[RH] Kristus Turun Sampai Tingkat Kemanusiaan yang Telah Jatuh

wtrflsunst Copy

“Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: ‘Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.’ Tetapi Yesus menjawab: ‘Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah’ (Matius 4:3, 4). 

[AkhirZaman.org] Kristus sudah membuat suatu pengorbanan yang tiada batas. la telah memberikan hidup-Nya bagi kita. la mengambil pada jiwa llahi-Nya hasil pelanggaran terhadap hukum Allah, Dengan meninggalkan mahkota kemuliaan-Nya, la turun ke bawah, langkah demi langkah, sampai kepada tingkat kemanusiaan yang telah jatuh. Dari Yordan, Yesus dibawa ke padang belantara untuk dicobai, “Dan ketika la telah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, la pun menjadi lapar. Dan ketika itulah sang penggoda datang kepada-Nya, dan berkata, ‘Jika Engkau adalah Anak Allah, perintahkanlah batu-batu ini menjadi roti’” (Matius 4:2, 3).

Kristus sementara menderita lapar yang sangat, maka cobaan ini sangat berat. Tetapi la harus memulaikan pekerjaan penebusan tepat di mana kejatuhan itu dimulaikan. Adam telah gagal pada masalah selera, dan Kristus harus menang dalam hal ini. Kuasa yang diberikan pada Dia muncul secara langsung dari Bapa, dan la tidak boleh menjalaninya demi kepentingan-Nya sendiri. Dengan puasa yang lama seperti itu terjalinlah ke dalam pengalaman-Nya suatu kekuatan dan kuasa yang hanya Allah sendiri dapat berikan. la menghadapi musuh itu dan bertahan dalam kekuatan “Demikianlah firman Tuhan.” “Manusia tidak hidup dari roti saja,” la berkata, tetapi oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (ayat 4). 

Kekuatan ini adalah hak istimewa untuk didapatkan bagi semua yang dicobai di atas bumi ini. Pengalaman Kristus menjadi keuntungan bagi kita. Teladan-Nya dalam mengalahkan selera menunjukkan jalan untuk menang bagi mereka-mereka yang akan menjadi para pengikut-Nya.

Kristus telah menderita sebagaimana anggota-anggota keluarga manusia menderita akibat cobaan; tetapi bukanlah kehendak Allah agar la boleh mempraktikkan kuasa llahi-Nya demi diri-Nya sendiri. Kalau saja la tidak berdiri sebagai wakil kita, kondisi Kristus yang tidak bersalah itu sudah mengecualikan Dia dari semua penderitaan ini, tetapi justru karena keadaan tidak bersalah-Nya sehingga la merasakan serangan-serangan Setan yang sedemikian hebat itu. Semua penderitaan akibat dari dosa dituangkan kepada Anak Allah yang tak bedosa itu. Setan telah meremukkan tumit Kristus, tetapi setiap kepedihan yang ditanggung Kristus itu, setiap susah, adalah sementara menggenapi rencana penebusan manusia. Setiap serangan yang ditimbulkan oleh musuh itu kembali kepada dirinya sendiri maka Kristus pun menghancurkan kepala sang ular.—The Youth’s Instructor, 21 Desember 1899.

(3 SM 128, 129)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *