Pria Nepal Menangkan Maraton Tertinggi di Dunia

larimrtn Copy

[AkhirZaman.org] Seorang pria yang berprofesi sebagai tentara berhasil memenangkan perlombaan maraton tertinggi di dunia. Lomba maraton ini sendiri berlangsung di Gunung Everest.

Dilaporkan, pria tentara bernama Bed Bahadur Sumuwar (29) itu adalah satu dari 150 peserta lomba lari marathon tertinggi di dunia tersebut. Lomba tersebut bukan hanya diikuti para warga Nepal, namun juga pelari dari negara lain.

Lomba lari maraton tahunan yang diadakan pada Minggu 29 Mei 2016 itu sebenarnya diadakan untuk merayakan pertama kalinya puncak Gunung Everest ditaklukkan.

Tenzing Norgay dan Edmun Hillary adalah dua pendaki yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest pada 1953.

Garis finis lomba lari tertinggi di dunia ini sendiri berada di lokasi yang berjarak 2.000 meter di bawah lereng Gunung Everest. Sumuwar dilaporkan menyelesaikan lomba lari tersebut dalam waktu 6 jam 10 detik.

Ia menyatakan bangga bisa memenangkan lomba lari maraton tertinggi di dunia tersebut. “Rutenya sangat menantang tapi menakjubkan juga. Saya bangga menjadi pemenang,” ujar Sumuwar, sebagaimana dimuat BBC, Senin (30/5/2016).

http://goo.gl/KIVk19

Kita sedang berada di pertandingan iman. Sebagaimana pria tadi boleh mencapai kemenangan, apakah kita juga rindu untuk mencapai kemenangan dalam pertandingan iman kita. Rasul Paulus menuliskan : “ Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. “ ( 1 Timotius 6:12 ). “

Dan di ayat lainnya Paulus juga menuliskan “ Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” ( 2 Timotius 4:7 ). Apakah kita rindu berkata seperti Paulus, bahwa kita telah mengakhiri pertandingan kita dengan baik, mencapai garis akhir dan memelihara iman kita? Satu ayat terakhir, di dalam Ibrani 12:2 : “ Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *