya dengan jalan kita ikut serta dalam sifat llahi.

Tetapi banyak yang berkata bahwa Yesus tidak seperti kita, di mana la tidak seperti kita di dunia ini, karena Dia adalah Ilahi, dan lagi kita tidak bisa menang sebagaimana Dia telah menang. Tetapi Paulus menulis, “Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang la kasihani, tetapi keturunan Abraham yang la kasihani. ltulah sebabnya, maka dalam segala hal la harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya la menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab karena la sendiri telah menderila karena pencobaan, maka la dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibrani 2:16-18). “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, la telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya” (pasal 4:15, 16). Yesus berkata, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya” (Wahyu 3:21).

(3SM 196 -198)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *