[RH] PAKAIAN DAN PERBAKTIAN KEPADA ALLAH

pink-flower-in-autumn Copy

“Kalau para imam masuk ke tempat kudus, mereka tidak akan keluar ke pelataran luar, sebelum mereka menanggalkan pakaian mereka di sana, yang dipakainya waktu menyelenggarakan kebaktian, sebab pakaian-pakaian itu adalah kudus. Mereka harus memakai pakaian yang lain, barulah mereka boleh datang ke tempat umat TUHAN”
(Yehezkiel 42:14).

[AkhirZaman.org] Ada yang menerima gagasan bahwa supaya dapat melaksanakan pemisahan dari dunia sebagaimana diwajibkan firman Allah, mereka harus melalaikan pakaian mereka. Ada segolongan saudari yang merasa bahwa mereka sedang melaksanakan prinsip tidak menyesuaikan diri dengan dunia dengan memakai topi pelindung sinar matahari biasa, dan pakaian sama yang mereka pakai sepanjang minggu, pada hari Sabat, muncul dalam perhimpunan orang-orang kudus untuk terlibat dalam kebaktian pada Allah. Dan beberapa pria yang mengaku orang Kristen memandang soal berpakaian dalam terang yang sama. Mereka berhimpun dengan umat Allah pada hari Sabat, dengan pakaian mereka yang berdebu, dan kotor, bahkan dengan sobekan yang menganga di dalamnya, dan dikenakan dengan suatu cara yang ceroboh.

Golongan ini, jika mereka ada keterlibatan untuk bertemu seorang sahabat yang dihormati dunia, dan mereka ingin supaya mendapat perhatian khusus olehnya, akan tampil dengan pakaian terbaik yang dapat diperoleh; karena sahabat ini akan merasa dihina sekiranya mereka datang dengan rambut yang tidak disisir, dan pakaian yang tidak bersih, dan acak-acakan. Namun orang-orang ini merasa bahwa tidak peduli dalam pakaian apa mereka muncul, atau bagaimana kondisi mereka, bilamana mereka bertemu pada hari Sabat untuk berbakti kepada Allah yang besar. Mereka berhimpun di rumah-Nya, yang merupakan ruang kehadiran Yang Mahatinggi, dimana malaikat-malaikat surga hadir, dengan hanya sedikit penghormatan, atau penghargaan, sebagaimana ditunjukkan oleh pribadi dan pakaian mereka. Segenap penampilan mereka menunjukkan tabiat para pria dan wanita seperti itu.

Tema kegemaran golongan ini ialah kesombongan pakaian . . . . Dan pakaian jiwa-jiwa yang keliru ini akan sesuai dengan percakapan mereka, tindakan mereka, dan urusan mereka. Mereka lalai, dan sering rendah dalam percakapan mereka di rumah mereka, di antara saudara-saudara mereka, dan di hadapan dunia. Mereka yang sembrono dan tidak rapi dalam berpakaian jarang terangkat dalam percakapan mereka, dan hanya memiliki sedikit perasaan halus. Mereka kadang-kadang menganggap kerendahan hati itu keganjilan dan kekasaran.

( 2 SM 475, 476 )

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *