Panti Rehab di Filipina, dari Siraman Rohani Hingga Peti Mati

napi nrba Copy

[AkhirZaman.org] Di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte, pemerintah Filipina dikenal keras dalam memberantas narkoba. Sejak Duterte dilantik pada akhir Juni lalu, lebih dari 2.288 warga yang diduga pecandu dan pengedar narkoba tewas, baik dalam baku tembak dengan polisi atau pun ditembak secara misterius.

Duterte membolehkan petugas dan warga untuk mengangkat senjata dan menembak mati warga yang diduga terkait dengan perdagangan narkotika. Takut menjadi sasaran main hakim sendiri oleh warga, sebanyak 700 ribu pengedar dan pencandu narkoba memilih untuk menyerahkan diri ke polisi.

Ribuan pecandu dan pengedar narkoba yang menyerahkan diri kemudian ditampung di 44 panti rehabilitasi umum dan swasta. Di sana, mereka menjalani berbagai aktivitas yang dinilai dapat membantu melepaskan ketergantungan mereka terhadap narkotika.

Kepala badan pemberantasan narkoba Filipina, Benjamin Reyes, mengungkapkan puluhan panti rehab saat ini hanya mampu menampung 7.200 pengedar atau pecandu. Jumlah ini sangat jauh dibandingkan dengan jumlah mereka yang menyerahkan diri ke polisi.

Di Olongapo, kota berpenduduk 220 ribu warga dan berjarak tiga jam perjalanan darat dari ibu kota Manila, para pecandu diajarkan keahlian pertukangan. Masing-masing pecandu diberi ubah 5.000 peso, atau sekitar Rp1,3 juta, untuk membuat sebuah peti mati.

Panti rehabilitasi swasta juga memberikan siraman rohani kepada para pengedar dan pecandu narkoba, terutama bimbingan keagamaan Katolik. Panti rehab swasta mematok harga hingga ratusan dolar selama sebulan, membuat panti ini tak terjangkau bagi kalangan kelas bawah Filipina.

Pembuatan peti mati menyimbolkan teguran bagi para pencandu narkoba, bahwa jika mereka tidak berhenti menggunakan narkotika, maka mereka mungkin saja berakhir di dalam peti mati yang mereka rakit sendiri.

Pemerintah tengah mencanangkan program panti rehab publik terbesar di Filipina, didanai oleh pengembang real-estate dari China, Huang Rulun. Progam ini sejalan dengan upaya Duterte merapatkan hubungan ke China dan memutuskan ketergantungannya pada AS.

Panti rehab terbesar itu disebut-sebut akan mampu menampung hingga 10 ribu pecandu dan pengedar narkoba. Jika sesuai rencana, Filipina akan membangun empat panti rehab besar dengan daya tampung yang sama besar.

https://goo.gl/YH1CZH

Sebenarnya inilah yang Yesus inginkan, yaitu menjangkau jiwa-jiwa/saudara-saudara kita yang hilang. Seperti perumpamaan yang Yesus berikan (Lukas 15:11-32), di mana anak yang sangat dikasihi tetapi anak itu bertindak sesuka hatinya. Namun, bapa masih terus menunggu anak tersebut supaya kembali. Bila bapa mengasihi anak yang tidak baik, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama seperti bapa tersebut. Mereka perlu pertolongan kita. Yesus selalu mengajarkan kita bagaimana kita harus merangkul saudara kita yang haus akan Kasih Tuhan. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Yesus banyak melakukan pelayanan penginjilan kepada orang yang membutuhkan pertolongan, membantu orang yang kerasukan, membuat yang buta menjadi melihat, yang lumpuh menjadi berjalan, yang tuli menjadi mendengar dan lain sebagainya.

Orang-orang yang dalam rehabilitasi Narkoba, perlu dorongan dan dukungan rohani untuk meberikan kekuatan kembali kepada mereka bahwa mereka memiliki pengharapan di dalam Yesus Kristus. Bila orang lain bisa melakukannya kenapa kita tidak? Mereka juga membutuhkan Firman Tuhan. “Bagaimana mereka dapat percaya kepada Yesus, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Yesus, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” (Roma 10:14). Inilah tugas kita, tugas yang sudah Kristus berikan kepada kita. Memberitakan injil ke seluruh bangsa (Matius 28:19,20). Termasuk mereka yang di dalam rehabilitasi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *